Sudah terpuruk di Eropa, AC Milan juga tampil buruk di Liga Italia. Kekalahan 0-1 dari Udinese yang sebelumnya tak pernah menang membuat Milan berada di titik nadir.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·4 menit baca
MILAN, MINGGU — Kekalahan 0-1 dari Udinese, tim yang sebelumnya tak pernah menang di Liga Italia, menjadi klimaks dari penampilan buruk AC Milan, baik di kompetisi lokal maupun Eropa. Hasil laga pekan ke-11 Liga Italia itu mempertegas fakta bahwa AC Milan sulit bangkit dari keterpurukan.
Gol penalti Udinese menjadi pil pahit AC Milan yang tampil di hadapan publik sendiri, Stadion San Siro, Minggu (5/11/2023) dini hari WIB. Lesakan Roberto Pereyra yang keliru dibaca arahnya oleh kiper AC Milan, Mike Maignan, menambah rentetan hasil buruk tuan rumah.
”Kami tidak memainkan permainan yang kami bisa dan ingin kami lakukan. Semakin kami menekan, semakin kami kehilangan kejelasan dan kualitas. Bahkan di minggu-minggu yang belum membuahkan hasil, setidaknya ada performa yang bagus. Hari ini kami tidak bermain bagus dan terlalu kacau,” kata Pelatih AC Milan Stefano Pioli, dikutip dari Football Italia.
Alih-alih menyaksikan penampilan gemilang Milan di kandang sendiri, para suporter justru melihat tim kesayangan bermain jauh di bawah levelnya.
Dengan penampilan itu, lanjut Pioli, wajar jika para suporter yang hadir menyoraki mereka. Alih-alih menyaksikan penampilan gemilang Milan di kandang sendiri, para suporter justru melihat tim kesayangan bermain jauh di bawah levelnya.
Kekalahan dari Udinese membuat Milan gagal meraih kemenangan dalam empat laga beruntun di Liga Italia dan Liga Champions. Milan bahkan kalah dalam dua laga kandang secara berturut-turut tanpa mencetak gol. Sebelumnya, tim berjulukan ”Rossoneri” ini juga kalah dengan skor serupa dari Juventus.
Fenomena itu mengingatkan Milan pada musim 2012-2013, satu dekade lalu, ketika kalah dari Sampdoria dan Atalanta. Di bawah asuhan Massimiliano Allegri saat itu, Milan akhirnya hanya finis pada posisi ketiga. Peringkat yang sama dengan pasukan Pioli dalam klasemen sementara musim ini, tertinggal enam angka dari pemuncak klasemen sekaligus rival sekota, Inter milan.
Menghadapi Udinese, Milan kesulitan mengembangkan permainan. Dengan absennya beberapa pemain kunci, termasuk penyerang Christian Pulisic dan Samuel Chukwueze, Pioli menerapkan formasi 4-4-2. Pelatih berpaspor Italia ini menempatkan Olivier Giroud dan Luka Jovic untuk mengisi pos serangan.
Namun, Jovic gagal memanfaatkan kesempatan keduanya turun sebagai starter. Pemain asal Serbia ini tidak mampu memberikan kontribusi apa pun terhadap manuver ofensif timnya, yang biasa menggunakan skema 4-4-3. Selama 45 menit bermain, tak ada satu peluang pun tercipta dari kakinya.
Begitu pula dengan Giroud, yang baru menemukan sentuhannya dua menit menjelang akhir laga. Peluang terbaik dan satu-satunya dari Giroud tercipta melalui sundulan sang pemain. Namun, peluang itu tak berbuah gol setelah bola diblok kiper Udinese, Marco Silvestri.
”Kami ingin menggunakan dua striker untuk menguasai bola, tetapi segalanya tidak berjalan sesuai keinginan kami. Saya membuat pilihan berbeda karena Pulisic dan Chukwueze tidak bisa diturunkan, jika tidak, kami tahu bagaimana kami ingin menyerang. Terlepas dari itu, kami harus tampil jauh lebih baik,” ujar Pioli.
Menurut statistik Serie A, Milan sebenarnya lebih dominan dengan 72 persen penguasaan bola. Namun, dari segi penciptaan peluang, kedua tim tidak terpaut jauh. Giroud dan kawan-kawan memproduksi 14 tembakan dengan 5 di antaranya tepat sasaran. Sementara itu, Udinese menciptakan 12 tembakan dengan 2 mengarah ke gawang.
Alessandro Florenzi, yang mengkreasi tiga peluang dalam laga itu, menilai penampilan melawan Udinese merupakan performa terburuk Milan. Selain berulang kali kehilangan bola (10), Milan juga mengalami kebuntuan. ”Bahkan jika kami melakukan 25 kali percobaan mencetak gol, bola tidak akan masuk gawang,” ujarnya.
Florenzi pun meminta rekan setim untuk menerima hasil melawan Udinese sekaligus belajar dari kekalahan tersebut. Apalagi, Milan akan melakoni laga penting di Liga Champions kontra Paris Saint-Germain, Rabu (8/11/2023) dini hari WIB.
Di Liga Champions, Milan telah mencatatkan penampilan yang buruk dengan gagal mencetak gol dalam tiga laga awal fase grup. Jika ditarik dari musim lalu, paceklik gol di Liga Champions itu sudah terjadi sejak duel semifinal melawan Inter Milan. Secara total, Milan mandul dalam lima pertandingan kompetisi antarklub Eropa tersebut.
Di sisi lain, Udinese kembali percaya diri setelah meraih kemenangan perdana di Liga Italia. Kiper Marco Silvestri mengatakan, kemenangan itu begitu berarti, tak hanya untuk tim, tetapi juga untuk dirinya sendiri. Ia sebelumnya tak pernah menang saat berlaga melawan Milan di San Siro.
”Kemenangan ini titik balik bagi awal baru kami. Ini adalah satu-satunya cara yang kami miliki: sangat fokus, gigih, dan agresif. Penampilan seperti ini harus selalu kami lakukan, bukan hanya di laga tandang melawan Milan. Kami memahami bahwa kami telah bangkit,” kata Silvestri, dikutip dari laman resmi klub.