FIFA akan menggelar Piala Dunia U-17 setiap tahun. Keputusan itu disambut positif oleh tim-tim peserta Piala Dunia U-17 2023, termasuk Indonesia.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — FIFA memutuskan untuk mengubah Piala Dunia U-17 dari turnamen dwitahunan menjadi diselenggarakan setiap tahun mulai edisi ke-20 yang berlangsung pada 2025. Langkah itu dilakukan untuk membuka kesempatan lebih banyak kepada pemain-pemain remaja di seluruh dunia mengenyam kompetisi internasional pada awal karier mereka.
Pascal Zuberbuehler, anggota Grup Studi Teknis (TSG) FIFA, menuturkan, Piala Dunia U-17 ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada pemain remaja di bawah 17 tahun tampil di turnamen tingkat dunia perdana. Menurut dia, pengalaman bermain di turnamen internasional pada usia belia membantu pemain untuk memiliki standar guna mengembangkan karier mereka pada masa depan.
”Setelah melakukan studi dan konsultasi panjang, FIFA memutuskan Piala Dunia U-17 harus diadakan setiap tahun,” ujar Zuberbuehler dalam keterangan resmi, Jumat (1/12/2023).
Zuberbuehler merupakan unsur pimpinan TSG FIFA selama Piala Dunia U-17 2023. Pada fase gugur, ia selalu mengamati langsung pertandingan untuk mengumpulkan data performa pemain di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah. Tim TSG FIFA untuk Piala Dunia U-17 2023 terdiri dari Julio Gonzalez (eks pemain timnas Paraguay), Pape Thiaw (mantan pemain timnas Senegal), dan Gemma Grainger (Pelatih Tim Putri Wales).
Gonzalez menyebutkan, banyak dampak besar yang dialami pemain muda yang berpengalaman membela negara mereka di Piala Dunia U-17. Mereka, terutama, belajar menjalani berbagai macam perbedaan yang wajib mereka atasi untuk menjadi pemain profesional.
Pembelajaran itu meliputi pengalaman melakukan perjalanan panjang yang melelahkan untuk melakukan pertandingan, penyesuaian akomodasi, merasakan kebudayaan berbeda dari negara asal mereka, mengalami zona waktu yang berbeda, serta belajar untuk mengatasi tekanan suporter di stadion.
”Piala Dunia U-17 yang diadakan setiap tahun dapat mengubah pengembangan sepak bola sepenuhnya. Dampaknya tentu akan terasa bagi setiap anak-anak yang tampil di Piala Dunia U-17 untuk perkembangan dan pertumbuhan mereka sebagai pemain,” ucap Gonzalez, mantan pemain internasional Paraguay.
Lebih lanjut, Thiaw menuturkan, melalui program pembinaan usia dini, FIFA terus menggalakkan pemerataan proyek pengembangan sepak bola di seluruh dunia. Menurut Thiaw, FIFA menganggap Piala Dunia U-17 adalah sarana terbaik untuk mengukur hasil dari program pembinaan usia dini yang dilakukan negara-negara anggota di seluruh dunia.
Kebijakan baru FIFA itu memacu kami untuk mempersiapkan tim U-14, U-17, dan U-20.
”Turnamen (Piala Dunia U-17) ini membiasakan para pemain muda untuk untuk berkompetisi sehingga mereka dapat merasakan atmosfer turnamen besar serta memperoleh pengalaman melawan berbagai tim dari negara dan konfederasi berbeda. Jadi, turnamen ini menjadi ajang pemain muda menunjukkan bakat sekaligus membantu perkembangan mereka,” ujar Thiaw.
Pelatih Tim U-17 Perancis Jean Luc Vannuchi menganggap tampil di Piala Dunia U-17 adalah momen langka bagi pemain muda. Pasalnya, para pemain yang hendak menapaki karier profesional itu memiliki kesempatan untuk menambah wawasan permainan mereka dengan menghadapi tim-tim beragam.
”Di Indonesia, kami menghadapi tiga tim dari Afrika yang memiliki cara bermain dan karakteristik permainan yang berbeda dibandingkan tim-tim Eropa. Ini kesempatan yang bagus untuk menambah jam terbang pemain,” kata Vannuchi dalam konferensi pers menjelang laga final menghadapi Jerman, Jumat.
FIFA menggelar Piala Dunia U-17 sejak 1985 di China. Dalam 19 edisi yang telah berjalan, Brasil dan Amerika Serikat adalah tim yang paling sering berpartisipasi pada 18 edisi. Adapun Indonesia sebagai satu-satunya tim debutan di Piala Dunia U-17 2023 adalah negara ke-86 yang ikut serta pada putaran final turnamen yunior FIFA itu.
Nigeria adalah tim yang paling banyak meraih gelar juara serta paling sering tampil di partai puncak. Nigeria telah meraih lima trofi dari delapan kesempatan menembus final. Mereka diikuti oleh Brasil dengan empat gelar juara, lalu Ghana dan Meksiko yang masing-masing telah dua kali membawa pulang medali emas.
Indonesia juga tidak ingin menyia-nyiakan peluang tampil rutin di Piala Dunia U-17 yang bakal diselenggarakan setiap tahun. Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan program untuk menyiapkan tim nasional yunior secara berjenjang.
”Kebijakan baru FIFA itu memacu kami untuk mempersiapkan tim U-14, U-17, dan U-20,” ucap Erick.
Sambutan positif juga disampaikan Pelatih Mali Soumaila Coulibaly. Setelah membawa negaranya meraih predikat juara ketiga Piala Dunia U-17 2023, Coulibaly bersyukur pemain muda Mali akan memiliki peluang lebih banyak tampil di Piala Dunia U-17.
”(Keputusan) itu sangat positif. Kami memiliki kesempatan untuk merasakan atmosfer pertandingan level tinggi seperti (Piala Dunia U-17 2023) ini setiap tahun,” ujar Coulibaly.
Serupa dengan mayoritas negara Afrika lainnya, pengembangan usia dini di Mali dilakukan berkat kolaborasi swasta dengan klub profesional mereka. Misalnya, Akademi JMG, yang berada di ibu kota Mali, Bamako, berafiliasi dengan klub Guidars FC. Tim itu mengirimkan empat pemain tampil di Indonesia 2023, yaitu Hamidou Makalou, Sekou Kone, Massire Diop, dan Modibo Sissoko.