Perlawanan nyata ditunjukkan oleh tim-tim papan bawah klasemen. Mereka menegaskan semua hal mungkin terjadi di lapangan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Penampilan spartan nan gagah berani dari tim-tim papan bawah menjadi tajuk dalam pekan ke-8 Liga Kompas Kacang Garuda U-14. Dengan motivasi berlipat memperbaiki peringkat, mereka tampil habis-habisan di tengah cuaca panas terik dan kaki yang ”terbakar” panas dari rumput sintetis.
Kisah ”David-Goliath” disajikan oleh tim peringkat ke-14, Akademi Persib Bogor, di Lapangan Dewantara Sport Center, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (14/1/2024). Setelah tidak menang dalam enam laga beruntun, mereka membuat kejutan dengan menaklukkan tim peringkat keempat, Bina Taruna, 2-0.
Tidak hanya menang, Akademi Persib juga membuat tim lawan kewalahan sepanjang laga yang dimulai ”siang bolong” pukul 11.40 WIB itu. Persib, yang mengandalkan transisi serangan balik dengan umpan panjang ke sisi sayap, sudah unggul dua gol di paruh pertama lewat penyerang Fariz Ramadan dan gelandang Ramadhani Al Bisri.
Akademi Persib bisa saja menambah dua hingga tiga gol setelah turun minum, tetapi terkendala penyelesaian akhir. ”Pelatih minta kami tampil maksimal dan bertarung habis-habisan sejak peluit awal. Kami semangat karena lawan di atas. Apalagi, kami baru menang sekali di pekan pertama,” kata Fariz, kapten tim, yang menyumbang 1 gol dan 1 asis.
Menurut Fariz, berlaga siang hari selalu sulit, termasuk laga tadi yang dilangsungkan di tengah suhu 32 derajat celsius. Selain terik sinar matahari, mereka juga harus menahan pantulan panas dari rumput sintetis. Panas itu terasa hingga ke dalam sepatu para pemain. Tidak pelak, beberapa pemain mengalami keram di pengujung laga.
”Kalau lagi panas banget, kaki bisa sampai melepuh, lepas kulitnya. Itu tantangannya main di rumput sintetis. Kalau kami kan biasa latihan di rumput biasa, sore hari. Tidak sepanas ini. Namun, kami sudah sepakat harus bisa mengatasi kesulitan itu biar dapat hasil lebih baik. Makanya, tadi teman-teman tampil maksimal,” tutur Fariz.
Akademi Persib sudah kemasukan 20 gol musim ini, tetapi pertahanan mereka tidak terlihat rapuh siang itu. Koordinasi antarpemain sangat baik. Mereka saling membantu rekannya yang sedang dalam posisi kurang baik. Mereka juga mampu memenangi duel perebutan bola di lini tengah. Bola liar hampir pasti direbut oleh Fariz dan rekan-rekan.
Inilah problem para pemain remaja. Mereka ingin cepat-cepat cetak gol lalu selebrasi. Skema yang sudah dilatih jadi tidak berjalan.
Pelatih Akademi Persib Ajat Sudrajat berkata, hasil baik itu tercapai berkat latihan. ”Kami mengevaluasi kesalahan di pekan-pekan sebelumnya. Ada masalah di pertahanan, terutama koordinasi dan komunikasi para pemain. Itu jadi fokus di latihan. Buat saya, hasil di pertandingan itu ya berasal dari latihan. Tidak muncul tiba-tiba,” ujarnya.
Intan Soccer Cipta Cendikia, tim peringkat kedua yang belum terkalahkan dan kemasukan gol, nyaris saja terpeleset. Mereka dipersulit dengan penampilan disiplin dan gigih tim papan bawah Putra Agung (12) yang turun dengan formasi lima bek. Intan Soccer hanya mampu menang 1-0 setelah paceklik gol selama 40 menit.
Intan Soccer memiliki dua penyerang yang berada dalam urutan tiga besar pencetak gol terbanyak liga, M Habil Maulidyan dan Athaillah Elyo. Namun, kedua pemain yang sudah mengombinasikan 16 gol itu tidak bisa berbuat banyak. Pertahanan blok rendah Putra Agung sangat efektif dan membuat lawan frustrasi di sepanjang paruh pertama.
Menurut Pelatih Intan Soccer Yani Muhammad Yamin, para pemain terburu-buru ingin mencetak gol. ”Inilah problem para pemain remaja. Mereka ingin cepat-cepat cetak gol, lalu selebrasi. Skema yang sudah dilatih jadi tidak berjalan. Mereka lebih banyak umpan-umpan panjang. Anak-anak bisa belajar, tidak ada lawan yang mudah,” ujarnya.
Intan Soccer menang berkat gol dari Greyfaldi Abdul Manan di menit ke-40. Mereka tidak banyak menghasilkan peluang lagi setelah unggul. ”Lawan tim-tim papan bawah selalu menyulitkan. Mungkin mereka lebih termotivasi untuk mengalahkan tim seperti kami. Kami harus selalu waspada ke depannya,” kata gelandang Intan Soccer, Tegar Juliana.
Penampilan spartan juga tampak dalam duel sebelumnya di antara tim papan bawah, M-Private (15) versus Bintang Ragunan (13). Saking semangat berburu poin, pelatih kedua tim sampai berdiri dan berteriak untuk memberikan instruksi kepada para pemain di pengujung laga. Laga ini berakhir imbang tanpa gol.
Jelang peluit panjang, permainan semakin intens. M-Private dan Bintang Ragunan tidak menyerah berburu gol di tengah sengatan sinar matahari. Kedua tim saling menyerang dan bermain lebih spekulatif dengan umpan-umpan panjang. Mereka bergantian mendapatkan peluang, tetapi tidak ada yang mampu mengeksekusinya dengan sempurna.
Pelatih M-Private Rayandi Zulfikar mengatakan cukup kecewa dengan penampilan anak asuhnya di paruh pertama karena ”dikalahkan” cuaca. ”Namun, kami jauh lebih baik di babak kedua. Permainan yang dilatih mulai terlihat, mengandalkan transisi. Hasil ini menjadi dorongan untuk lebih baik lagi pekan depan,” katanya.