Trofi Piala FA bisa menjadi titik awal dimulainya era terang rezim Pochettino di Chelsea. Namun, Preston yang datang dengan 6.000 pendukung siap menghadang.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, JUMAT — Saat masih menjabat Manajer Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino pernah berkata, Piala FA tidak penting dan bukan prioritas. Trofi dari kompetisi tertua itu hanya sekadar pelipur lara, tidak berkaitan dengan kultur juara. Di Chelsea saat ini, Pochettino harus menarik pernyataan tersebut.
Piala FA adalah trofi paling prestisius yang masih bisa diraih tim asuhan Pochettino pada musim ini. Di atas kertas, mereka hanya realistis untuk menjuarai Piala Liga dan Piala FA. Chelsea tidak lolos ke kompetisi Eropa mana pun. Mereka juga hanya menempati peringkat ke-10 hingga separuh Liga Inggris berlalu, nyaris mustahil untuk juara.
Pochettino sudah menyadari realitas itu. Dia mengatakan, Piala Liga dan Piala FA merupakan prioritas tim untuk musim ini. ”Pastinya. Kami harus melaju jauh di kompetisi itu. Sangat penting karena kami tidak di kompetisi Eropa dan tim ini harus lebih baik lagi di Liga Inggris,” ujarnya.
Prestasi di kompetisi lokal bisa menjadi fondasi awal rezim Pochettino. Dengan performa buruk di liga, dia butuh trofi di musim pertama untuk membuktikan dirinya layak bersama ”Si Biru”. Berkaca dari tim tetangga, Arsenal, Manajer Mikel Arteta juga bisa bertahan lama di klub berkat menjuarai Piala FA di musim debut.
Bagi Pochettino, trofi juga penting untuk mengubah citranya sebagai manajer ”kelas dua”. Dia tidak pernah juara dalam enam tahun melatih di Inggris, bersama Southampton dan Tottenham Hotspur. Tentunya akan menjadi prestasi besar jika ia mampu meraih trofi apa pun dengan skuad Chelsea yang memiliki rerata usia termuda di liga.
Piala FA terkenal dengan magis yang sering memunculkan kejutan tim-tim kecil.
Perjalanan Chelsea akan dimulai dalam babak ketiga Piala FA di Stamford Bridge, Minggu (7/1/2024) dini hari WIB. Mereka akan menjamu tim divisi dua, Preston North End, yang berkunjung kembali setelah terakhir kali pada 2002. Tuan rumah memang unggul di atas kertas, tetapi tidak bisa menganggap remeh lawan.
Piala FA terkenal dengan magis yang sering memunculkan kejutan tim-tim kecil. Tim divisi bawah, seperti Preston, menganggap kunjungan ke kandang tim-tim Liga Inggris sebagai momen spesial yang belum tentu datang setahun sekali. Semua elemen yang terikat dengan klub siap memberikan segalanya di Stamford Bridge.
Terbukti, sebanyak 6.000 tiket yang dialokasikan untuk pendukung klub tandang telah terjual habis. Para pendukung Preston tidak ragu melewati perjalanan sejauh 371 kilometer, setara Jakarta-Purwokerto, untuk mendampingi tim kesayangannya. Adapun Manajer Ryan Lowe sudah mengamati Chelsea dalam dua pekan terakhir.
”Kami ingin memberikan kebahagiaan untuk para pendukung. Tidak setiap pekan Anda bisa pergi dan bermain di markas klub besar seperti Chelsea. Saya hanya berpesan agar mereka menikmati laga lawan pesepak bola kelas dunia. Anda hanya perlu percaya. Bisa dilihat berapa banyak kekecewaan (tim besar) yang terjadi di Piala FA,” kata Lowe.
Sama seperti Chelsea, performa Preston di Divisi Championship juga terbilang inkonsisten. Mereka menempati peringkat ke-14 dengan tren empat kali kalah dalam lima pertandingan terakhir. Mantan penyerang dari akademi Manchester United, Will Keane, akan menjadi andalan Preston. Keane merupakan top skor tim dengan koleksi 6 gol.
Pochettino kemungkinan merotasi skuad di laga nanti. Chelsea sudah dinanti jadwal padat. Setelah Preston, mereka akan menghadapi semifinal pertama Piala Liga versus Middlesbrough pada selasa dini hari WIB. Sorotan tertuju pada bek asli akademi, Alfie Gilchrist (20), yang berpotensi menjalani debut sebagai starter.
Gilchrist mencuri perhatian saat diberikan kesempatan debut dari cadangan versus Crystal Palace pada akhir 2023. Dia digadang-gadang menjadi penerus bek legendaris John Terry. Menurut Terry, kekuatan terbesar dari Gilchrist adalah sikap dan etika yang sangat profesional. ”Saya mengharapkan sesuatu yang besar darinya,” ucapnya.
Gilchrist sudah bergabung akademi Chelsea sejak U-11. Dia terus belajar di akademi sampai menjadi kapten tim Chelsea U-21 pada tahun lalu. Kelebihan terbesar darinya adalah semangat, gairah, dan keberanian yang selalu ditunjukkan di lapangan. Sosok seorang petarung itu yang membuat para penggemar Chelsea terpukau.
”Saya sangat berterima kasih kepada manajer karena memberikan kesempatan itu. Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Namun, mimpi saya belum selesai. Saya ingin mencapai lebih dari ini. Saya ingin terus melaju dan bermain sebanyak mungkin. Manajer juga meminta hal yang sama kepada saya,” ujar Gilchrist.
Menurut Pochettino, kompetisi berbeda membuka kesempatan tampil untuk pemain lain. Meskipun begitu, dia tidak akan mengganti terlalu banyak pemain. ”Kami menganggap laga ini seperti pertandingan liga. Tidak hanya karena ini Piala FA, tetapi kami juga sangat menghormati Preston. Anda akan melihat (keseriusan) itu esok hari,” ujarnya. (AP/REUTERS)