Keuntungan iklim sebagai tuan rumah berpotensi tidak diperoleh Indonesia setelah tim sepak bola U-17 berlatih cukup lama di Jerman.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Para pemain tim sepak bola Indonesia U-17 harus berjuang lebih keras dalam proses aklimatisasi seusai tiba dari pemusatan latihan di Jerman. Proses adaptasi terhadap suhu, iklim, dan lingkungan ternyata tidak mudah. Kondisi ini menyebabkan keuntungan Indonesia sebagai tuan rumah bisa hilang bila proses aklimatisasi tidak berjalan maksimal. Apalagi mereka adalah pemain-pemain belia yang masih belum banyak jam terbang dalam mengatasi persoalan perbedaan iklim dan lingkungan.
Setelah menjalani pemusatan latihan di Jerman selama lebih dari satu bulan, tim sepak bola Indonesia U-17 memulai latihan di Jakarta. Pemusatan latihan di Jakarta bisa dibilang merupakan tahap akhir jelang tampil di Piala Dunia U-17 10 November hingga 2 Desember 2023. Pemusatan latihan di Jakarta, salah satunya, diisi dengan berlatih tanding dengan klub asal Rusia, Torpedo Moscow. Pada laga itu, tim besutan pelatih Bima Sakti unggul 4-0.
“Garuda Muda” langsung menjalani latihan pagi pada Senin (30/10/2023), sehari setelah melawan Torpedo Moscow. Latihan berlangsung ringan dengan diselingi canda tawa dari para pemain. Bima tidak memberikan latihan berat dengan intensitas tinggi untuk menghindari cedera pemain. Selain itu, menurut Bima, para pemain masih menjalani aklimatisasi setelah tiba dari Jerman.
Penilaian itu bermula dari laga uji coba melawan Torpedo Moscow. Bima melihat para pemain kesulitan mengeluarkan performa terbaiknya di tengah suhu tinggi di Jakarta.
Kita kembali ke Indonesia dengan cuaca yang berbeda. Jadi, mereka perlu beradaptasi juga. Kemarin waktu datang juga ada beberapa pemain yang jetlag dan istirahatnya sulit di saat malam. Alhamdulillah beberapa hari ini kita bisa beradaptasi.
“Kita kembali ke Indonesia dengan cuaca yang berbeda. Jadi, mereka perlu beradaptasi juga. Kemarin waktu datang juga ada beberapa pemain yang jetlag dan istirahatnya sulit di saat malam. Alhamdulillah beberapa hari ini kita bisa beradaptasi,” kata Bima seusai memimpin latihan tim di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Perbedaan suhu dan iklim antara Jerman dan Indonesia memaksa para pemain untuk beradaptasi lebih keras lagi. Mereka sudah mulai terbiasa bermain di bawah suhu dingin Jerman. Kini, Muhammad Iqbal Gwijangge dan rekan-rekannya, belum terbiasa dengan kondisi terik di Indonesia.
Akan tetapi, mereka memiliki waktu sekitar dua pekan untuk beradaptasi. Rentang waktu itu sangat cukup bagi pemain untuk kembali terbiasa dengan iklim tropis Indonesia.
Aklimatisasi mereka terus berjalan sembari mematangkan taktik, sentuhan di sepertiga akhir, serangan, dan penempatan posisi. Aspek-aspek itu yang masih perlu pembenahan, mengacu hasil evaluasi dari pemusatan latihan di Jerman.
Bek kanan “Garuda Muda”, Welber Jardim, mengakui proses adaptasi suhu dan iklim di Indonesia tidak mudah. Jardim yang lama berkarier bersama klub yunior di Brasil, Sao Paulo, bertekad untuk berlatih keras agar cepat menyesuaikan diri dengan iklim dan bisa tampil memuaskan di Piala Dunia nanti.
“Agak susah sedikit (untuk aklimatisasi). Di Brasil tidak seperti ini. Makanya saya harus latihan keras untuk menyesuaikan diri dengan cuaca agar tidak mudah capek,” katanya.
Di sisi lain, tim pelatih “Garuda Muda” juga sudah mulai mengamati kekuatan calon lawan. Indonesia tergabung di Grup A bersama Ekuador, Panama, dan Maroko. Seluruh pertandingan akan dimainkan di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur.
Bima menugaskan beberapa orang asistennya untuk mempelajari permainan ketiga negara tersebut. Para asisten pelatih diminta menyiapkan cuplikan pertandingan ketiga calon lawan Indonesia untuk dianalisis bersama dengan konsultan tim U-17, Frank Wormuth.
“Kita bahas bersama-sama (videonya). Apalagi coach Frank juga akan hadir. Selain itu coach Indra (Sjafri) juga ikut membahas apa yang perlu kita siapkan untuk menghadapi ketiga negara itu nanti,” kata Bima.
Selain menganalisis lewat video, pemusatan latihan “Garuda Muda” di Jerman juga telah diatur agar sesuai dengan calon lawan di Piala Dunia. Misalnya, untuk mengantisipasi blok tinggi Ekuador, Panama, atau Maroko, Indonesia berlatih menghadapi tim yunior Frankfurt, yang kerap menerapkan pressing tinggi.
Tim Indonesia U-17 saat ini dihuni oleh 26 pemain. Nantinya, Bima akan mencoret sejumlah pemain sehingga pada akhirnya tersisa 21 pemain yang dipastikan membela Indonesia di Piala Dunia U-17. Tim akan bertolak ke Surabaya pada 3 Oktober. Di sana, “Garuda Muda” diagendakan menjalani satu lagi pertandingan uji coba menghadapi tim lokal.