Kemenangan para pemain Indonesia pada hari pertama turnamen bulu tangkis Final BWF World Tour tak boleh membuat mereka terlena.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
HANGZHOU, RABU — Kemenangan yang didapat tiga wakil Indonesia pada hari pertama turnamen bulu tangkis Final BWF World Tour 2023 harus dipertahankan pada tantangan berikutnya. Hasil tersebut belum menjadi jaminan para pemain bisa lolos dari fase penyisihan grup sebagai semifinalis.
Anthony Sinisuka Ginting, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto memenangi pertandingan pada masing-masing grup di Hangzhou Olympics Sports Center, China, Rabu (13/12/2023). Sebaliknya, Gregoria Mariska Tunjung mengawali perjalanan dengan kekalahan untuk kesembilan kali dari pemain Taiwan, Tai Tzu Ying.
Ganda putra nomor satu Indonesia, Fajar/Rian, bahkan mendapat momentum yang lebih baik dengan kemenangan straight games saat melawan teman latihan di pelatnas bulu tangkis, Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, dengan skor 21-14, 21-19. Hasil tersebut menempatkan Fajar/Rian pada posisi teratas klasemen sementara Grup B diikuti Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen (Denmark) yang menang atas juara dunia, Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae (Korea Selatan) 21-10, 15-21, 24-22.
Pada pertandingan lain, Anthony dan Apriyani/Fadia menjalani laga tiga gim yang masing-masing berlangsung lebih dari satu jam. Wakil Indonesia lainnya, Jonatan Christie, bertanding melawan juara dunia asal Thailand, Kunlavut Vitidsarn, pada sesi malam.
Meski mengawali turnamen di pengujung tahun ini dengan baik, level kewaspadaan justru harus naik. Dengan format round robin yang melibatkan empat wakil pada setiap grup—setiap nomor terdiri atas dua grup—masing-masing peserta harus menjalani tiga laga pada tahap penyisihan.
Memenangi dua pertandingan berikutnya sudah pasti akan menjadi jalan teraman untuk menempati peringkat dua teratas, sebagai syarat lolos ke semifinal. Kalah pada salah satu atau dua pertandingan tersisa, apalagi jika kalah straight games, nasib pemain bisa bergantung pada pemain lain.
Memenangi dua pertandingan berikutnya sudah pasti akan menjadi jalan teraman untuk menempati peringkat dua teratas, sebagai syarat lolos ke semifinal.
Statistik pertandingan hingga detail terkecil pun diperhitungkan untuk menentukan posisi peserta pada klasemen. Hasil pertemuan antara dua wakil, selisih gim, dan selisih poin akan menjadi pertimbangan lain jika terdapat dua wakil atau lebih yang memiliki selisih menang-kalah sama.
”Ini baru pertandingan pertama, kami harus terus meningkatkan performa untuk pertandingan berikutnya. Kami harus menyiapkan stamina untuk melawan Kim/Anders dan Kang/Seo yang memiliki pertahanan sangat baik,” kata Fajar yang akan melawan Astrup/Rasmussen pada Kamis.
Pasangan Denmark peringkat keempat dunia itu akan menjadi lawan berat karena Fajar/Rian empat kali kalah dari lima pertemuan. Dua kekalahan terjadi pada tahun ini masing-masing dengan straight games di babak pertama China Terbuka dan perempat final Perancis Terbuka.
Astrup/Rasmussen pun memiliki performa meningkat sejak akhir Juni dengan menjuarai lima turnamen ditambah menjadi finalis Kejuaraan Dunia. Dalam periode tersebut, mereka hanya empat kali kalah dari 42 pertandingan.
Anthony dan Apriyani/Fadia juga harus meningkatkan level permainan dengan tantangan yang semakin berat. Anthony akan berhadapan dengan Shi Yu Qi (China) yang delapan kali mengalahkannya dari sembilan pertemuan pada Kamis. Adapun Apriyani/Fadia akan melawan ganda putri nomor satu dunia, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.
Penampilan Anthony belum begitu baik ketika melawan Kodai Naraoka (Jepang) di Grup A. Dia membuat banyak kesalahan pada gim pertama dan tertinggal 12-17 pada gim ketiga sebelum akhirnya menang dengan skor 10-21, 21-10, 21-18.
”Kodai adalah salah satu pemain yang menjadi tantangan berat bagi semua tunggal putra. Jadi, saya harus bermain dengan sabar sambil tetap menerapkan gaya permainan menyerang yang menjadi karakter saya,” kata Anthony.
Cara itu terutama diterapkannya ketika tertinggal 12-17 pada gim ketiga. Tunggal putra peringkat kedua dunia itu berbalik unggul 19-17 dengan mempercepat ritme permainan. Di sisi lain, Anthony tak terburu-buru jika belum mendapatkan posisi menyerang. Anthony pun berharap performanya semakin baik ketika berhadapan dengan Shi yang akan mendapat dukungan banyak penonton di stadion.
Apriyani/Fadia juga akan menjalani tantangan melawan wakil tuan rumah. Fadia bertekad akan fokus pada permainan sendiri meski hampir semua penonton akan berada di belakang Chen/Jia. ”Saat sudah berada di lapangan, saya fokus pada permainan sendiri sehingga suara penonton tidak akan terdengar,” katanya.
Tantangan Gregoria
Setelah kalah dari Tai Tzu Ying, 18-21, 17-21, Gregoria harus bangkit melawan An Se-young (Korea Selatan) yang kalah dari rekan senegaranya, Kim Ga-eun, 18-21, 18-21. Dua lawan pertama bagi Gregoria di Grup A itu memiliki kesamaan, yaitu selalu menang pada semua pertemuan dengannya sebelum bertemu di Hangzhou. Tai menang pada delapan pertemuan sebelumnya, sementara An selalu menang dalam lima pertandingan.
Setelah dua pertandingan tunggal putri di Grup A berlangsung pada Rabu, Gregoria menempati peringkat terbawah klasemen. Gregoria, dengan selisih skor 35-42, hanya terpaut satu poin dengan An di posisi ketiga yang memiliki selisih skor 36-42.
Untuk itulah, menang dengan skor telak atau kalah dengan selisih yang tidak terlalu jauh dengan lawan menjadi faktor lain yang harus diperhitungkan saat bersaing dalam format round robin.