Uzbekistan tak kuasa membendung keperkasaan Mali pada laga perdana Grup B Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jateng. Skor akhir 3-0 mengakhiri laga tersebut.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Mali tampil perkasa sewaktu melawan Uzbekistan pada laga perdana Grup B pada gelaran Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (10/11/2023). Skor akhir 3-0 menunjukkan kedigdayaan perwakilan Afrika tersebut. Bahkan, Mamadou Doumbia berhasil menorehkan hattrick dalam penampilan pertamanya.
Mali coba berinisiatif menyerang sejak babak pertama. Itu terbukti dari formasi 4-3-3 yang dipilih sang pelatih, Soumalia Coulibaly. Kecepatan pemain sayap mereka, yakni Ibrahim Diarra dan Ibrahim Kanate, dimanfaatkan untuk membongkar pertahanan rapat Uzbekistan. Hanya saja, penampilan solid barisan belakang Uzbekistan membuat anak asuh Coulibaly harus bersabar.
Gol pertama baru tercipta pada menit ke-31. Itu berawal dari situasi kemelut akibat serangan bertubi-tubi dari Mali. Ketenangan ujung tombak Mali, Mamadou Doumbia, akhirnya membawa Mali unggul sementara dengan skor 1-0.
Setelah gol pertama, laga kembali berjalan ketat. Uzbekistan lebih banyak bertahan ketimbang menyerang. Serangan balik mereka kerap dimentahkan oleh duet gelandang tengah Mali, Kone Sekou dan Makalou Hamidou, yang bermain cukup solid. Kedua gelandang energik tersebut langsung menekan sejak dari garis pertahanan lawan agar permainan Uzbekistan tidak berkembang.
Kekompakan Sekou dan Hamidou boleh jadi faktor lain yang membantu Mali tampil apik malam itu. Keduanya mampu berbagi tugas untuk memotong serangan ataupun membagikan bola ke depan. Ketenangan Sekou mengalirkan bola ke sisi kiri dan kanan juga membuat kendali pertandingan berada di tangan anak-anak asuh Coulibaly.
Tampil makin dominan, Mali berhasil mencetak gol kedua pada menit ke-72. Lagi-lagi gol datang dari kaki Doumbia. Kali ini, ia berhasil mengeksekusi tendangan penalti yang diberikan wasit setelah Kanate dilanggar oleh kiper Uzbekistan, Muhammad Yusuf Sobirov. Pelanggaran itu diketahui setelah pengecekan ulang menggunakan teknologi VAR (video assistant referee).
Memang dia striker yang bagus. Sangat normal bagi striker untuk bisa mencetak gol banyak.
”Dewi Fortuna” rasa-rasanya sedang benar-benar ”memeluk” Doumbia hari itu. Striker berbadan tinggi besar itu kembali mencetak gol berselang tiga menit kemudian, yakni pada menit ke-75. Ia menjebol gawang Uzbekistan setelah menyambar umpan silang terukur dari Kanate. Gol ketiga itu sekaligus membuat Doumbia berhasil menjadi pemain pertama yang mencatatkan hattrick dalam gelaran tahun ini.
”Hari ini anak-anak bermain baik. Memang, kami sempat kesulitan mencetak gol. Beruntung setelah 20 menit pertama, anak-anak bisa semakin menguasai pertandingan. Hasil pertandingan ini sangat baik bagi kami,” kata Coulibaly seusai laga.
Di sisi lain, Coulibaly enggan jemawa atas hattrick yang dibukukan strikernya, Doumbia. Menurut dia, tugas seorang penyerang adalah mencetak gol. Untuk itu, sudah sewajarnya bagi Doumbia untuk membukukan gol sebanyak-banyaknya bagi tim. Ia meminta agar segenap skuad terus bekerja keras menghadapi laga-laga berikutnya.
”Memang dia striker yang bagus. Terlebih lagi dia mencetak gol banyak pada pertandingan ini. Sangat normal bagi striker untuk bisa mencetak gol banyak,” kata Coulibaly.
Salif Noah Leintu, penyerang Mali, mengungkapkan, semua anggota tim datang ke laga tersebut dengan motivasi tinggi. Hasil positif pada pertandingan pertama mampu menjadi suntikan moral bagi segenap skuad. Apalagi mereka akan berjumpa dengan salah satu tim favorit, Spanyol.
Dengan demikian, Leintu dan kawan-kawan merasa tidak boleh terlalu gembira atas kemenangan perdana tersebut. ”Sekarang kami bisa sedikit bersenang-senang atas hasil ini. Namun, kami harus segera mengarahkan perhatian untuk laga selanjutnya. Spanyol adalah tim yang bagus dan punya mentalitas hebat untuk dihadapi,” katanya.