Manchester City Butuh Tidur Lebih Lama
Meski diunggulkan meraih trofi Piala Dunia Antarklub 2023, Manchester City dilanda masalah kelelahan. Tidur cukup menjadi siasat skuad City agar bugar menghadapi Fluminense di final.
JEDDAH, RABU — Manchester City memenuhi ekspektasi untuk melaju ke final Piala Dunia Antarklub 2023 melawan Fluminense, Sabtu (23/12/2023) pukul 01.00 WIB, di Stadion Raja Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi. Manajer City Pep Guardiola hanya meminta anak asuhnya tidur lebih lama agar bugar untuk mengejar trofi baru dalam sejarah ”The Citizens”.
Temperatur di Jeddah yang masih mencapai 31 derajat celsius meski telah memasuki musim dingin menyiksa pemain-pemain City. Kondisi itu jelas kontras dengan iklim musim dingin berangin di Manchester dan mayoritas kota-kota di Inggris yang telah bersuhu 5 hingga 8 derajat celsius.
Tak hanya soal termperatur yang menyulitkan pemain City, mereka juga masih diterjang kelelahan yang akut. Pasalnya, mereka memiliki waktu istirahat lebih sedikit 24 jam dibandingkan dengan juara Copa Libertadores, Fluminense, lawan mereka di laga puncak Piala Dunia Antarklub 2023.
City memastikan tiket ke final setelah melibas kampiun Liga Champions Asia, Urawa Red Diamonds, 3-0, Rabu (20/12/2023) dini hari WIB. Adapun Fluminense telah menyelesaikan duel semifinal kontra Al Ahly, juara Liga Champions Afrika, Selasa (19/12/2023).
Kelelahan juga membayangi skuad City karena telah menjalani enam pertandingan dalam 20 hari bulan Desember. Mereka masih memiliki tiga pertandingan lagi sebelum merasakan jeda Tahun Baru.
Guardiola bertekad mempersembahkan gelar kelima bagi City di tahun ini. Jika bisa membantu The Citizens memenangi Piala Dunia Antarklub, juru taktik asal Catalan itu telah mempersembahkan gelar perdana dari tiga kompetisi berbeda.
”Rencana kami hanya tidur, tidur, dan tidur. Kami hanya memerlukan istirahat karena lawan memiliki satu hari istirahat lebih lama, jadi saya tidak akan memaksa pemain berlatih,” ujar Guadiola dilansir laman klub, Rabu.
Guardiola bertekad mempersembahkan gelar kelima bagi City di tahun ini. Jika bisa membantu The Citizensmemenangi Piala Dunia Antarklub, juru taktik asal Catalan itu telah mempersembahkan gelar perdana dari tiga kompetisi berbeda. Sebelumnya, Guardiola telah memberikan City kejayaan di Liga Champions dan Piala Super Eropa.
Baca juga: Tombol Panik Manchester City
City pun akan menjadi tim Inggris keempat yang meraih gelar supremasi pengukuhan juara dunia itu. Sebelumnya, tiga tim Inggris lain yang telah mengangkat trofi itu adalah Manchester United (2008), Liverpool (2019), dan Chelsea (2021). Dengan gelar juara itu, jersei City mulai Januari 2024 akan dilengkapi ornamen baru di dada, yaitu emblem juara Piala Dunia antarklub yang selama 2023 digunakan Real Madrid.
Tak hanya demi sejarah baru klub, Guardiola juga mengejar gengsi bagi dirinya sendiri. Guardiola adalah pelatih yag mencatatkan rekor 100 persen kemenangan di final Piala Dunia Antarklub. Ia telah membantu Barcelona merengkuh dua gelar pada 2009 dan 2011, lalu Bayern Muenchen pada 2013.
”Kami akan menggunakan hari libur untuk mengkreasikan lingkungan agar pemain memahami betapa pentingnya kompetisi ini untuk klub. Bermain di final ini, Anda harus melakukan hal-hal luar biasa seperti untuk memenangi Liga Champions,” ucap Guardiola.
Baca juga: Hati-hati, Manchester City
City berpeluang menjadi tim terakhir yang menjuarai Piala Dunia Antarklub dengan format saat ini yang diperkenalkan pada tahun 2000. Pasalnya, mulai edisi 2025 Piala Dunia Antarklub akan berlangsung dengan 32 peserta. City pun sudah dipastikan menjadi salah satu representasi Eropa untuk kompetisi yang bakal diselenggarakan di Amerika Serikat, Juni-Juli 2025.
Ia menambahkan, ”Ini adalah kali pertama Manchester City berada di sini. Saya mewakili organisasi dan klub yang mengagumkan. Kami berada di langkah terakhir untuk memenangi trofi yang belum dimenangi klub ini. Jadi, kami akan mengerahkan seluruh kemampuan.”
Kembali ”false nine”
Melawan Urawa Reds, Guardiola kembali kepada pakem taktik menerapkan false nine. Erling Haaland yang masih mengalami cedera, lalu Julian Alvarez yang membutuhkan istirahat menyebabkan Guardiola menurunkan duo Portugal, Bernardo Silva dan Matheus Nunes, dengan peran cair di lini depan.
Mereka silih berganti berada di kotak penalti. Jack Grealish dan Phil Foden membantu untuk memperkaya serangan City dari dua sisi sayap.
Baca juga: Harga Mahal Kesempurnaan Manchester City
Meskipun tampil tanpa dua penyerang andalan, City bisa mencetak tiga gol dalam waktu satu jam laga. Pesta gol City diawali gol bunuh diri bek tengah Urawa Reds, Marius Hoibraten, di masa perpanjangan waktu babak pertama. Di awal babak kedua, Mateo Kovacic (52’) dan Silva (59’) mengunci keunggulan mutlak City atas tim asal Jepang itu.
Laga melawan Urawa Reds menjadi momen dua gelandang anyar City, Kovacic dan Nunes, membuktikan kualitas mereka. Nunes menunjukkan kemampuan untuk bermain dengan beragam tugas di lini tengah, sedangkan Kovacic menciptakan gol perdananya berseragam City.
Rodri, gelandang bertahan City, mengakui, dua gelandang baru itu masih memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan sistem permainan kompleks City. Namun, ia yakin keduanya bisa memberikan sumbangan krusial bagi ambisi City menyapu bersih trofi di musim ini.
”Penampilan di laga (kontra Urawa Reds) ini penting bagi kepercayaan diri keduanya. Mereka bermain sangat baik yang menunjukkan mereka adalah pemain penting untuk tim,” ucap Rodri dilansir laman FIFA.
Sementara itu, Guardiola memastikan Haaland dan Kevin de Bruyne belum bisa tampil di final. Kedua pemain itu pun hanya duduk di tribune khusus bagi staf tim pada laga semifinal. Haaland, kata Guardiola, belum bisa mengkuti sesi latihan akibat masalah otot.
”Kevin (de Bruyne) sudah berlatih dan akan ikut latihan pula untuk laga final, tetapi ia sudah menepi selama tiga bulan, jadi sulit baginya tampil di final. Terpenting, kondisi dia semakin membaik,” ujar Guardiola.