Hujan gol di Anfield musim lalu berubah jadi kemarau. Hasil itu sudah terlihat dari lima menit awal Liverpool versus MU.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LIVERPOOL, SENIN — Di lima menit pertama, pertahanan Manchester United digempur habis-habisan oleh tuan rumah Liverpool yang termotivasi dukungan penonton. Tim tamu, di luar dugaan, ternyata mampu membendung serangan bagai badai tidak berujung itu. Dari momen itu terlihat jelas, MU bukan tim rapuh seperti musim lalu.
Hasil imbang tanpa gol di Stadion Anfield, pada Senin (18/12/2023) dini hari WIB, serasa kemenangan untuk MU. Datang dengan trauma kekalahan 0-7 pada musim lalu, ”Setan Merah” justru menjadi tim pertama yang mampu menahan Liverpool tidak menang dan tanpa gol di kandang musim ini.
”Cara berpikir adalah yang terpenting. Kami yakin bisa datang ke sini dan tampil baik. Itu adalah pesan utama di ruang ganti. Kami harus menunjukkan karakter serta membantu rekan setim. Kami ingin benar-benar menunjukkan siap bertarung,” kata kapten MU Scott McTominay yang mengisi kekosongan Bruno Fernandes.
Di lima menit pertama, Liverpool langsung tancap gas. Mereka tidak membiarkan tim lawan memegang bola, penguasaan bola sampai 85,6 persen. Mohamed Salah dan rekan-rekan juga berhasil menciptakan tiga tembakan dan mendapatkan tiga tendangan sudut. Manajer Juergen Klopp bahkan menilai itu sebagai penampilan awal laga terbaik musim ini.
Namun, MU bisa melewati momen horor tersebut. Seperti kata McTominay, mentalitas mereka lebih siap. Mereka sangat kompak dan ngotot sejak awal laga. Setelah ”badai” itu berlalu, semua terlihat akan baik-baik saja untuk tim asuhan Manajer Erik ten Hag. Terbukti, mereka lebih tenang dan mampu membuat frustrasi Liverpool.
Setelah ”badai” itu berlalu, semua terlihat akan baik-baik saja untuk tim asuhan Manajer Erik ten Hag.
Kapten Liverpool Virgil van Dijk mengekspresikan rasa frustrasi timnya seusai laga. Menurut dia, MU datang bukan untuk menang, tetapi hanya untuk terhindar dari kekalahan. Laga yang berjalan satu arah itu terlihat dari statistik. Tim tuan rumah unggul mutlak dalam jumlah tembakan 34-6 hingga penguasaan bola 68,9 persen.
”Jika Anda melihat bagaimana mereka bermain, kami yang banyak memegang bola dan menciptakan peluang. Hanya ada satu tim yang mencoba menang di laga itu. Kami ingin menang. Itu sebabnya, kami frustrasi (tidak bisa mencetak gol). Padahal, kami superior di segala aspek,” jelas Van Dijk.
Ketakutan MU
Ketimbang musim lalu, Ten Hag bisa dikatakan lebih penakut. Dia datang dengan ide bermain lebih hati-hati, lebih sering bertahan dengan blok rendah di separuh lapangan sendiri. Dua bek sayap, Luke Shaw dan Diogo Dalot, yang biasa membantu serangan, juga sering tinggal di pertahanan. Tidak ikut maju.
Namun, berkat ide itu pula, MU tidak berujung menjadi lumbung gol Liverpool di Anfield. Pendekatan strategi itu sudah tepat. Ten Hag sangat realistis. Dia melihat timnya butuh hasil positif setelah tren buruk dua laga terakhir dan kisah musim lalu. Liverpool terlalu bahaya di kandang sendiri untuk MU yang sedang rentan.
”Setiap poin sangatlah penting. Sepak bola adalah tentang hasil. Kami bisa saja menang jika mampu mengeksekusi peluang. Kami puas, Liverpool sangat bagus di Anfield. Mereka selalu mencetak gol (di kandang), tetapi kami bisa menghindari itu. Semua bermula dari organisasi yang baik dan pertahanan,” ujar Ten Hag.
Ten Hag memuji sebelas pemain mulanya. Mereka menunjukkan kesatuan yang jarang terlihat dalam laga ”Setan Merah” sepanjang musim ini. Semua pemain mau bertahan, berlari mengejar lawan, dan bertarung merebut bola. Kebersamaan menutupi kehilangan bintang seperti Fernandes yang terkena sanksi akumulasi kartu.
Dengan soliditas tim, penampilan individu para pemain MU juga terlihat cemerlang. Salah satunya bek veteran Raphael Varane yang baru pertama kali menjadi starter lagi di Liga Inggris setelah dicadangkan selama dua setengah bulan. Dengan aksi di lini pertahanan, Varane merupakan pemain terbaik MU di Anfield.
Intensitas serangan Liverpool mereda setelah sejam laga berlalu. MU hampir saja mengambil keuntungan lewat upaya serangan balik kilat. Penyerang Rasmus Hojlund mendapatkan peluang di kotak penalti lawan, tinggal berhadapan dengan kiper. Namun, Hojlund masih belum mampu ”memecahkan telur” gol di liga.
Menurut Klopp, Liverpool hanya kurang beruntung. Mereka sudah melakukan segala cara untuk mendominasi, tetapi gol tidak kunjung datang. Di paruh kedua, bek sayap Trent Alexander-Arnold yang mencatat umpan kunci terbanyak (6 kali) dinaikkan ke posisi gelandang. Serangan ”Si Merah” lebih tajam, tetapi tidak mengubah apa pun.
Bahkan, Klopp menyebut, mereka lebih mendominasi di laga tadi ketimbang kemenangan telak musim lalu. ”Saya tidak ingat kapan kami bisa dominan seperti hari ini melawan MU. Penampilan kami spesial, atmosfernya juga spesial. Hanya hasil pertandingan yang saya tidak suka. Kami seharusnya menang,” tuturnya.
Akibat hasil itu, Liverpool (38 poin) harus merelakan posisi puncak klasemen beralih ke Arsenal (39 poin). Kedua tim itu akan bertemu di Anfield pada pekan depan. Di sisi lain, Ten Hag bisa memperpanjang napas di MU. Masa depan sang manajer sempat abu-abu setelah timnya gagal lolos dari babak grup Liga Champions, Rabu lalu. (AP/REUTERS)