Masa depan Shin Tae-yong di timnas Indonesia amat tergantung dari performa di Piala Asia 2023.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Piala Asia 2023 adalah panggung yang paling layak untuk mengukur perkembangan tim nasional Indonesia di bawah asuhan Shin Tae-yong, pelatih asal Korea Selatan. Skuad ”Garuda” memiliki waktu latihan selama sepekan di Doha, Qatar, untuk menutup kelemahan dan mengurangi gap kualitas dengan tiga pesaing di Grup D, yakni Jepang, Irak, dan Vietnam.
Setelah absen di tiga edisi Piala Asia kurun waktu 2011 hingga 2019, Indonesia akan kembali bersaing di pentas sepak bola terakbar level kontinental. Pengaruh tangan dingin Shin tidak bisa dilepaskan untuk meloloskan Indonesia ke putaran final Piala Asia 2023 seusai melaju dari babak kualifikasi yang bersaing dengan Jordania, Kuwait, dan Nepal, Juni 2022.
Ketika sudah mampu mengakhiri penantian panjang tampil di panggung Asia, Garuda akan mendapat ujian berharga di Qatar 2023. Dua tim yang sudah memiliki level di atas Indonesia, yakni Jepang dan Irak, serta kekuatan baru di Asia Tenggara, Vietnam, menjadi tantangan Indonesia untuk memenuhi target mencetak sejarah untuk pertama kali lolos ke fase gugur.
Selama empat kali keikutsertaan sebelumnya, capaian terbaik Indonesia hanya mengemas tiga poin di babak penyisihan. Capaian itu tercipta pada China 2004 dan ketika menjadi tuan rumah edisi 2007.
Sadar dengan kekuatan tiga lawan fase grup yang berat, Shin pun diberi kesempatan oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk menjalani pemusatan latihan di Antalya, Turki, selama tiga pekan. Latihan itu diperkaya dengan dua kali uji tanding melawan tim asal Afrika Utara, Libya, yang berakhir dengan kekalahan, 0-4 dan 1-2.
Dari dua pertandingan itu, Marselino Ferdinan dan kawan-kawan sudah memperlihatkan performa yang membaik. Meski begitu, masih banyak hal yang perlu dibenahi meliputi koordinasi antarpemain, kecepatan proses transisi serangan balik, hingga penyelesaian akhir.
Kami masih dalam tahap proses perkembangan tim ini untuk bersaing di Piala Asia. Setelah fokus berlatih fisik selama di Turki, tim akan lebih fokus latihan taktikal untuk persiapan akhir.
”Kami masih dalam tahap proses perkembangan tim ini untuk bersaing di Piala Asia. Setelah fokus berlatih fisik selama di Turki, tim akan lebih fokus latihan taktikal untuk persiapan akhir,” ucap Shin, Sabtu (6/1/2024).
Selama satu pekan jelang laga pembuka Grup D kontra Irak, Senin (15/1/2024), di Stadion Ahmed bin Ali, Doha, Qatar, Shin akan menitikberatkan latihan taktik untuk anak asuhannya. Shin mengungkapkan, skuad Indonesia akan memakai formasi baku 3-4-3 yang bisa bertransformasi menjadi 5-4-1 pada skema bertahan. Taktik serupa akan disimulasikan untuk terakhir kalinya pada duel ekshibisi menghadapi Iran, Selasa (9/1/2024).
Yakob Sayuri, bek sayap kanan Indonesia, mengakui, latihan fisik yang digembleng selama di Turki memberikan efek positif bagi dirinya dan rekan setim. Pemain asal PSM Makassar itu sepakat bahwa masih banyak hal yang perlu ditingkatkan skuad Garuda, baik secara individu maupun kekompakan tim.
”Kami memetik pelajaran dari pertandingan uji coba, terutama untuk membenahi kekurangan dan mengeliminasi kesalahan. Saya yakin, kemampuan tim akan semakin bertambah jelang pertandingan pertama di Piala Asia,” kata Yakob.
Dede Sulaeman, legenda timnas Indonesia, menuturkan, merujuk dari dua laga menghadapi Libya, maka pemain Indonesia harus berjuang lebih keras untuk mengatasi ketertinggalan kualitas dari tiga lawan sulit di Grup D.
”Hasil di Piala Asia sangat layak untuk menilai perkembangan timnas di era Shin. Jika tidak berhasil memenuhi target, PSSI harus melakukan evaluasi,” kata Dede yang membela Indonesia pada dekade 1980-an.
Terdapat dua evaluasi yang menurut Dede perlu dilakukan PSSI. “Pertama, evaluasi terhadap posisi Shin sebagai pelatih karena gagal memenuhi target yang sebelumnya juga terjadi di Piala AFF. Kedua, PSSI juga perlu meramu ulang cara ’memasak’ pemain untuk menyediakan pasokan pemain untuk timnas.”
Evaluasi kedua itu, kata Dede, mencakup program pembinaan usia dini serta pembenahan sistem kompetisi yunior hingga profesional.
Menurut Fajar Junaedi, peneliti budaya dan sepak bola Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, sulit untuk berharap timnas bisa langsung tampil dengan performa terbaik di Piala Asia seiring piramida pembinaan sepak bola belum berjalan ideal di Tanah Air. Kompetisi kelompok umur yang belum maksimal dan kompetisi profesional yang masih penuh masalah, ucap Fajar, itu bermakna timnas tidak berasal dari sistem kompetisi yang berjalan dengan baik.
”Jadi, apabila timnas mampu lolos ke 16 besar, tentu apresiasi yang pertama patut diberikan kepada Shin dan para pemain beserta staf (pelatih). Mereka mampu bersaing di level internasional di tengah kondisi tata kelola sepak bola yang belum tertata secara profesional,” ujar Fajar.
Sambutan meriah
Sementara itu, skuad Garuda telah tiba di Qatar, Minggu (7/1/2024) pagi waktu setempat. Duta Besar Indonesia untuk Qatar Ridwan Hassan dan puluhan diaspora Indonesia yang menetap di Qatar menyambut Shin dan pemain Indonesia di Bandara Internasional Hamad setelah menempuh penerbangan dari Istanbul, Turki.
Sambutan lebih meriah tersaji di Hotel W Doha yang menjadi lokasi tim Indonesia bermukim selama berpartisipasi di Piala Asia 2023. Sekitar 200 warga dan diaspora Indonesia di Qatar yang tergabung dalam Persatuan Masyarakat Indonesia di Qatar (Permiqa) menyambut skuad Garuda dengan yel-yel dukungan di pintu masuk dan lobi hotel.
”Kami terbagi dua karena hanya 30-an yang bisa masuk ke lobi, sedangkan ratusan orang menyambut pemain ketika turun dari bus. Jumlah itu tidak terlalu banyak karena kedatangan timnas pada pagi hari dan di hari kerja,” kata Ketua Permiqa Alvin Alfiyansyah.
Selain itu, Ridwan memberikan ucapan selamat datang kepada Shin dan anak asuhannya dengan kue yang dihiasi logo Piala Asia 2023 di lobi hotel. Acara sambutan resmi kepada skuad Indonesia akan dilakukan Ridwan pada Rabu (10/1/2024) di Wisma Kedutaan Besar RI di Qatar.
Tim Indonesia melakukan latihan perdana di Qatar pada Minggu sore waktu setempat atau malam WIB. Latihan itu berlangsung di Lapangan Al Egla 2, Doha.