Calon Tunggal Piala Dunia 2034, Arab Saudi Menuju Kiblat Baru Dunia
Kans Arab Saudi menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034 kian besar dengan batalnya keikutsertaan Australia dalam pencalonan. Kondisi ini melapangkan jalan Arab Saudi untuk menjadi kiblat sepak bola dunia.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
GENEVA, RABU – Federasi Sepak Bola Australia membuat pengumuman mengejutkan dengan menyatakan batal mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA 2034. Arab Saudi diuntungkan dengan langkah mundur Australia karena kini menjadi satu-satunya calon tuan rumah tersisa. Menjadi tuan rumah Piala Dunia hanyalah salah satu cara Arab Saudi dalam meniti jalan menjadi kiblat sepak bola dunia.
”Kami telah menjajaki peluang untuk mengajukan tawaran menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA dan—setelah mempertimbangkan semua faktor—kami telah mencapai kesimpulan untuk tidak mengajukannya pada kompetisi 2034,” demikian bunyi pernyataan Federasi Sepak Bola Australia, dikutip dari The Guardian, Rabu (1/11/2023) siang.
Pengumuman tersebut menjadikan Arab Saudi sebagai kandidat kuat tuan rumah Piala Dunia 2034. FIFA memang mengalokasikan jatah tuan rumah Piala Dunia 2034 kepada anggota Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dan Konfederasi Sepak Bola Oceania (OFC) untuk edisi itu. Hal itu bisa terjadi karena FIFA memberlakukan asas keadilan dan pemerataan dalam hal penunjukan tuan rumah Piala Dunia.
Setelah Piala Dunia 2022 di Qatar, FIFA menunjuk Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko, dari Federasi Asosiasi Sepak Bola Amerika Utara, Tengah, dan Karibia (CONCACAF) sebagai tuan rumah bersama Piala Dunia 2026.
Kemudian, untuk edisi 100 tahun Piala Dunia pada 2030, FIFA membuat gebrakan kontroversial dengan menyelenggarakan Piala Dunia di enam negara, yaitu Uruguay, Paraguay, Argentina, Spanyol, Maroko, dan Portugal. Ketiga negara itu meliputi tiga konfederasi, yakni Eropa (UEFA), Afrika (CAF), dan Amerika Selatan (Conmebol).
Dua negara yang tergabung di AFC, Arab Saudi dan Australia, kemudian tertarik mengajukan penawaran untuk edisi 2034. Kesuksesan menjadi tuan rumah Piala Dunia Putri 2023 bersama Selandia Baru meningkatkan keyakinan Australia untuk mengajukan diri.
Akan tetapi, pengumuman mengurungkan langkah untuk mencalonkan diri itu menjadi antiklimaks Australia. Tak pelak, Arab Saudi melenggang menjadi satu-satunya calon tuan rumah edisi 2034.
Kemungkinan FIFA akan menghadiahkan Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034 meskipun negara tersebut mempunyai catatan hak asasi manusia yang buruk.
Walaupun menjadi satu-satunya negara calon tuan rumah, FIFA tetap perlu waktu dan kesempatan khusus untuk meresmikan tuan rumah Piala Dunia 2034. Banyak pihak menilai penunjukan Arab Saudi hanya urusan waktu dan sekadar formalitas.
Kalimat ”mempertimbangkan semua faktor” dalam pengumuman yang disampaikan Federasi Sepak Bola Australia menarik untuk disimak. Ada beberapa teori yang mencoba menerka alasan batalnya Australia mencalonkan diri. Salah satu alasannya adalah berkembangnya kekuatan besar yang mendesak Australia untuk tidak mencalonkan diri. Sejumlah federasi sepak bola yang berpengaruh kuat disebut telah menekan Australia.
Di sisi lain, dukungan dunia internasional kepada Arab Saudi terus meluas. Presiden AFC Sheikh Salman bin Ibrahim Al Khalifa telah menyatakan dukungannya kepada Arab Saudi.
Menanggapi jatah pencalonan ini, AFC sempat menggelar pertemuan. Dalam pertemuan itu, federasi sepak bola di Jepang, Uzbekistan, dan India, menyatakan mendukung niat Arab Saudi.
Dukungan sejumlah negara Asia yang condong kepada Arab Saudi terjadi karena mereka ingin Asia tidak terpecah-belah untuk urusan pencalonan 2034. Maka dari itu, kekuatan-kekuatan sepak bola besar memberi peringatan secara tidak langsung kepada Australia untuk ”merelakan” jatah 2034 kepada Arab Saudi.
Sulit dilawan
Federasi Sepak Bola Arab Saudi telah menyatakan bahwa mereka kini mendapat dukungan lebih dari 100 dari 211 negara anggota FIFA. Jumlah suara tersebut sangat besar untuk dilawan Australia.
”Saya pikir akan ada niat baik yang tercipta jika kita tidak ikut serta dalam pemilihan edisi 2034,” kata Presiden Federasi Sepak Bola Australia James Johnson, seraya menerima kenyataan bahwa sumber daya dari upaya Arab Saudi yang didukung pemerintah sangat sulit untuk ditandingi.
Usai batal mencalonkan diri, Australia mengincar target lain, yaitu menjadi tuan rumah Piala Dunia Antarklub 2029. Mulai 2025, Piala Dunia Antarklub akan dihelat setiap empat tahun sekali dalam format baru, yaitu berjumlah 32 tim. Selain itu, Australia juga berminat menjadi tuan rumah Piala Asia Putri 2026.
Dengan semakin kuatnya kans menjadu tuan rumah Piala Dunia 2034, Saudi seakan menegaskan ambisinya untuk menjadi salah satu pemain besar dalam percaturan sepak bola dunia. Sebelumnya, Arab Saudi, melalui Public Investment Fund (PIF), telah mengakuisisi klub sepak bola kasta teratas Liga Inggris, Newcastle United.
Selain itu, Liga Arab Saudi juga menggebrak sepak bola Eropa dengan mendatangkan pemain-pemain bintang yang masih aktif. Tawaran dari Arab Saudi sulit ditolak pemain-pemain, seperti Karim Benzema, Sadio Mane, dan Aleksandar Mitrovic, yang sebenarnya masih sangat layak untuk berkompetisi di Eropa.
Memoles Citra
Namun, sejumlah aktivis menilai upaya Arab Saudi menghamburkan uang di olahraga adalah cara lunak dalam memoles citra. Arab Saudi sejak lama dikecam karena persoalan hak asasi manusia, terutama kepada perempuan. Belum lagi, dugaan keterlibatan pihak Istana Arab Saudi dalam kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada 2018.
”Kemungkinan FIFA akan menghadiahkan Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034 meskipun negara tersebut mempunyai catatan hak asasi manusia yang buruk. Pintu pengawasan yang tertutup menunjukkan komitmen FIFA terhadap hak asasi manusia adalah sebuah kepalsuan,” kata Direktur Inisiatif Global Human Rights Watch Minky Worden.
Presiden FIFA Gianni Infantino memang punya hubungan dekat dengan Kerajaan Arab Saudi. Secara personal, Infantino juga amat dekat dengan putra mahkota Mohammed bin Salman. Semakin dekatnya Piala Dunia 2034 menuju Arab Saudi memperkuat kesan bahwa Infantino sedang membawa FIFA condong kepada negara petro dollar tersebut. (AP)