Rento Takaoka hanya sekali bermain sebagai starter untuk memimpin daftar pencetak gol terbanyak sementara. Dia adalah senjata paling mematikan milik Jepang.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
Jika diibaratkan konser musik, laga terakhir babak Grup D Piala Dunia U-17 antara Jepang dan Senegal seperti menampilkan dua genre sekaligus dalam satu panggung. Paruh pertama terasa seolah konser musik klasik yang sangat teratur nan elegan, lalu tiba-tiba berubah layaknya konser band heavy metal yang kacau tidak beraturan.
Sosok yang paling bertanggung jawab atas kekacauan tersebut adalah Rento Takaoka. Sang penyerang Jepang berusia 16 tahun masuk dari bangku cadangan pada menit ke-55 saat skor 0-0. Hanya kurang dari 20 menit setelah itu, Jepang sudah unggul 2-0. Sepasang gol dipersembahkan oleh Takaoka.
Jepang mengambil keuntungan setelah Takaoka masuk dan membuat kekacauan. Dengan tubuh mungil 1,65 meter, energinya seperti tidak bisa habis. Dia berlari tanpa henti untuk mengejar pemain lawan ataupun mencari ruang. Para pemain Jepang lain terinspirasi dengan kegigihan Takaoka.
Tempo laga naik drastis seiring tekanan agresif skuad ”Samurai Biru”. Senegal yang semula nyaman menguasai bola, tampak panik, dan kehilangan kontrol. Alur pertandingan pun menjadi kacau. Menurut pelatih Jepang Yoshiro Moriyama, Takaoka memang sengaja disimpan untuk masuk di babak kedua.
”Energi, kecepatan, dan pengambilan dia (Takaoka) akan menyulitkan saat lawan sudah kelelahan. Saya menggunakan (strategi) itu untuk mengambil keuntungan di laga ini. Saya pikir dia adalah pemain yang sangat menyeramkan untuk tim lawan, terutama saat berlari menuju gawang,” ujar Moriyama yang melatih tim muda Jepang sejak 2012.
Dua gol Takaoka tercipta dari kegigihan dan kepintaran membaca permainan. Pada gol pertama, pemain asal sekolah Nisso Gakuen itu berhasil mencari ruang kosong di antara tumpukan pemain Senegal yang tinggi dan kekar. Meskipun tingginya hanya sejajar dengan bahu pemain lawan, Takaoka bisa membuka keunggulan lewat sundalan.
Di gol kedua, Takaoka mencetak gol dari kesalahan kiper Senegal, Macoura Mboup. Semua berawal dari inisiatif sang penyerang untuk mengejar bola saat lawan membangun serangan dari bawah. Mboup, yang mengontrol bola, panik akibat kejaran itu. Takaoka merebut bola, lalu menggandakan keunggulan Jepang.
Insting gol Takaoka tidak perlu diragukan lagi. Seluruh gol Jepang (4 gol) berasal darinya walaupun dia hanya sekali menjadi starter dari tiga laga Jepang di babak grup. Dia berstatus pencetak gol terbanyak sementara di turnamen sejauh ini, setara dengan pemain Brasil, Kaua Elias.
Pemain bernomor punggung 11 itu selalu mencetak gol setiap dimainkan. Dia menghasilkan satu gol setiap 46 menit. Bisa dikatakan, dia merupakan penyerang paling berapi-api saat ini di Piala Dunia. Adapun tiga dari empat gol Takaoka diciptakan saat tampil sebagai pemain cadangan.
Owen bertubuh kecil seperti saya, tetapi dia sangat kencang dan tajam. Saya belajar banyak darinya tentang cara bermain efektif dengan tubuh seperti ini.
Takaoka mengatakan, mengidolakan mantan penyerang tim nasional Inggris Michael Owen. ”Owen bertubuh kecil seperti saya, tetapi dia sangat kencang dan tajam. Saya belajar banyak darinya tentang cara bermain efektif dengan tubuh seperti ini,” ujarnya yang sempat menggambarkan ciri Owen dengan kata-kata karena lupa nama sang penyerang.
Salah satu kelebihan terkuat dari Takaoka adalah mengenal dirinya dengan sangat baik. Pria murah senyum itu mengetahui kekurangannya dalam atribut fisik, tetapi berupaya menjadikan itu kelebihan. Seperti tubuh mungil, misalnya. Dia memang tidak setinggi pemain lain, tetapi lebih pintar, gigih, lincah, dan berteknik.
Pemain kelahiran Prefektur Miyazaki itu juga sangat dewasa dalam menyikapi perannya. Dia tidak bermasalah tampil sebagai cadangan meskipun berstatus sosok terpenting untuk ”Samurai Biru” saat ini. “Sebagai cadangan, saya hanya ingin memastikan bisa menyumbang sebanyak mungkin dengan waktu yang sangat terbatas,” ujarnya.
Pertunjukan Takaoka belum selesai. Jepang masih akan berlaga di babak 16 besar. Dia pun sudah menargetkan untuk meraih Sepatu Emas dengan sumbangan total 10 gol. Tim-tim lawan patut waspada. Sebab, dia seperti shuriken, senjata yang dilempar khas Jepang, berukuran mungil, tetapi mematikan.