Maju Tak Gentar, ”Garuda Muda” di Piala Dunia U-17
Mengelola mental menjadi tantangan Indonesia menjelang melawan Ekuador pada laga pertama di Piala Dunia U-17 2023. Sebagai tuan rumah, tim ”Garuda Muda” pantang merasa inferior.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Indonesia akan menghadapi rintangan sulit saat bertemu Ekuador pada duel pembuka Piala Dunia U-17 2023, Jumat (10/11/2023) pukul 19.00 WIB, di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur. Meski kalah kualitas dan pengalaman di panggung dunia, tim ”Garuda Muda” tidak boleh gentar karena tampil di hadapan sekitar 40.000 pendukung.
Duel melawan Ekuador, tim kelas dunia yang sudah terbiasa bersaing di Piala Dunia U-17, bakal menguji mental Indonesia. Tim Garuda Muda harus mampu mengelola dengan baik dukungan publik sendiri. Jika terlalu terbebani dengan ekspektasi besar suporter, mereka berpeluang gagal menampilkan performa terbaik yang sudah dipersiapkan di Jakarta dan Jerman sejak Juli.
Demi menjaga kondisi mental pemainnya, Bima berusaha untuk mempererat hubungan 21 pemain dengan tim pelatih. Bima membuka diri untuk berbicara empat mata dengan para pemain agar mereka bisa tampil rileks dan menampilkan performa maksimal di tiga laga penyisihan Grup A.
Pada latihan resmi di Stadion Gelora 10 November, Surabaya, Kamis (9/11/2023) malam, semua pemain dan tim pelatih sempat melakukan shalat Maghrib berjemaah di atas lapangan sepak bola legendaris di ”Kota Pahlawan” itu. Rutinitas shalat lima waktu berjemaah telah diterapkan Bima sejak Arkhan Kaka dan kawan-kawan tampil di Piala AFF U-16 2022, Agustus 2022, di Yogyakarta.
Para pemain berlatih dengan tenang sekaligus santai pada sesi latihan terakhir sebelum turun di ajang dunia itu. Latihan diawali dengan gim juggling yang diselingi tawa pemain, lalu dilanjutkan kombinasi operan pendek. Sesi latihan ditutup dengan materi taktik untuk menghadapi Ekuador.
Semua pemain, termasuk duo diaspora, Amar Brkic dan Welber Jardim, terlihat bersemangat menjalani sesi latihan di bawah sinar lampu Gelora 10 November. Mereka kelihatan sudah beradaptasi dengan iklim lembab di Indonesia.
”Gugup adalah hal wajar. Pemain sekelas (Lionel) Messi dan (Cristiano) Ronaldo juga gugup setiap jelang bertanding. Terpenting, pemain sudah memiliki kekompakan dan saling mendukung satu sama lain dalam pertandingan,” ujar Bima.
Arkhan Kaka, penyerang Indonesia, bertekad memberikan penampilan terbaik di hadapan pendukung sendiri. Skuad U-17 Indonesia sudah terbiasa tampil di rumah sendiri, salah satunya saat menjuarai Piala AFF U-16 2022 pada final di Stadion Maguwoharjo, DI Yogyakarta.
”Saya tidak memikirkan beban. Kami telah bersiap secara maksimal agar di laga besok bisa tampil baik dan selalu berhati-hati untuk terhindar dari kesalahan,” ucap Arkhan.
Adapun Ekuador ingin melanjutkan tren positif mereka di pertandingan pembuka Piala Dunia U-17. Dalam dua edisi terakhir, yaitu di Chile 2015 dan Brasil 2019, ”La Tri” menang, masing-masing, atas Honduras, 3-1, dan Australia, 2-1.
Sejak memasuki milenium baru, tidak ada tim penyelenggara Piala Dunia U-17 dengan status debutan yang bisa lolos dari babak penyisihan grup.
Skuad muda Ekuador juga ingin mengikuti jejak tim senior mereka yang membungkam tim tuan rumah, Qatar, 2-0, pada laga pembuka Piala Dunia 2022. ”Kami sudah mempelajari tim lawan (Indonesia). Laga tak akan mudah, tetapi kami berjuang untuk menang,” kata gelandang Ekuador, Jairo Reyes.
Perangkap kutukan
Pemain Indonesia bertekad untuk menciptakan sejarah dengan lolos dari penyisihan grup. Kans Indonesia untuk lolos cukup terbuka. Selain dua tim teratas di setiap grup, ada pula jatah empat tim peringkat ketiga terbaik untuk melaju ke babak 16 besar.
Dalam sejarah debut di ajang Piala Dunia yunior, Indonesia pernah tak berdaya, yaitu di fase grup Piala Dunia U-19 1979. Saat itu, tim asuhan Soetjipto Soentoro takluk di tiga laga fase grup, yaitu dari Argentina, Polandia, dan Yugoslavia.
Di sisi lain, ambisi Indonesia untuk tampil di fase gugur Piala Dunia U-17 terperangkap kutukan tuan rumah. Sejak memasuki milenium baru, tidak ada tim penyelenggara Piala Dunia U-17 dengan status debutan yang bisa lolos dari babak penyisihan grup.
Trinidad-Tobago (2001), Finlandia (2003), Peru (2005), dan India (2019) tersisih di babak awal. Bahkan, Trinidad-Tobago dan India gagal meraup satu pun poin. India juga tercatat sebagai tuan rumah terburuk di Piala Dunia U-17 karena hanya mencetak satu gol dan kemasukan sembilan gol dari tiga laga penyisihan grup.
”Tim sudah siap bertanding. Semoga semua berjalan baik sesuai rencana kita. Saya mohon dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia,” kata Bima, legenda timnas Indonesia.
Pada duel lain di Grup A yang juga digelar di Gelora Bung Tomo, Panama akan menghadapi Maroko pada pukul 16.00 WIB. Kedua tim mengincar kemenangan untuk mengejar target lolos dari penyisihan grup.
Panama menembus babak 16 besar pada debutnya di Meksiko 2011. Adapun Maroko juga sudah berpengalaman lolos dari fase grup pada debutnya di Piala Dunia U-17 pada 2013.
Juriel Nereida, bek Panama, menganggap semua lawan di grup adalah tim yang kuat. ”Ada rasa gugup yang saya rasakan untuk memainkan laga pertama di Piala Dunia. Tetapi, kami sudah siap bermain untuk mengejar tiga poin,” kata Nereida menjelang berlatih bersama timnya di Lapangan THOR, Kamis sore.
Pelatih Maroko U-17 Said Chiba, yang memimpin latihan resmi tim di Lapangan C Kompleks Gelora Bung Tomo, menyebut timnya telah mempelajari kekuatan Panama. Ia juga menargetkan anak asuhannya meraup kemenangan di laga pertama demi memudahkan langkah ke babak berikutnya.