MU seharusnya sangat bisa berada di posisi lebih baik dibandingkan saat ini jika para penyerang mereka sedikit lebih efisien. Persoalan lini depan MU membutuhkan jawaban menjelang laga melawan Aston Villa.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
MANCHESTER, SENIN — Ada satu pertanyaan yang terus menghantui Manchester United sejak awal musim, tentang siapa sosok pencetak gol yang akan diandalkan. Enigma itu ternyata tidak terjawab hingga separuh musim ini berlalu. Hasilnya, ”Setan Merah” harus pasrah terjebak dalam inkonsistensi berkepanjangan.
Teka-teki MU kembali muncul jelang menjamu Aston Villa di Stadion Old Trafford, Rabu (27/12/2023) dini hari WIB. Sudah empat laga beruntun di seluruh kompetisi, tim asuhan manajer Erik ten Hag gagal mencetak gol. Termasuk saat kalah 0-2 dari West Ham United dan mempersembahkan ”Natal kelabu” untuk para penggemar.
Problem lini depan MU sudah di level kritis. Mereka baru mencetak 18 gol dari 18 laga di Liga Inggris musim ini. Produktivitas itu hanya lebih baik dibandingkan tim dasar klasemen Sheffield United (13). Adapun catatan gol MU sama dengan empat tim papan bawah, antara lain, Luton Town dan Burnley.
Sudah biasa jika ada satu atau dua penyerang kesulitan atau belum menemukan percaya diri saat musim berlangsung, tetapi (di MU) semuanya mengalami masalah itu. Tidak ada gol yang datang dari mana pun. Problem mencetak gol sangat nyata. Mereka harus menyelesaikan itu.
”Sudah biasa jika ada satu atau dua penyerang kesulitan atau belum menemukan percaya diri saat musim berlangsung, tetapi (di MU), semuanya mengalami masalah itu. Tidak ada gol yang datang dari mana pun. Problem mencetak gol sangat nyata. Mereka harus menyelesaikan itu,” kata gelandang legendaris MU Paul Scholes pada TNT Sports.
Jawaban tentang sosok mesin gol sebenarnya diharapkan dari penyerang 20 tahun Rasmus Hojlund yang diboyong seharga 72 juta pound sterling (Rp 1.4 triliun) pada musim panas. Namun, sejauh musim berlalu, pemain yang disandingkan mirip dengan gaya bermain Erling Haaland tersebut justru tenggelam dalam ekspektasi.
Hojlund masih belum mencetak gol dari 14 penampilan di liga. Dia sudah melewatkan sembilan peluang besar yang seharusnya jadi gol. Paceklik gol tersebut cukup aneh. Mengingat, sang striker Denmark mampu mencetak 5 gol dari 6 laga dalam penampilan di Liga Champions. Performanya tidak terbawa ke liga domestik.
Terlepas dari anomali itu, Hojlund tidak patut disalahkan. Tidak semestinya pemain 20 tahun yang baru tampil di musim pertama dalam liga paling kompetitif sedunia, mendapatkan beban tanggung jawab seperti itu. Namun, ekspektasi tidak bisa dihindarkan karena penyerang andalan lain seperti sembunyi dari tanggung jawab.
Dari sisi hierarki skuad, beban sebagai pencetak gol utama semestinya disandang oleh Marcus Rashford yang merupakan top skor tim musim lalu. Namun, performanya menurun drastis. Kehadirannya hanya menjadi titik lemah tim dalam bertahan dan menekan. Rashford pun dicadangkan dalam 4 laga terakhir.
Rashford, di sisi kiri, digantikan penyerang sayap muda Alejandro Garnacho (19). Garnacho pernah mengguncang jagat sepak bola lewat tendangan salto versus Everton, November lalu. Namun, itu adalah gol satu-satunya darinya di liga. Versus West Ham, dia melewatkan peluang emas untuk membuat MU unggul.
Ten Hag berkata, masalahnya terletak di rendahnya kepercayaan diri para pemain. ”Saya tahu, Rasfhord, Hojlund, Garnacho, Antony, bisa mencetak gol, tetapi di momen ini mereka tidak melakukan itu. Mereka hanya perlu tetap bersatu dan percaya satu sama lain, maka mereka akan bisa melakukannya,” ujarnya.
Berbicara kualitas peluang, MU sebenarnya cukup baik. Menurut Opta Analyst, mereka mencatatkan 20,83 expected goals (xG) dari permainan terbuka. ”Setan Merah” hanya satu peringkat di bawah pemuncak klasemen Arsenal (21,44). Bedanya Arsenal lebih efisien dengan mencetak 18 gol dari itu, MU hanya 13 gol.
Salah satu alasan Arsenal bisa memimpin liga saat ini adalah bola mati. Mereka menciptakan 11 gol dari situasi tersebut. MU yang memiliki eksekutor andal, seperti gelandang Bruno Fernandes, semestinya bisa memanfaatkan lebih banyak peluang dari bola mati. Mereka baru menghasilkan 3 gol sejauh ini.
MU tidak punya pilihan selain membenahi kinerja lini depan untuk saat ini, Mengingat pertahanan mereka sedang dilanda badai cedera. Pada laga sebelumnya saja, Ten Hag sampai harus memberikan debut untuk bek remaja Willy Kambwala. Sulit untuk mengharapkan pertahanan mereka bisa menjadi poros kemenangan.
Teror Villa
Masalahnya, Fernandes dan rekan-rekan akan ditantang Villa yang merupakan salah satu tim paling konsisten saat ini. Villa tidak terkalahkan dalam tujuh laga terakhir di liga, termasuk di antaranya menang tanpa kemasukan atas Arsenal dan Manchester City. Mereka hanya terpaut satu poin dari posisi puncak klasemen.
Villa dan MU memang seolah bertukar posisi di klasemen. Namun, Villa yang menempati peringkat ketiga memang pantas mendapatkannya karena bermain sangat konsisten seperti tim besar. Sementara itu, MU tampak bagai tim medioker yang selalu kesulitan menjaga tren positif dalam waktu yang lama.
Manajer Villa Unai Emery mengatakan, ingin mengakhiri paruh musim dengan sempurna. Apalagi setelah ditahan imbang Sheffield United di Stadion Villa Park yang sekaligus mengakhiri rekor kemenangan sempurna di kandang. Menurut dia, MU tetap kandidat kuat masuk empat besar walaupun sedang terlempar di peringkat ke-8.
”Saya ingin melihat bagaimana kami yang lebih baik di klasemen ketika menghadapi mereka. Laga kandang selalu menantang dan biasanya lebih sulit. Seperti di awal musim kami sempat kalah dari Newcastle dan Liverpool. Tetapi, setelah itu kami bisa menang atas Tottenham dan Chelsea. Laga nanti sangat menarik,” ucap Emery.
Villa terkenal memiliki kapabilitas untuk bermain dengan tekanan intens dan pertahanan blok tinggi. City saja sempat tidak berkutik menghadapi jebakan mereka. Strategi itu bisa mengundang trauma untuk gelandang 18 tahun MU Kobbie Mainoo yang belakangan dipercaya sebagai starter oleh Ten Hag.
Mainoo baru saja membuat blunder dalam laga West Ham yang berujung gol kedua tim lawan. Dia tidak sadar dengan kejaran dari pemain lawan, sehingga bola direbut dan berujung gol lawan. Adapun Mainoo kemungkinan akan menghadapi tekanan yang lebih intens dari para gelandang energik Villa, seperti Douglas Luiz dan John McGinn.
Di sisi lain, jika Villa berani bermain dengan garis pertahanan tinggi, MU sangat mungkin mengakhiri paceklik gol. Seperti diketahui, ”Setan Merah” dikenal andal bermain dengan umpan-umpan panjang, memanfaatkan kecepatan para pemain sayap. Tinggal, mereka harus menjawab siapa yang akan menyelesaikan peluang itu. (AP/REUTERS)