Veda Ega Pratama mengakhiri musim 2023 dengan brilian, yaitu juara Asia Talent Cup dan finis ketiga ARRC Asia Production 250.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
KOMPAS, BURIRAM — Pebalap belia Indonesia, Veda Ega Pratama, menutup musim balap 2023 dengan pencapaian brilian, yaitu menjuarai Asia Talent Cup dengan rekor raihan poin dan jumlah kemenangan. Pebalap tim Astra Honda Racing itu juga finis ketiga di ajang Asia Road Racing Championship kelas Asia Production 250 meskipun absen dalam satu seri. Pebalap yang baru genap 15 tahun pada 23 November itu pun berharap segera mendapat kesempatan tampil di level FIM JuniorGP yang menjadi batu loncatan ke Grand Prix Moto3.
”Ya, kalau untuk musim depan saya juga belum tahu. Saya juga masih menunggu dari tim Astra Honda Racing. Ya, semoga saja saya bisa naik ke Eropa atau lainnya,” ujar Veda.
”Di Asia Talent Cup saya senang sekali. Tahun ini saya bisa mendapatkan sembilan kali nomor satu dan ada yang di posisi lima, ada yang kedua, dan ada yang jatuh. Ya, alhamdulillah bisa juara umum,” kata pebalap asal Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, itu.
”Di ARRC sangat senang karena Astra Honda bisa membantu saya untuk meraih hasil terbaik di ARRC di kelas 250, mendapatkan beberapa kali podium dan tiga kali nomor satu, ya saya sangat senang,” kata Veda seusai balapan kelas AP250 di Sirkuit Internasional Chang, Buriram, Thailand, Minggu (3/12/2023).
Performa Veda musim ini memang sangat solid karena mampu tampil sangat konsisten di level tertinggi. Dalam ajang Asia Talent Cup, dari 12 balapan pada enam seri yang bergulir, Veda meraih sembilan kemenangan, sekali finis di posisi dua, sekali finis di posisi kelima, dan sekali terjatuh dalam balapan basah di Thailand. Dia pun sudah mengunci gelar juara dalam balapan di Malaysia sebelum seri penutup di Qatar.
Gelar juara Asia Talent Cup itu semakin prestisius dengan rekor sembilan kemenangan, serta total poin yang diraih 256 yang melampaui rekor sebelumnya milik Ayumu Sasaki dengan 203 poin pada 2015.
Gelar juara Asia Talent Cup itu semakin prestisius dengan rekor sembilan kemenangan, serta total poin yang diraih 256 yang melampaui rekor sebelumnya milik Ayumu Sasaki dengan 203 poin pada 2015. Sementara di ajang ARRC, Veda juga tampil solid dengan finis di posisi ketiga klasemen akhir, di mana dia meraih tiga kemenangan dan mengumpulkan 160 poin. Ini capaian krusial karena dia absen dalam dua balapan seri Mandalika, karena berbarengan dengan jadwal balapan Asia Talent Cup.
”Saya di Asia Talent Cup ini masih awal (karier balap) karena belum ke Moto3, ya pokoknya Asia Talent Cup masih awal belum ke balapan grand prix. Saya tidak berpuas diri dulu, dan, ya, masih banyak yang perlu saya perbaiki dari cara bawa motor dan lain-lain,” ungkap Veda.
Batasan usia JuniorGP
Performa Veda yang berkembang pesat itu menuntut strategi jitu dari Astra Honda Motor untuk menentukan kejuaraan mana yang akan dia ikuti pada musim 2024.
Namun, untuk bisa tampil dalam JuniorGP yang penyelenggaraannya di sirkuit-sirkuit Eropa yang dipakai untuk MotoGP itu, Veda menghadapi kendala regulasi batasan usia minimal. Regulasi untuk JuniorGP atau Kejuaraan Dunia Moto3 Yunior berubah pada 2023 dengan batasan usia minimal 16 tahun, dari tahun sebelumnya 15 tahun. Peluang bagi Veda ada pada Red Bull Rookies Cup yang mulai 2023 menerapkan batasan umur minimal 15 tahun.
Veda, yang berulang tahun ke-15 pada 23 November lalu, memenuhi syarat untuk tampil di Red Bull Rookies Cup. Namun, Astra Honda Motor masih mempelajari berbagai opsi yang terbaik bagi Veda untuk musim depan.
”Untuk Veda, kita semua tahu bahwa dia sangat berbakat. Seperti yang selalu kita sampaikan, Astra Honda berkomitmen membina dan membawa pebalap berbakat dari Indonesia ke tingkat dunia. Tentu saja kejuaraan tertinggi dunia adalah MotoGP dan arahnya ke sana,” ujar Manajer Motorsport Astra Honda Motor Rizky Christianto.
”Kalau saya lihat, sebenarnya untuk bisa ke Eropa ada regulasi batasan usia minimal yang berubah dari 2022 ke 2023 sehingga harusnya dia sebelumnya bisa ke JuniorGP sekarang belum bisa. Nah, ini yang sekarang masih kita pikirkan, langkah terbaik untuk Veda kira-kira apa, kejuaraan apa yang bisa diikuti untuk mempersiapkan dia sebelum nanti pada 2025 ke Eropa,” kata Rizky di Buriram.
”Kita akan coba cari yang terbaik untuk dia,” ujar Rizky.
Performa Arbi
Saat ini, pebalap binaan Astra Honda Motor yang tampil di JuniorGP adalah Fadillah Arbi Aditama. Pebalap asal Purworejo, Jawa Tengah, tersebut juga mengalami peningkatan pesat dalam persaingan level dunia itu dengan meraih kemenangan pertama dalam balapan kedua seri Barcelona. Dia juga menunjukkan kemampuan adaptasinya yang cepat saat menjalani balapan pertama Grand Prix Moto3 di Mandalika menggunakan wild card.
Arbi tampil solid dengan meraih posisi start ke-15 dan mengakhiri balapan di posisi ke-17 setelah berada di posisi ke-12. Hasil ini sangat positif mengingat Arbi baru sekali tampil dalam persaingan Grand Prix Moto3 yang sangat ketat.
Selain tampil di JuniorGP, Arbi juga diikutkan dalam ARRC di kelas SS600, tetapi lebih untuk memberi dia pengalaman dengan motor berkapasitas mesin lebih besar, CBR600RR. Dengan pengalaman itu, dia diharapkan bisa lebih kompetitif di JuniorGP yang menggunakan motor NSF250RW.
”Saya berterima kasih sekali kepadatim Astra Honda Racing untuk kesempatan ini di JuniorGP dan ARRC SS600. Secara umum, saya cukup senang karena mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki diri, terutama di ARRC. Walaupun motornya kondisinya berbeda, kompetisinya berbeda, sirkuitnya berbeda, untuk perbaikan diri banyak yang bisa ditingkatkan lagi. Adaptasi saya dari motor kecil dan besar, terus kekuatan fisik Arbi, juga cara kontrol emosi, karena dengan motor yang lebih besar harus bisa kontrol emosi agar bisa lebih baik,” ujar Arbi di Buriram.
Arbi tampil dalam dua balapan ARRC seri penutup musim 2023 di Buriram, di mana dia terjatuh dalam balapan pertama dan finis di posisi kesembilan dalam balapan kedua.
”Di race kedua ini, saat start ada kesalahan karena mungkin saya tidak sengaja menekan tombol sehingga RPM enggak naik. Di lap-lap awal saya cukup kesulitan karena dengan adanya kesalahan di start itu, saya jadi terburu-buru yang mengakibatkan banyak melakukan kesalahan di lap kedua dan ketiga. Di lap ketiga saya melebar di tikungan ketiga sehingga saya berada di posisi terakhir. Dalam balapan kali ini banyak yang saya dapat, dari cara mengontrol emosi, usia ban, body position di motor besar. Saya harus bisa lebih baik lagi,” ujar Arbi.