David Raya dan Aaron Ramsdale seperti berlomba membuat blunder. Terlihat secara kasatmata dan statistik, persaingan berdampak buruk terhadap mereka.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LUTON, RABU — Atmosfer kompetitif dalam skuad Arsenal yang diciptakan manajer Mikel Arteta terbilang berhasil, kecuali di bawah mistar gawang. Sejauh ini punya dua penjaga gawang kelas dunia ternyata bukan hal bijak. Alih-alih mengangkat satu sama lain, kedua kiper itu justru berjibaku dalam kegugupan.
Raya tampak lega setelah peluit panjang berbunyi di Stadion Kenilworth Road, Rabu (6/12/2023) dini hari WIB. Arsenal menang 4-3 atas tuan rumah Luton Town setelah gol penentu kemenangan Declan Rice di menit terakhir. Saking bahagia dengan gol itu, Raya sampai berlari ke ujung sisi lapangan lain untuk ikut selebrasi.
Kelegaan penjaga gawang tim nasional Spanyol tersebut amat wajar. Dia nyaris saja membuat ”Si Meriam” kehilangan tiga poin di depan mata lewat blunder yang berujung gol kedua dan ketiga Luton. Beruntung, Arsenal mampu mengamankan kemenangan di akhir laga. Dosa Raya pun bisa dimaafkan.
Arteta seolah menyadari, psikologis sang kiper sedang tidak baik-baik saja. Untuk sekelas Raya, dua gol itu semestinya bisa dihindari. Arteta pun enggan menyalahkan Raya agar tidak menambah berat beban di pundaknya. Sang manajer menilai, gol-gol itu merupakan kesalahan bersama seluruh pemain.
Kami kecewa karena kemasukan banyak gol, tetapi itu adalah bagian dari permainan. Kami seharusnya bertahan lebih baik lagi sebagai tim.
”Kami kecewa karena kemasukan banyak gol, tetapi itu adalah bagian dari permainan. Kami seharusnya bertahan lebih baik lagi sebagai tim. Ada hal lain yang membuat situasi itu berujung gol. Semua bukan tentang siapa yang harus disalahkan. Kami hanya harus memperbaikinya,” jelas Arteta.
Di laga tandang terakhir Arsenal sebelumnya versus Brentford, nuansa canggung di bawah mistar gawang juga terlihat jelas. Ramsdale ditunjuk untuk menggantikan Raya yang tidak bisa tampil karena berstatus pemain pinjaman dari Brentford. Ketika itu, Ramsdale juga terlihat gugup dan membuat kesalahan fatal.
Ramsdale, saat skor 0-0 di awal laga, kehilangan bola di depan gawang. Kiper tim nasional Inggris itu sangat beruntung. Penyerang Brentford, Bryan Mbeumo, gagal memanfaatkan peluang tersebut. Rice menjadi pahlawan karena mampu menyapu bola tepat di garis gawang. Beberapa menit setelah itu, Ramsdale salah melempar bola.
Peter Schmeichel, kiper legendaris Manchester United, sudah mengingatkan. Kehadiran dua kiper hebat hanya akan menyulitkan Arsenal pada musim ini. Menurut dia, posisi itu butuh kenyamanan lebih, bukan persaingan. Dengan tekanan akibat persaingan, mereka akan gugup dan membuat margin kesalahan membesar.
Dampak buruk kompetisi tidak hanya bisa terlihat kasatmata, tetapi juga tecermin dalam statistik. Raya dan Ramsdale sama-sama jauh dari standar. Menurut data FBref di liga domestik, persentase penyelamatan Raya hanya 64 persen. Angka itu merupakan yang terendah sejak dia berseragam Blackburn pada 2015-2016.
Raya merupakan kiper dengan persentase penyelamatan tertinggi di liga saat bersama Brentford musim lalu, 77,7 persen. Tidak hanya itu, sang pemain 28 tahun itu juga sudah membuat tiga blunder yang berujung kebobolan dari 15 laga di seluruh kompetisi. Jelas, dia belum menampilkan performa terbaik.
Di sisi lain, persentase penyelamatan Ramsdale hanya 60 persen. Dia kemasukan 4 gol dari 10 tembakan tepat sasaran tim lawan. Angka tersebut merupakan yang terendah sepanjang karier sang kiper, dari divisi keempat hingga teratas. Padahal, musim lalu dia mampu mencatatkan penyelamatan hingga 70,6 persen.
Tidak harmonis
Matt Turner, mantan kiper Arsenal, mengatakan, kunci dari persaingan di bawah mistar adalah saling dukung satu sama lain. Itu yang dilakukannya musim lalu ketika hanya berstatus pelapis Ramsdale. Dia terus mendorong Ramsdale saat sesi latihan, tetapi memahami perannya sebagai kiper cadangan.
”Anda harus memahami kultur untuk berada di Arsenal. Anda harus bisa mendorong sekaligus mendukung. Saya pikir itu yang saya lakukan sangat baik. Ini bukan hanya tentang Aaron, tetapi untuk kebaikan tim secara keseluruhan,” kata Turner yang pindah ke Nottingham Forest pada musim panas lalu.
Masalahnya, ego dan bakat Ramsdale terlalu besar untuk menerima status kiper pelapis. Belum lagi, sang kiper telah diperingatkan oleh pelatih timnas Inggris, Gareth Southgate. Dia bisa kehilangan spot untuk Piala Eropa 2024 jika tidak mendapatkan menit bermain cukup bersama ”Si Meriam”.
Ramsdale, salah satu dari 10 kiper yang masuk nominasi penghargaan kiper terbaik Trofi Yashin 2023, juga masih mencerna gejolak tersebut. Ayahnya, Nick, berkata pada medio November lalu, mereka tidak mengerti mengapa Ramsdale kehilangan tempat utama. Padahal, dia tampil solid untuk mengantar Arsenal bersaing gelar juara musim lalu.
Media-media di Inggris pun mulai memberitakan Ramsdale akan dilepas ke Newcastle United pada jendela transfer Januari nanti, mengingat kiper Newcastle Nick Pope mengalami dislokasi bahu yang mengharuskan absen hingga empat bulan. Namun, Arteta menepis segala isu tersebut dengan tegas.
”Saya tidak bisa menjamin, tidak ada satu pun pemain yang akan pergi Januari nanti, ke Newcastle ataupun klub lain. Tetapi saya ingin Ramsdale tetap bersama kami. Saya sangat senang memiliki dua kiper sangat baik sekaligus. Dia juga ingin bermain untuk Arsenal, seperti layaknya pemain lain,” tutur Arteta. (AP/REUTERS)