Mamadou Doumbia terus membuktikan diri sebagai mesin gol masa depan bagi Mali. ”Hattrick”-nya di laga perdana Piala Dunia U-17 2023 jadi pembuktian lain setelah menduduki peringkat kedua ”top scorer” Piala Afrika U-17.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
Mamadou Doumbia terus membuktikan diri sebagai mesin gol masa depan Mali. Terkini ia berhasil mencatatkan trigol (hattrick) dalam penampilan perdananya pada Dunia U-17 2023, di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (10/11/2023). Capaian itu sekaligus membuatnya menjadi salah satu penyerang muda berprospek cerah dari Benua Hitam.
Uzbekistan adalah korban pertama dari ketajaman Doumbia dalam ajang Piala Dunia U-17 2023. Tiga gol ia sarangkan ke gawang yang dikawal Muhammadyusuf Sobirov. Bukan saja gol, ia juga menjadi pemain yang paling banyak menciptakan peluang. Sembilan peluang gol ia catatkan pada laga itu.
Keaktifan di lini serang juga bisa dilihat dari seberapa banyak Doumbia menerima bola di antara gelandang dan pemain bertahan lawan. Statistik menunjukkan striker jangkung itu 19 kali menerima umpan pada area tersebut.
Doumbia membuka keran golnya pada menit ke-30. Ia berhasil memanfaatkan situasi kemelut yang diciptakan rekannya, Ibrahim Diarra, yang melakukan penetrasi dari sisi kanan pertahanan Uzbekistan. Tusukan Diarra menciptakan bola liar yang selanjutnya disambar Doumbia dari sudut sempit.
Gol kedua Doumbia lahir dari titik putih pada menit ke-72. Ditunjuk sebagai eksekutor, penyerang itu menyepak bola secara tenang. Tidak tampak keraguan dari wajahnya sewaktu menendang bola. Adapun hukuman penalti diberikan wasit setelah pelanggaran terhadap Ibrahim Kanate di kotak penalti. Teknologi asisten wasit video atau video assistant referee (VAR) dimanfaatkan wasit untuk mengambil keputusan dalam kesempatan itu.
Doumbia tak butuh waktu lama untuk mencetak gol ketiganya. Hanya berselang tiga menit, ia kembali menuliskan namanya di papan skor. Kali ini, kejelian Doumbia membaca ruang menjadi penentu. Ia mampu membebaskan diri dari para pemain belakang Uzbekistan untuk selanjutnya menyambar umpan silang mendatar yang berbuah gol ketiga pada menit ke-75.
Tiga gol itu memosisikan Doumbia menjadi top scorer sementara dalam turnamen tersebut. Penampilan impresifnya turut diganjar penghargaan pemain terbaik dalam laga itu. ”Saya sangat senang, sangat bahagia atas kemenangan ini. Ini adalah pertandingan pertama kami,” ucapnya seusai laga.
Saya sangat senang, sangat bahagia atas kemenangan ini. Ini adalah pertandingan pertama kami.
Tampil menonjol tidak lantas membuat Doumbia besar kepala. Ia ogah berlarut-larut merayakan trigolnya pada pergelaran sepak bola yunior paling bergengsi sedunia itu. Pasalnya, turnamen masih panjang. Ia dan teman-teman akan berhadapan dengan tim-tim lain yang boleh jadi sulit ditaklukkan. Laga kedua, misalnya, mereka sudah ditunggu Spanyol yang digolongkan sebagai kandidat juara pada ajang ini.
”Kami akan bersiap untuk pertandingan berikutnya. Kami akan melakukan yang terbaik untuk bisa meraih kemenangan seperti hari ini. Insya Allah,” kata Doumbia.
Bakat Doumbia sebagai bomber andal sebenarnya sudah dipamerkannya sewaktu tampil di Piala Afrika U-17, April lalu. Ia memborong empat gol sepanjang turnamen sehingga memosisikannya pada peringkat kedua pencetak gol terbanyak dalam ajang tersebut. Ia hanya kalah satu gol dari pencetak gol terbanyak, yakni winger Senegal, Amara Diouf.
Kapten Mali, Ibrahim Diarra, menyatakan, Doumbia konsisten menjaga ketajaman sejak pergelaran Piala Afrika U-17. Keadaan itu sangat menguntungkan timnya yang ingin melaju jauh dalam ajang Piala Dunia U-17 2023. Menurut dia seisi skuad semakin termotivasi untuk lolos grup setelah menang secara meyakinkan pada laga pertama.
”Jika dia melanjutkan permainannya yang seperti ini, saya yakin, ini akan membantu kami sepanjang kejuaraan. Dia adalah penyerang hebat,” kata Diarra, dikutip dari situs resmi FIFA (10/11/2023).
Keunggulan utama Doumbia sebagai penyerang murni adalah postur tubuhnya. Pemain Black Star FC itu memiliki fisik yang tinggi dan kokoh. Keandalan fisik itu membuatnya mampu menjadi penahan bola untuk memberikan ruang serangan bagi pemain lain.
Poin plus lainnya, Doumbia juga cukup nyaman memegang bola. Apalagi, ia memiliki kecepatan tinggi. Kendati berposisi striker, insipirasi bermainnya justru datang dari pemain sayap cepat seperti Lionel Messi dan Riyad Mahrez. Pasalnya, dua pemain itu sama-sama kidal seperti dirinya.
Ketenangan dan kejelian membaca ruang menambah kelengkapan atribut Doumbia. Seakan-akan ia selalu berada di posisi yang tepat untuk mencetak gol. Kemampuan itu membuatnya tak bisa dibiarkan bebas bergerak tanpa kawalan di kotak penalti lawan. Lepas pandangan sekejap boleh jadi gol akan melesak.
Segala potensi itu membuat Doumbia menjadi penyerang dengan atribut yang cukup lengkap. Berbagai gol bisa diciptakannya. Entah itu melalui tap in, sundulan, tendangan keras, ataupun dribel melewati pemain belakang lawan. Bahkan, teman-teman satu timnya menyebut gaya bermain Doumbia mirip seperti penyerang Norwegia, Erling Haaland.
Pelatih Mali Soumaila Coulibaly menyatakan, sudah sewajarnya bagi seorang penyerang untuk mencetak gol. Pihaknya tak menampik jika naluri Doumbia sangat tajam untuk menjebol gawang lawan. Oleh karena itu, ia merasa ajang Piala Dunia boleh jadi membuka peluang pengembangan karier anak asuhannya itu. Asalkan, ia mampu tampil konsisten.
”Sangat normal bagi seorang pemain muda yang tampil di sini (Piala Dunia) untuk selanjutnya berkarier di luar negeri. Jika dia bermain baik, kesempatannya bermain di Eropa semakin terbuka,” kata Coulibaly.