Inggris mencoba bermain bagus di tiap laga dan menjadi pemuncak Grup C Piala Dunia U-17 2023.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Persaingan di Grup C Piala Dunia U-17 2023 akan dibuka dengan ambisi dua raksasa sepak bola dunia, Inggris dan Brasil, dalam mengincar mangsa pertama mereka di Stadion Internasional Jakarta (JIS), Sabtu (11/11/2023). Inggris akan meladeni Kaledonia Baru, sedangkan Brasil menjajal kemampuan Iran. Meski lebih difavoritkan untuk menang, Brasil dan Inggris pantang lengah di laga pertama. Kemenangan akan sangat berharga untuk modal menatap pertandingan selanjutnya.
Laga pertama di JIS menghadirkan Inggris dan Kaledonia Baru pada pukul 16.00 WIB. Kemudian pada pukul 19.00 WIB giliran Brasil dan Iran yang akan berjuang untuk saling mengalahkan demi mendapatkan poin penuh.
Piala Dunia U-17 menjadi panggung pertama pertemuan antara Inggris dan Kaledonia Utara. Kekuatan kedua tim ini bak bumi dan langit. Inggris adalah juara Piala Dunia U-17 2017 dan sudah lima kali tampil di Piala Dunia. Sementara Kaledonia Baru tergolong negara ”pendatang baru” yang baru lolos dua kali ke babak utama Piala Dunia U-17. Kaledonia Baru menyegel satu tempat di Piala Dunia seusai menjadi runner up Piala OFC U-17.
Selain itu, Inggris juga diperkuat pemain-pemain dari klub-klub besar Eropa dan sudah berkompetisi secara reguler di liga kelompok usia. Adapun 80 persen pemain Kaledonia Baru berasal dari akademi FCF yang didirikan FIFA dengan berkolaborasi bersama Konfederasi Sepak Bola Oseania (OFC).
”Kami sangat menantikan pertandingan pertama dan tentu ingin memetik kemenangan. Saya rasa, Kaledonia Baru juga memikirkan hal yang sama. Pertandingan besok dimainkan dua tim yang bagus. Besok akan jadi pertandingan yang berat untuk kami. Kami akan bekerja keras untuk laga besok,” kata Pelatih Inggris Ryan Garry di sela-sela memimpin latihan timnya di Lapangan A Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (10/11/2023).
Sebelumnya, Pelatih Kaledonia Baru Leonardo Lopez mengakui timnya bukanlah unggulan di Piala Dunia U-17. Namun, mereka akan mencoba melawan sekuat tenaga dan menyulitkan Inggris nantinya.
Sebelah mata
Kemenangan bukan tujuan utama Kaledonia Baru. Melalui Piala Dunia U-17, mereka hendak menunjukkan perkembangan pesat sepak bola Kaledonia Baru yang sebelumnya kerap dianggap sebelah mata. Sebelum menghadapi Inggris, Kaledonia Baru melaksanakan pertandingan uji coba kontra Burkina Faso di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Banten, Senin (6/11/2023). Pada laga tersebut, Kaledonia Baru takluk 0-5.
”Kami berpikir, kami adalah yang terkecil di kompetisi ini. Jadi, kami merasa pertandingan itu (melawan Burkina Faso) bagus untuk persiapan kami menghadapi tim-tim yang lebih besar lainnya, seperti Inggris yang menjadi lawan pertama kami,” kata Lopez.
Sementara Inggris diprediksi menurunkan kekuatan penuh di laga pembuka. Tim ”Singa Muda” diperkuat sejumlah pesepak bola hebat, seperti dua pemain tim yunior Arsenal, Ethan Nwaneri dan Myles Lewis-Skelly.
Musim lalu, Nwaneri bahkan mendapat kepercayaan dari Manajer Arsenal Mikel Arteta tampil menghadapi Brentford selama beberapa menit di Liga Inggris. Adapun Lewis-Skelly punya keunggulan pada postur tubuhnya.
Brasil
Sebagaimana Inggris, Brasil juga lebih difavoritkan untuk menang atas Iran. Brasil adalah pemegang gelar kedua terbanyak di Piala Dunia U-17 dengan empat gelar, kalah satu gelar dari Nigeria yang sudah mengoleksi lima trofi. Brasil datang ke Piala Dunia U-17 sebagai juara bertahan.
Jika mampu mengalahkan Iran, Brasil akan memperpanjang rekor kemenangan beruntun di Piala Dunia U-17. Sejauh ini Brasil sudah mencatatkan delapan kemenangan beruntun.
Setelah menjuarai Piala Dunia U-17 2019 di rumah sendiri, kekuatan Brasil belum terbendung. Mereka sukses menjuarai Piala Amerika Selatan U-17 tahun ini. Walau demikian, Pelatih Brasil Phelipe Leal justru sama sekali tidak merasa gelar Piala Dunia dan Piala Amerika Selatan akan banyak membantu timnya kali ini.
Sebaliknya, Leal mengaku pencapaian itu justru membebani para pemain mudanya. Menurut Leal, masyarakat Brasil sudah terbiasa menyaksikan timnasnya bermain bagus dan menjadi juara. Dua hal itu justru kurang tepat diasosiasikan kepada tim kelompok usia.
Berbeda dengan tim senior, tim kelompok usia harus terus berkembang dan oleh karena itu tim pelatih mesti pintar-pintar dalam mengelola psikis mereka. Hujatan dan pujian sama berbahayanya bagi tim kelompok usia. Maka dari itu, Leal berharap para pemainnya bisa tampil tanpa beban dan mengeluarkan kemampuan terbaik mereka.
”Jadi, dengan semua yang kami inginkan untuk masa depan pemain muda ini, harapannya para pemain bisa bermain lepas tanpa beban. Memberikan permainan terbaik dan meraih juara lagi,” katanya.
Jika mampu mengalahkan Iran, Brasil akan memperpanjang rekor kemenangan beruntun di Piala Dunia U-17. Sejauh ini, Brasil sudah mencatatkan delapan kemenangan beruntun yang dimulai sejak melawan Mali di pertandingan perebutan tempat ketiga Piala Dunia U-17 2017.