Modal Besar Indonesia Memburu Turnamen Dunia Lainnya
Piala Dunia U-17 2023 rampung tanpa hambatan. Meskipun belum sempurna, penyelenggaraan turnamen berjalan lancar dan hanya menyisakan masalah minor yang menjadi catatan FIFA untuk Indonesia.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Penyelenggaraan Piala Dunia U-17 2023 selama 23 hari di empat kota tuan rumah berjalan tanpa aral berarti. Ketersediaan fasilitas latihan dan pertandingan hingga pelayanan prima untuk tim peserta menghadirkan pujian dari 23 kontestan. Itu membuat peluang Indonesia untuk menggelar turnamen sepak bola internasional selanjutnya lebih besar.
Stadion Manahan di Surakarta, Jawa Tengah, menjadi lokasi laga ke-52 atau pertandingan pamungkas Piala Dunia U-17 2023. Tidak hanya sajian pertandingan perebutan laga juara yang mempertemukan dua kekuatan raksasa sepak bola dunia, yakni Jerman dan Perancis, partai puncak yang berlangsung Sabtu (2/12/2023), juga dikemas secara apik yang belum pernah hadir pada pertandingan sepak bola profesional di Indonesia.
Pertunjukan tata lampu Stadion Manahan menghibur penonton yang dilengkapi penampilan disc jockey yang membawakan remix lagu-lagu hit dunia, seperti ”I Gotta Feeling” dari Black Eyed Peas dan ”A Sky Full of Stars” milik Coldplay. Selain itu, terdapat tiga pemandu acara di stadion yang beberapa kali menyapa para suporter di tribune untuk masuk ke dalam dua layar besar di stadion.
Sajian layaknya festival sepak bola juga terlihat di tiga stadion lainnya, yaitu Stadion Gelora Bung Tomo di Surabaya, Jawa Timur; Stadion Si Jalak Harupat di Bandung, Jawa Barat; serta Stadion Internasional Jakarta (JIS). Sebanyak 52 pertandingan berjalan lancar tanpa hambatan. Penundaan waktu sepak mula pada laga penyisihan di Si Jalak Harupat dan JIS lebih disebabkan faktor cuaca, bukan mismanajemen perencanaan pertandingan.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menuturkan, Piala Dunia U-17 2023 adalah pelajaran bagi seluruh pihak di Indonesia untuk menggelar turnamen olahraga, khususnya sepak bola, level dunia. Menurut dia, kendala dan tantangan selama turnamen berlangsung memang ada, tetapi itu bisa diatasi berkat kolaborasi semua pemangku kepentingan terkait untuk menyukseskan turnamen.
Turnamen dunia ini mengangkat (nama) Indonesia, bahkan bukan tidak mungkin di masa depan kita memiliki kesempatan menjadi tuan rumah Piala Dunia senior. Kesiapan kita menjadi tuan rumah (turnamen FIFA) sudah diuji dan kita melakukannya dengan baik.
“Turnamen dunia ini mengangkat (nama) Indonesia, bahkan bukan tidak mungkin di masa depan kita memiliki kesempatan menjadi tuan rumah Piala Dunia senior. Kesiapan kita menjadi tuan rumah (turnamen FIFA) sudah diuji dan kita melakukannya dengan baik,” ujar Budi di Surakarta, Sabtu (2/12/2023).
Secara terpisah, Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengungkapkan, FIFA melalui Presiden Gianni Infantino memuji penyelenggaraan turnamen FIFA perdana di Indonesia. Erick pun berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam persiapan jelang hingga selama turnamen merampungkan seluruh pertandingan.
”Ini sekali lagi membuktikan bahwa Indonesia adalah negara yang mengutamakan gotong royong, kerja sama, dan menyisihkan perbedaan. Dengan itu, Indonesia bisa bersaing denga negara mana pun,” ucap Erick.
Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha menambahkan, pelajaran paling penting dari Piala Dunia U-17 itu adalah sinergi yang telah ditunjukkan antarpemangku kepentingan di tanah air. Hal itu di antaranya meliputi persiapan infrastruktur hingga kesigapan wilayah yang menjadi tuan rumah pertandingan.
Selama Piala Dunia U-17 2023, lanjut Tisha, FIFA telah memberikan arahan kepada seluruh pihak terkait di Indonesia untuk menyukseskan turnamen sepak bola internasional itu. Alhasil, tugas Indonesia selanjutnya adalah membuktikan bahwa sinkronisasi dan kolaborasi itu bisa terus berjalan di agenda internasional selanjutnya.
”FIFA seperti menyalakan mesin untuk membantu kita agar bisa memberikan penyajian maksimal di Piala Dunia U-17. Untuk ke depan, kita harus bisa sendiri menyelenggaraan laga atau turnamen kelas dunia,” ujar Tisha.
Antusiasme membaik
Piala Dunia U-17 2023 mengalami peningkatan jumlah suporter dibandingkan edisi Brasil 2019. Jumlah 13.037 penonton pada laga final membuat akumulasi jumlah suporter merujuk data FIFA adalah 437.575 penonton. Itu artinya jumlah penonton per laga mencapai 8.415 orang per gim.
Angka itu meningkat pesat dibandingkan total 174.603 penonton atau rerata 3.358 orang per gim pada Piala Dunia U-17 Brasil 2019. Serupa dengan Indonesia, Brasil ketika itu juga berstatus tuan rumah pengganti setelah FIFA membatalkan status tuan rumah Peru.
Bedanya, Brasil memiliki tujuh bulan waktu persiapan dari sejak penunjukkan hingga sepak mula pembukaan turnamen. Adapun Indonesia hanya diberi waktu lima bulan untuk finalisasi persiapan Piala Dunia U-17.
Jika merunut jumlah suporter berdasarkan data FIFA pada lima edisi Piala Dunia U-17 dalam satu dekade terakhir, tingkat okupansi laga Indonesia hanya kalah dari India 2017 dan Chile 2015. India mencatatkan rerata 25.906 penonton per laga, sedangkan Chile dihadiri 9.279 orang per pertandingan.
Budi menyebutkan, rerata jumlah penonton itu telah melampaui dari rata-rata jumlah penonton yang dicanangkan FIFA. ”Ketika waktu evaluasi, FIFA berharap pertandingan minimal dihadiri 5.000 penonton per laga dan kita sudah di atas target FIFA,” kata Budi.
Sementara itu, Tisha menuturkan, satu hal menjadi bahan evaluasi FIFA adalah sistem perencanaan yang diharapkan lebih baik. Kebiasaan Indonesia dalam penentuan jarak perencanaan dan implementasi yang mepet, ucap Tisha, merupakan hal yang menjadi catatan dari tim manajemen proyek FIFA.
”FIFA ingin ada kesesuaian sistem manajemen, terutama yang melibatkan pemda dan kementerian/lembaga terkait, yang selama ini kurang seragam di Indonesia. Itu menyulitkan FIFA melakukan pengawasan. Di sisi lain, FIFA mengingatkan agar manajemen event yang lebih terukur antara perencanaan dan realisasi yang harus sesuai,” ujar Tisha yang juga menjabat Wakil Ketua Panitia Lokal Piala Dunia U-17 2023.
Secara umum, kontestan Piala Dunia U-17 senang dengan pengalaman mereka berada di Indonesia. Pelatih Argentina Diego Placente menyatakan, timnya mendapat fasilitas terbaik dan pelayanan yang amat baik selama menjalani turnamen yunior FIFA itu.
”Pelayanan dan keramahan masyarakat Indonesia membuat kami sangat berkesan selama satu bulan menjalani Piala Dunia (U-17),” kata Placente yang gagal membantu timnya membawa pulang medali.