”Corto Muso”, Identitas Juventus Mengejar ”Scudetto”
Tim-tim di Liga Italia sudah kenal betul tuah Juventus ketika mengeluarkan jurus ”corto muso”.
Sampai kapan pun, Juventus tidak akan menjadi tim yang mengikutitren sepak bola menyerang seperti tim-tim besar Eropa lain saat ini. ”Si Nyonya Besar” sudah memiliki identitas corto muso yang melekat selama 126 tahun. Dengan citra itu, Juve membuka kans scudetto musim ini meski banyak pihak menganggap permainan anak asuhan Massimiliano Allegri membosankan.
Corto muso adalah idiom bahasa Italia yang identik dengan dunia olahraga. Istilah itu awalnya digunakan untuk menggambarkan kemenangan tipis dalam balapan kuda ketika dua kuda hanya dipisahkan keunggulan posisi hidung di garis finis. Idiom itu kemudian diserap pula dalam ranah sepak bola untuk menggambarkan kemenangan dengan margin satu gol.
Bagi Allegri dan Juve, corto muso tidak sekadar istilah. Itu adalah jalan hidup sekaligus cara ”Si Nyonya Besar” menyemai kisah cinta dengan kompetisi kasta tertinggi di Italia. Semakin lekat Juve dengan corto muso, maka semakin besar peluang menjadi kampiun di akhir musim.
Bagi Allegri dan Juve, corto muso tidak sekadar istilah. Itu adalah jalan hidup sekaligus cara ”Si Nyonya Besar ” menyemai kisah cinta dengan kompetisi kasta tertinggi di Italia.
Selama lima musim membawa Juve meraih scudetto pada periode musim 2014-2015 hingga 2018-2019, Allegri membantu Juve tampil dengan kemenangan ala corto muso lebih dari 10 laga per musim. Hanya pada musim 2017-2018, ketika kemenangan dengan keunggulan tipis berjumlah sembilan laga.
Puncaknya, pada musim terakhir Allegri menangani Juve pada periode pertama di musim 2018-2019, kemenangan ala corto muso itu tercipta di 14 pertandingan. Itu setara dengan 50 persen dari kemenangan Juve di musim itu.
Di musim ini, Juve merampungkan laga pekan ke-15 dengan kemenangan khas Juve, 1-0, menghadapi Napoli, Sabtu (9/12/2023) dini hari WIB, di Stadion Allianz Arena. Raihan hasil positif itu untuk sementara membantu Juve menduduki puncak klasemen dengan keunggulan satu poin dari Inter Milan. Posisi itu setidaknya bakal bertahan selama 23 jam sebelum Inter menjalani laga kontra Udinese, Minggu (10/12/2023) pukul 02.45 WIB, di Stadion San Siro.
Baca juga: Madu dan Racun Skandal Juventus
Hasil kontra Napoli, juara bertahan Liga Italia, adalah corto muso ketujuh Si Nyonya Besar di kompetisi edisi 2023-2024. Jumlah itu setara 64 persen dari 11 kemenangan yang telah dikemas Federico Chiesa dan kawan-kawan. AC Milan, Monza, Cagliari, Fiorentina, Verona, dan Lecce adalah lawan-lawan yang ditumbangkan Juve dengan hanya keunggulan ”hidung”.
Allegri menegaskan, corto muso itu merupakan hasil dari kerja keras dan kesungguhan usaha pemainnya untuk mengejar kemenangan. Menurut dia, kemenangan bisa hadir ketika timnya mengontrol bola lebih baik pada beberapa momen tepat di pertandingan, alih-alih berusaha konstan dengan gaya permainan tempo tinggi dan menyerang selama 90 menit.
Gaya corto muso itu juga bisa terwujud berkat performa tangguh Juve di lini belakang. Mereka baru kemasukan sembilan gol dari 15 laga. Sembilan gim dilalui dengan catatan nirbobol, termasuk melawan Atalanta, Milan, Fiorentina, dan Napoli.
”Kami bisa katakan di ruang ganti bahwa kami memiliki ambisi memenangkan scudetto, tetapi kami perlu mendapatkan kemenangan gim per gim. Semakin sering kami bermain seperti ini, semakin besar peluang menang,” ujar Allegri seusai laga kontra Napoli dilansir Tuttosport.
Baca juga: Juventus Kirim Sinyal Bahaya Selepas Diterpa Badai Sanksi
Gol tunggal lewat sundulan bek tengah, Federico Gatti, di menit ke-51 sudah cukup bagi Juve mengalahkan Napoli. Itu adalah gol ketiga Gatti di Liga Italia musim ini. Gatti hanya berselisih dua gol dari pencetak gol terbanyak Juve, Dusan Vlahovic.
Pelatih Napoli Walter Mazzarri menganggap timnya lebih dominan dari Juve. Mereka memaksa tim tuan rumah bermain dengan pertahanan dalam sepanjang pertandingan. Tetapi, ia pun mengakui Juve lebih cermat memaksimalkan momen untuk mengunci kemenangan.
”Satu-satunya kesalahan kami adalah tidak menutup umpan silang dan kekurangan orang di kotak penalti untuk mencegah gol mereka,” kata Mazzarri kepada DAZN.
Taktik kolektif
Weston McKennie, gelandang Juve, mengungkapkan, Allegri menginginkan semua pemain Juve disiplin untuk menjalankan rencana taktik individu yang telah disiapkan di setiap pertandingan. Rencana itu, kata McKennie, secara rinci menyebutkan peran setiap pemain dalam posisi bertahan, menyerang, hingga proses transisi.
Meskipun harus disiplin pada rencana taktik, pemain tim nasional Amerika Serikat itu menyebut kekuatan permainan paling utama Juve adalah koneksi yang erat sesama pemain. Perbedaan tugas di atas lapangan sejatinya untuk saling melengkapi peran seluruh pemain.
”Kami akan berlari untuk meruntuhkan tembok (pertahanan lawan) bersama-sama. Jadi, ketika Anda melihat rekanmu mengorbankan badannya untuk mengeblok tembakan lawan, itu sangat penting,” ucap McKennie yang musim lalu dipinjamkan ke Leeds United.
Keteguhan pemain Juve untuk memedulikan menjaga kemenangan dengan skor tipis dibandingkan mengejar hujan gol ke gawang lawan juga terlihat dari catatan statistik. Menurut Opta, Juve memiliiki 23,7 expected goals (xG). Nyatanya, Si Nyonya Besar juga telah mencetak 23 gol di Liga Italia.
Secara statistik, permainan Juve masih sesuai harapan. Itu artinya permainan yang disiapkan Allegri berjalan efektif hingga mendekati pertengahan musim ini.
Dari sisi penguasaan bola, permainan Juve yang pasif karena membiarkan lawan lebih mendominasi bola terlihat dari rerata 45,8 persen penguasaan bola per laga. Juve adalah satu-satunya tim di posisi 10 besar yang memiliki penguasaan bola di bawah 51 persen. Angka itu pun lebih buruk dari dua tim zona degradasi, yaitu Salernitana (46,5 persen) dan Verona (46,8 persen).
Meski demikian, Juve adalah tim ketiga dengan akumulasi tembakan terbanyak. Koleksi 206 tembakan Juve hanya kalah dari Napoli dan Inter yang masing-masing menghasilkan 255 dan 217 tembakan.
”Pelatih tidak pernah membuat kami bersantai di latihan. Kami berusaha sangat keras untuk selalu berkembang di setiap pekan,” kesan Danilo, bek dan kapten Juve, seperti dikutip La Gazzetta dello Sport.
Semakin lekat Juve dengan corto muso, itu menjadi alarm bagi para pesaing papan atas Liga Italia. Si Nyonya Besar di jalur yang tepat untuk mengakhiri dahaga scudetto selama tiga musim.