Arsenal Belum Pantas Bermimpi ”Quadruple”
Kedalaman skuad Arsenal masih terlalu dangkal untuk bersaing di empat kompetisi sekaligus. Bahkan, untuk sekadar bermimpi meraih ”quadruple” saja, mereka belum pantas.
LONDON, KAMIS — Tersingkirnya Arsenal dari Piala Liga, setelah kalah dari West Ham United 1-3, bukanlah sesuatu hal luar biasa. ”Si Meriam” memang tidak memprioritaskan kompetisi minor itu. Namun, masalahnya, kedalaman skuad mereka terlihat cukup mengkhawatirkan. Tidak spesial seperti yang diperkirakan pada awal musim.
Tim tamu Arsenal dan tuan rumah West Ham sama-sama tidak menurunkan skuad terbaik dalam laga babak 16 besar Piala Liga di Stadion London, Kamis (2/11/2023) dini hari WIB. Sebanyak enam pemain dari kedua tim yang tampil di pertandingan Liga Inggris, pada akhir pekan lalu, digantikan.
Termasuk gelandang termahal Arsenal, Declan Rice, yang duduk di bangku cadangan saat berhadapan dengan mantan timnya untuk pertama kali. Rice hanya menjadi kameo di paruh kedua seusai tim tamu tertinggal dua gol. Dia juga tidak mampu berbuat banyak selama setengah jam lebih di lapangan. Momentum tim tamu sudah hilang.
West Ham menjadi pihak yang tersenyum lebar saat peluit panjang, Mereka menang berkat kombinasi keberuntungan dan skema bermain pragmatis ala manajer David Moyes. Bagaimana tidak beruntung, mereka bisa unggul di paruh pertama tanpa menciptakan satu tembakan pun. Gol itu tercipta akibat gol bunuh diri bek Arsenal, Ben White.
Manajer Arsenal Mikel Arteta berkata, gol dari skema tendangan sudut itu semestinya dianulir. Pemain West Ham tampak menarik jersei kiper Aaron Ramsdale sebelum gol terjadi. Namun, tim tamu tidak bisa berharap banyak karena belum ada teknologi asisten wasit video (VAR) di Piala Liga. ”Jika ada, gol itu pasti dianulir,” ucapnya.
Momentum setelah turun minum menjadi sumber petaka Arsenal. West Ham berinisiatif menyerang balik kilat dengan memanfaatkan garis tinggi pertahanan tim tamu. Hasilnya, tercipta tiga tendangan ke gawang dalam 15 menit yang berujung dua gol dari penyerang Jarrod Bowen dan Mohammed Kudus.
Terlepas dari penguasaan dominan hingga 71,7 persen dan unggul jumlah tembakan 14-5, penampilan Arsenal sama sekali tidak menjanjikan. Arsenal sangat sulit mendapatkan peluang matang karena pertahanan blok rendah tuan rumah. ”Sangat mengecewakan. Ini tanggung jawab saya. Kami bermain tidak seperti yang direncanakan,” kata Arteta.
Laga derbi London itu sekaligus menegaskan Arsenal mustahil bisa bersaing di empat kompetisi sekaligus. Kedalaman skuad mereka masih terlalu dangkal, bahkan kalah dari tim kedua West Ham. Beberapa pemain di posisi krusial belum bisa digantikan, seperti penyerang sayap Bukayo Saka dan Gabriel Martinelli.
Laga derbi London itu sekaligus menegaskan Arsenal mustahil bisa bersaing di empat kompetisi sekaligus.
Arsenal tampak sangat merindukan Saka dan Martinelli yang mengawali laga dari bangku cadangan. Mereka merupakan kunci dari sistem ala Arteta. Keduanya menjadi poros serangan sejak musim lalu dengan kelebihan dalam duel satu lawan satu. Para pengganti, Leandro Trossard dan Reiss Nelson, tidak punya keunggulan itu.
Baca juga: Menguji Kedalaman Skuad Arsenal
Permainan Arsenal baru menjadi lebih hidup saat Saka dan Martinelli masuk pada menit ke-66. Mereka memberikan dobrakan dari sisi sayap. Sayangnya, West Ham sudah unggul 3-0 saat kedua pemain tersebut masuk. Tantangannya lebih sulit karena tuan rumah sudah memainkan taktik ”parkir bus”.
Menurut The Athletic, Arsenal semakin mengandalkan sisi sayap untuk membangun serangan. Total 66 persen serangan berasal dari sisi sayap, kiri 27 persen dan kanan 39 persen. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan musim lalu, yaitu 57 persen, dari kiri 26 persen dan kanan 31 persen.
Jika dilihat, peningkatan kontribusi serangan paling terasa di sisi kanan, di posisi Saka. Artinya, Arsenal sangat bergantung dari sisi tersebut. Masalahnya, tidak ada pemain yang berposisi asli sebagai penyerang sayap kanan selain Saka. Nelson, yang menggantikannya, lebih nyaman ketika bermain di sisi kiri.
Baca juga: Harapan Setengah Hati untuk Nketiah
Menurut Arteta, tidak mudah bagi para pemain pelapis untuk bisa berkontribusi langsung. ”Kita harus adil terhadap para pemain (cadangan). Beberapa dari mereka kekurangan menit bermain. Untuk meminta mereka langsung berkontribusi di laga pertama (setelah sekian lama), itu tidak adil,” ujarnya.
Kedalaman skuad Arsenal juga semakin bermasalah karena beberapa pemain sedang cedera, antara lain Thomas Partey, Gabriel Jesus, hingga yang terbaru Emile Smith Rowe. Smith Rowe yang menyumbang asis versus Sheffield United, pekan lalu, dikabarkan cedera lutut tepat sebelum laga.
Musibah kegagalan lolos di Piala Liga pun bisa menjadi berkah untuk Arsenal. Mereka hanya perlu fokus pada dua kompetisi, liga domestik dan Liga Champions, hingga akhir tahun ini. Si Meriam bisa fokus mengejar dua ajang prioritas tersebut. Piala FA akan dimulai pada awal tahun depan.
Datang dari cadangan, kapten tim Martin Odegaard mencetak gol hiburan pada injury time. Gol tersebut bisa membangkitkan kepercayaan diri gelandang tim nasional Norwegia itu. Seperti diketahui, performanya sedang menurun dalam beberapa pekan belakangan. Dia kehilangan posisi starter dalam dua laga terakhir.
Di sisi lain, kehadiran kembali Rice membawa dilema bagi para pendukung tuan rumah. Banyak penonton yang mencemoohnya saat masuk lapangan, tetapi tidak sedikit juga yang memberikan tepuk tangan sambil berdiri. Adapun Rice sempat membela West Ham selama enam musim, termasuk mengantar tim juara Liga Konferensi Eropa sebelum pindah ke Arsenal.
“Saya pikir setiap orang berhak atas pendapatnya. Tidak ada orang yang tidak mengakui Declan sebagai pesepak bola papan atas. Namun banyak pendukung West Ham yang tidak ingin dia tampil baik. Anda akan selalu mendapat sambutan yang beragam (ketika kembali ke mantan klub),” ucap Moyes. (AP/REUTERS)