Jepang menyiapkan cara untuk mengalahkan Spanyol di babak 16 besar. Rento Takaoka diharapkan melanjutkan ketajamannya.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Jepang bertekad ingin mengakhiri perangkap babak 16 besar dalam tiga partisipasi sebelumnya di Piala Dunia U-17. Ambisi itu tidak mudah karena mereka harus menumbangkan Spanyol, salah satu favorit juara, pada duel perdelapan final, Senin (20/11/2023) pukul 19.00 WIB, di Stadion Manahan, Surakarta, Jawa Tengah.
Babak 16 besar seakan terlalu erat memeluk Jepang. Pada tiga partisipasi terakhir, yaitu Uni Emirat Arab 2013, India 2017, dan Brasil 2019, skuad ”Samurai Biru” tidak mampu keluar dari cengkeraman putaran awal dari fase gugur Piala Dunia U-17 itu. Mereka dua kali kalah beruntun dari wakil Eropa, Swedia dan Inggris, kemudian tumbang dari Meksiko empat tahun silam.
Nasib itu ingin mereka akhiri di Indonesia. Apalagi, Pelatih Jepang Yoshiro Moriyama juga ingin menuliskan tinta emas pada edisi ketiga memimpin skuad Jepang di Piala Dunia U-17. Indonesia 2023 berpeluang menjadi turnamen akbar pamungkas Moriyama menangani tim U-17 Jepang.
Meski demikian, Moriyama mengakui, laga melawan Spanyol bakal menjadi pertarungan yang tidak mudah bagi skuadnya. Ia berharap skuad Samurai Biru bisa tampil tanpa cela sehingga tidak melakukan kesalahan yang merugikan tim seperti ketika takluk 1-3 dari Argentina pada laga kedua babak penyisihan.
Pada laga itu, Jepang telah kemasukan dua gol dalam delapan menit awal pertandingan. Dari tiga gim di Grup D, Argentina adalah satu-satunya tim yang bisa membobol gawang Jepang yang dikawal Wataru Goto.
”Tidak kemasukan adalah hal penting dalam pertandingan yang berjalan ketat di turnamen ini. Kami menutup fase grup dengan baik. Saya berharap performa bagus ini bisa meningkat di babak gugur,” kata Moriyama, yang memimpin sesi latihan resmi timnya di Lapangan Banyuanyar, Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (19/11/2023).
Dari tiga penampilan di babak penyisihan, koleksi operan Jepang dengan Spanyol sangat timpang.
Kemenangan penting atas Senegal di duel pamungkas fase grup menjadi potret gaya bermain yang berpeluang diulangi Moriyama. Mereka tidak akan memaksakan diri untuk menyaingi keunggulan Spanyol dalam permainan penguasaan bola.
Dari tiga penampilan di babak penyisihan, koleksi operan Jepang dengan Spanyol sangat timpang. Jepang hanya mencatatkan 293 operan sukses per laga, sedangkan Spanyol mengoleksi 655 operan berhasil per gim. Tak ayal, Spanyol adalah tim yang paling banyak menghasilkan operan sukses di Piala Dunia U-17 2023.
Dengan penguasaan bola yang lebih inferior, Jepang akan mengandalkan transisi serangan balik cepat untuk melukai Spanyol. Kecermatan wonderkid Rento Takaoka akan menjadi kunci untuk membongkar pertahanan kokoh Spanyol.
Memasuki babak 16 besar, Takaoka memimpin daftar pencetak gol Piala Dunia U-17 2023 bersama penyerang Brasil, Kaua Elias, dengan empat gol. Hebatnya, Takaoka, yang masih terdaftar pemain SMA Nissho Gakuen di Kota Kyushu, Jepang, mencetak gol pada tiga pertandingan Jepang di babak penyisihan.
”Kekuatan utama Takaoka adalah pada kemampuannya mengambil keputusan yang tepat. Ia bisa membantu kami menghadirkan perbedaan,” ucap Moriyama tentang kemampuan penyerang andalannya itu.
Pelatih Spanyol Jose Lana mengakui Takaoka sebagai pemain yang diwaspadainya. Secara keseluruhan, Lana menegaskan, gaya permainan timnya tidak akan berubah. Spanyol akan tampil aktif untuk menyerang Jepang melalui penguasaan bola dominan.
Lana enggan mencari alasan kegagalan skuadnya mengalahkan Uzbekistan akibat menurunkan sejumlah pemain pelapis di laga pamungkas Grup B. Dua pemain utama, yaitu Marc Guiu dan kapten Pau Prim, dimainkan Lana untuk sekadar menjaga kebugaran pada babak kedua.
”Kami telah mempelajari kekuatan Jepang. Mereka adalah tim yang tangguh, jadi kami harus menunjukkan peningkatan performa agar bisa meraih kemenangan,” kata Lana.
Jika bisa mengalahkan Jepang, Spanyol berpotensi mengikuti capaian tiga tim yang sudah lebih dahulu menyingkirkan Samurai Biru di babak 16 besar, yaitu minimal mengakhiri turnamen sebagai juara ketiga. Swedia membawa pulang medali perunggu pada 2013, lalu Inggris menjadi kampiun pada 2017, sedangkan Meksiko berpredikat sebagai runner-up edisi 2019.
Tembakan segala arah
Laga babak 16 besar lainnya di Manahan, Senin pukul 15.30 WIB, mempertemukan dua wakil Amerika Selatan, yakni Brasil menghadapi Ekuador. Sebagai juara bertahan, Brasil sangat berambisi menjaga takhta mereka di Indonesia.
Permainan menyerang Brasil telah membuahkan 13 gol di babak penyisihan. Tak sekadar jumlah gol, skuad asuhan Philipe Leal tersebut juga tercatat sebagai tim yang paling dominan melepaskan tembakan. Sebanyak 123 tembakan telah diciptakan Rayan dan kawan-kawan. Itu artinya skuad ”Selecao” melepaskan 41 tembakan per laga.
Catatan statistik itu tidak lepas dari taktik shoot on sight yang diterapkan Leal. Dengan cara bermain itu, Leal membebaskan anak asuhannya untuk melepaskan tembakan dari sisi mana pun ketika ada ruang menembak di sepertiga akhir pertahanan lawan.
”Tiga pertandingan sulit di babak penyisihan menjadi pelajaran bahwa tidak ada lawan mudah di turnamen ini. Kami harus tampil dalam performa terbaik dan mempersiapkan diri dengan maksimal agar bisa terus melaju,” ucap Leal.
Berbeda dengan Brasil, Ekuador adalah tim yang amat mengutamakan tembakan dari dalam kotak penalti. Melalui serangan dari sisi sayap, pemain Ekuador akan melepaskan umpan silang ke zona berbahaya lawan. ”La Tri” rerata melepaskan 31 umpan silang per laga. Jumlah tertinggi di Indonesia 2023.
Pemenang duel Brasil melawan Ekuador berpeluang akan ditentukan di masa perpanjangan waktu atau adu penalti. Pasalnya, kedua tim selalu bermain imbang dengan skor identik, 2-2, pada dua kali pertemuan di Piala Amerika Selatan U-17 2023 yang juga ajang Kualifikasi Piala Dunia U-17 2023.