Bara Para Juara Dunia
Grup C akan menyajikan pertempuran sengit dua raksasa sepak bola dunia, Brasil dan Inggris. Hasrat berkuasa mereka berusaha digagalkan Iran dan Kaledonia Baru.
Persaingan di Grup C pada Piala Dunia U-17 2023 semakin panas dengan tergabungnya Brasil dan Inggris. Kedua negara tersebut merupakan juara Piala Dunia U-17 pada dua edisi sebelumnya. Maka dari itu, predikat sebagai grup neraka bisa dibilang bukanlah sesuatu yang berlebihan.
Datang dengan status juara bertahan tidak selamanya menyenangkan bagi Brasil. Pelatih Brasil, Phelipe Leal, mengaku agak terbebani dengan ekspektasi publik Brasil terhadap timnya. Walau demikian, ia menyatakan siap mempertahankan gelar dengan target terdekat adalah mencoba lolos dari grup neraka.
Kami datang sebagai juara bertahan. Jadi memang ada tekanan dengan predikat itu. Suatu kehormatan bisa lolos ke putaran final dan datang ke sini. Kami akan mencoba segala cara untuk mempertahankan gelar juara.
“Kami datang sebagai juara bertahan. Jadi memang ada tekanan dengan predikat itu. Suatu kehormatan bisa lolos ke putaran final dan datang ke sini. Kami akan mencoba segala cara untuk mempertahankan gelar juara,” ucapnya saat tiba di Indonesia, Sabtu (4/11/2023).
Baca juga : Mari Kita Berbicara tentang Spanyol
Brasil menjuarai Piala Dunia U-17 2019 di rumah mereka. Di partai final, tim “Samba” merebut gelar Piala Dunia U-17 keempat dengan mengalahkan Meksiko 2-1. Saat ini, Nigeria masih menjadi negara dengan koleksi gelar Piala Dunia U-17 terbanyak, yakni dengan lima gelar juara. Brasil berharap bisa menyamai raihan Nigeria dengan kembali menjadi juara di edisi tahun ini.
Dengan bakat sepak bola yang melimpah, Brasil tidak kesulitan mencari pemain-pemain muda berkualitas. Tim Brasil U-17 mayoritas diperkuat pemain-pemain yang merumput di Liga Brasil. Lini serang Brasil akan bertumpu pada Rayan dan Kaua Elias yang merupakan pencetak gol terbanyak di tim saat ini dengan torehan masing-masing lima gol. Rayan adalah pemain yang berasal dari klub divisi teratas Brasil, Vasco da Gama. Adapun Elias saat ini memperkuat Fluminense U-20.
Sejak Piala Dunia U-17 diselenggarakan pada 1985, Brasil hanya satu kali gagal lolos ke putaran final, yaitu pada Piala Dunia 1993 di Jepang. Selebihnya, dalam lima edisi Piala Dunia terakhir, Brasil selalu sukses lolos ke fase gugur.
Baca juga : Bima Sakti Tak Beranjak dari Skuad Piala AFF U-16 2022
Tim Brasil akan mendapat perlawanan hebat dari Inggris yang merupakan juara Piala Dunia U-17 2017 atau dua edisi sebelumnya. Tim “Singa Muda” menargetkan bisa mengulangi kejayaan enam tahun lalu dengan diperkuat mayoritas pemain yang merumput di Inggris Raya.
Hanya satu pemain dalam tim besutan pelatih Ryan Garry yang memperkuat klub luar Inggris, yaitu kiper Tommy Setford. Ia merupakan pemain jebolan akademi Ajax Amsterdam dan sudah mencatatkan 13 penampilan bersama tim Inggris U-17.
Laga Inggris menghadapi Brasil akan menjadi laga pamungkas grup. Harapan Inggris ada pada pemain andalan mereka, Myles Lewis-Skelly, yang memiliki naluri mencetak gol meski berposisi sebagai gelandang. Pemain didikan akademi Arsenal itu telah mencatatkan 17 penampilan bersama Inggris U-17 dan menyumbangkan dua gol.
“Brasil adalah negara yang memiliki budaya sepak bola yang luar biasa dan kami sangat menantikan pertandingan itu. Melawan juara Amerika Selatan di level U-17 akan menjadi ujian besar bagi kami dan kami pikir kami berada dalam posisi yang bagus untuk menghadapi mereka. Ini adalah pertandingan terakhir di grup dan ini akan menjadi kesempatan yang luar biasa,” ujar Garry, dikutip dari laman FIFA.
Baca juga : Menanti Mekarnya Tunas Generasi Emas Indonesia
Setelah menjuarai Piala Dunia U-17 2017, performa Inggris merosot tajam. Mereka gagal lolos ke putaran final Piala Dunia U-17 2019 usai tersisih di fase grup Piala Eropa U-17 2019. Di Piala Dunia edisi tahun ini, Inggris lolos melalui jalur play off karena tersingkir dari Perancis di perempat final Piala Eropa U-17 2023. Inggris lolos dari play off setelah menyingkirkan Swiss dengan skor 4-2.
Garry mendorong para pemainnya untuk menjadikan penurunan performa itu sebagai motivasi tambahan demi meraih hasil maksimal di Jakarta. “Yang pasti, kami ingin menguasai bola dan tembakan terbanyak. Tapi hal itu memang tidak selalu berhasil. Kami akan memiliki variasi yang nyata dan itulah kekuatan dari tim ini. Kami punya berbagai cara untuk bermain. Kami adalah kesatuan tim yang lengkap dan saya yakin kami bisa meraih hasil baik,” kata Garry.
Raksasa Asia
Selain kedua negara dengan tradisi sepak bola kuat itu, Grup C juga dihuni oleh raksasa Asia, Iran, dan tim kuda hitam Kaledonia Baru. Walau kurang diunggulkan, Iran percaya diri bisa menciptakan keajaiban dengan lolos ke fase gugur, sebagaimana mereka lakukan pada tiga edisi Piala Dunia sebelumnya.
Di tiga edisi sebelumnya, Iran tergolong tim yang cukup kuat dengan tidak pernah kalah dalam sembilan pertandingan fase grup. Dalam sembilan pertandingan fase grup pada tiga edisi Piala Dunia sebelumnya, Iran mencetak enam kemenangan dan tiga hasil imbang. Piala Dunia U-17 di Indonesia akan menjadi yang kelima kalinya bagi Iran. Sebelumnya, pencapaian terbaik Iran adalah lolos ke perempat final edisi 2017.
Baca juga : FIFA Pastikan Piala Dunia U-17 Gunakan VAR
Keunggulan postur tubuh menjadi salah satu kekuatan Iran. Tim arahan pelatih Hossein Abdi tersebut memiliki pemain dengan postur tinggi di atas tiga tim lainnya, yaitu 1,82 meter.
Iran akan menghadapi Brasil di laga pertama. Sebagai persiapan, semifinalis Piala Asia U-17 2023 ini tiba lebih awal ke Indonesia dan memilih untuk menjalani pemusatan latihan di Bali selama enam hari.
Sementara itu, Kaledonia Baru mengincar peningkatan capaian dibandingkan edisi sebelumnya. Ini adalah kali kedua bagi Kaledonia Baru berpartisipasi di Piala Dunia U-17. Sebelumnya, negara kepulauan di Samudra Pasifik ini menjalani debut di Piala Dunia U-17 2017 di India. Namun, Kaledonia Baru saat itu gagal melangkah ke fase gugur.
Tim Kaledonia Baru saat ini sudah mengalami perkembangan yang cukup pesat dibandingkan 2017 lalu. Mereka lolos ke Piala Dunia U-17 setelah menjadi runner up Piala Oseania U-17 2023. Di final, Kaledonia Baru dikalahkan Selandia Baru, 0-1.
Perkembangan pesat sepak bola usia muda Kaledonia Baru didukung FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Oseania (OFC). FIFA pada 2022 mengirimkan dukungan teknis dan menyuntikkan modal besar untuk membangun akademi sepak bola FCF. Kehadiran Akademi FCF bertujuan mengasah bakat-bakat alami pesepak bola muda Kaledonia Baru. Sebanyak 80 persen pemain Kaledonia Baru U-17 berasal dari akademi tersebut.
Meski kiprahnya jarang terdengar di level senior, Kaledonia Baru adalah salah satu negara penghasil pesepak bola berbakat di dunia. Salah satu pemain berbakat yang lahir di negara ini adalah mantan pemain Real Madrid, Christian Karembeu. Meski lahir di Kaledonia baru, Karembeu kemudian memilih bermain untuk timnas Perancis yang menjuarai Piala Dunia 1998.