Veda Ega Pratama mendominasi sesi latihan kelas Asia Production 250 pada seri penutup ARRC 2023 di Thailand. ”Pace” pebalap berusia 15 tahun itu mengungguli dua pesaing juara, Rheza Danica Ahrens dan Herjun Atna Firdaus.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
BURIRAM, JUMAT – Veda Ega Pratama dalam momentum positif untuk meraih pole position serta memenangi dua balapan kelas Asia Production 250 dalam seri penutup Asia Road Racing Championship 2023 di Buriram, Thailand, akhir pekan ini. Veda selalu mencetak lap tercepat dalam tiga sesi latihan, Jumat (1/12/2023), mengungguli kedua rekan setimnya di Astra Honda Racing Team, Rheza Danica Ahrens dan Herjun Atna Firdaus, yang sedang bersaing mengunci gelar juara.
Veda yang musim ini menjuarai Asia Talent Cup memang sudah tidak memiliki peluang juara dalam Asia Road Racing Championship (ARRC). Namun, dia masih bisa finis di posisi kedua karena ada 50 poin maksimal untuk diraih dalam dua balapan di Buriram, Sabtu dan Minggu (2-3/12/2023). Veda kini berada di posisi ketiga klasemen dengan 135 poin, terpaut 53 poin dari Rheza yang memuncaki klasemen serta selisih 30 poin dari Herjun di posisi kedua.
Meskipun peluang juara sudah tertutup, Veda tetap berkomitmen tampil maksimal dan berusaha memenangi kedua balapan seri penutup di Thailand. Dia menunjukkan potensinya untuk menang dengan mencetak pace tercepat dalam tiga sesi latihan bebas. Dia mengakhiri sesi latihan bebas tiga dengan waktu putaran tercepat 1 menit 51,714 detik. Dia pun optimistis bisa meraih posisi start terdepan dan akan menyempurnakan itu dengan memenangi kedua balapan.
”Senang sekali dengan hasil hari ini, bisa nomor satu terus dari FP1 hingga FP3, tetapi waktu putaran belum sebagus putaran pertama (juga di Buriram), masih sekitar 0,1 detik dari putaran pertama. Semoga besok di kualifikasi dan balapan satu bisa lebih baik, dan dalam balapan bisa finis nomor satu,” ujar Veda di Sirkuit Internasional Chang, Buriram.
”Berdasarkan hasil hari ini, saya percaya besok bisa pole position. Tetapi, saya tidak tahu apakah pebalap lain bisa lebih tancap gas lagi. Tetapi, saya juga akan berusaha lebih keras dan pokoknya enjoy,” lanjut pebalap yang baru genap berusia 15 tahun pada 23 November lalu.
Terkait dengan persaingan juara yang sedang dijalani Rheza dan Herjun, sesama pebalap binaan Astra Honda Motor, Veda menegaskan, dirinya tidak akan mengusik persaingan mereka. Dirinya akan menjalani balapan secara fair. Jika memiliki peluang memenangi balapan, dia akan berjuang meraihnya. Akan tetapi, jika dalam posisi yang tidak memungkinkan untuk meraih posisi finis yang bagus, dia tidak akan memaksakan diri. Apalagi, jika hal itu berpotensi mengganggu balapan Rheza dan Herjun.
”Kalau saya sih tampil enjoy saja, enjoy, fokus, yang penting tidak mengganggu rekan satu tim. Kalau bisa di depan, dan tetap fair play. Kami satu tim, saya tidak akan mengganggu (Rheza dan Herjun), selain karena satu tim, juga untuk apa? Poin saya sudah terlalu jauh karena absen di Mandalika. Pokoknya, saya kalau bisa nomor satu ya nomor satu, asal tidak mengganggu rekan satu tim,” tutur Veda.
Terkait dengan persaingan juara yang sedang dijalani oleh Rheza dan Herjun, sesama pebalap binaan Astra Honda Motor, Veda menegaskan, dirinya tidak akan mengusik persaingan mereka.
Manajer Motorsport Astra Honda Motor Rizky Christianto juga menyampaikan, pihaknya membebaskan para pebalap untuk bersaing dalam balapan, asal tetap fair play. Astra Honda Racing Team juga tidak akan menerapkan team orders.
”Tadi pagi kami ada pertemuan tim, seperti biasa pertemuan tim. Saya hanya berpesan kepada tim supaya tidak ada beban, karena gelar juara sudah di tangan untuk AP250, baik pebalap maupun tim. Enjoy saja untuk setiap pebalap, tanpa ada beban, maksimalkan performa tanpa perlu khawatir. Pokoknya main lepas saja,” kata Rizky.
Bagi Rheza, balapan penentuan juara ini memberi sedikit tekanan lebih pada dirinya karena kali ini bersaing dengan rekan setim. Namun, dia akan berusaha tampil lepas dalam kualifikasi dan balapan.
”Ya, tentu di seri terakhir ini harus bertarung dengan rekan satu tim, mungkin tidak mudah, saya akan berusaha maksimal. Semoga ada keberuntungan buat saya di putaran terakhir ini. Kalau persiapan khusus sih enggak ada. Kami sudah beberapa kali balapan di sini, putaran pertama kebetulan di sini juga. Ada sedikit gambaran dari setelan motor, gambaran di dalam trek, feeling-nya hampir sama dengan kondisi trek. Jadi, mungkin cuma analisis saja dari putaran pertama, mungkin kami masih kurang, kami perbaiki di putaran terakhir ini,” tutur Rheza yang kini unggul 23 poin atas Herjun.
Jika juara, Rheza menilai gelar kali ini akan lebih bermakna dibandingkan pada 2018 karena harus ditentukan dalam seri penutup. ”Tekanan pasti ada, ya coba nikmati saja. Kalau 2018 dari awal seri dominan sampai beberapa putaran dan di Sentul sudah bisa juara. Kini sampai putaran terakhir, ya pasti lebih spesial ini sih, harus sampai putaran terakhir,” ujarnya.
Ia juga optimistis bisa tampil lebih baik dalam kualifikasi berdasarkan hasil sesi latihan bebas. ”Hasil dari sesi latihan ini positif, feeling saya di atas motor juga positif, punya pace time yang bagus, walaupun di sesi terakhir harus puas di posisi keenam. Tetapi, selisih dengan grup terdepan tidak terlalu jauh. Mungkin di kualifikasi lebih maksimal biar bisa start di baris terdepan,” kata Rheza.
Sementara bagi Herjun, dirinya sudah tidak memikirkan poin kejuaraan dalam balapan terahir ini. Dia hanya fokus menjalani balapan sebaik mungkin, dengan target memenangi balapan. Apakah nanti yang juara dirinya atau Rheza, itu bukan masalah.
”Persaingan juara, saya sudah tidak terlalu memikirkan persaingan juara tahun ini, dan hanya fokus memberikan yang terbaik dalam seri terakhir ini. Yang pasti, saya coba menang, tetapi belum tahu juga jika saya finis di posisi ini dan nanti Rheza finis di posisi berapa, belum tentu juga (juara), tergantung nanti kondisinya seperti apa. Jadi, saya fokus untuk menang saja, bukan fokus di poin kejuaraan,” kata Herjun.