“Matahari Kembar” di antara Stephen Curry
Kedatangan Chris Paul bisa membawa potensi terciptanya matahari kembar di Warriors. Dia berkarakter dan punya peran sama seperti Draymond Green.
SAN FRANCISCO, MINGGU – Golden State Warriors telah menjalani dua laga di musim baru NBA. Namun, kecocokan antara forward Draymond Green dan guard baru Chris Paul masih menjadi teka-teki. Mereka berpotensi saling menimpa, sebab sama-sama pemimpin vokal dan bertugas sebagai “pelayan” Stephen Curry.
Tanda tanya itu akan mulai terjawab saat Warriors bertandang ke markas Houston Rockets, Stadion Toyota Center, Senin (30/10/2023) pagi WIB. Setelah absen di dua laga pembuka musim akibat cedera engkel, Green sudah ikut dalam sesi latihan lima lawan lima pada Minggu. Dia mungkin diturunkan versus Rockets.
Baca juga : Manajemen Menit Tanda Penuaan LeBron James
Green berkata, siap bermain di dua gim beruntun, termasuk versus New Orleans Pelicans sehari setelah menghadapi Rockets. Dia ingin lolos peraturan baru NBA, bermain minimal 65 kali di musim reguler sebagai syarat penghargaan individu.”Saya punya target, harus bermain 65 kali,” ujarnya pada ESPN.
Green (33) dan Paul (38) pun segera bermain bersama. Adapun kedua pemain veteran tersebut selalu menjadi sosok paling vokal dalam tim masing-masing. Green memerankan itu di Warriors dan menghasilkan empat cincin juara, sementara Paul melakukannya dengan tim berbeda, dari Los Angeles Clippers sampai Phoenix Suns.
Saat bersamaan, mereka selalu memerankan sosok antagonis untuk tim lawan. Mereka tidak ragu memprovokasi lawan dengan kata-kata dan bermain agak “kotor”. Sulit mencari pemain yang lebih “nakal” di NBA dibandingkan keduanya. Hanya satu hal yang paling penting bagi mereka, yaitu kemenangan.
Mereka akan memberi kami energi besar. Semua orang (pemain lawan) akan membenci mereka. Yang saya tahu, tidak atu pun dari mereka yang akan berhenti berbicara.
Curry belum mengetahui pengaruh dua sosok kuat itu dalam keharmonisan tim. Akan tetapi, duo Green dan Paul pasti sangat dihindari lawan. “Mereka akan memberi kami energi besar. Semua orang (pemain lawan) akan membenci mereka. Yang saya tahu, tidak satu pun dari mereka yang akan berhenti berbicara,” katanya.
Baca juga : Aura Dendam dan Persahabatan di Malam Pembuka NBA
Masalahnya, akankah hubungan baik keduanya terjaga sampai akhir musim nanti? Tantangan sudah menanti di pertengahan musim, saat performa dan moral tim dalam kondisi terendah. Seperti diketahui, Green bukanlah sosok terbaik yang mampu menjaga hubungan dengan pemain vokal lainnya.
Bintang muda Washington Wizards Jordan Poole (24) adalah korban terbarunya. Poole yang digadang-gadang sebagai penerus Curry, disingkirkan Warriors pada pramusim karena efek perseteruan dengan Green. Di awal musim lalu, Green meninju wajah Poole setelah adu mulut dalam sesi latihan.
Peraih dua kali Most Valuable Player NBA Kevin Durant juga pernah dikabarkan berseteru dengan Green. Durant yang membantu Warriors juara dua kali, disebut hanya “penumpang gelap” tim. Sebab, Green sudah mengantar juara Warriors sebelum Durant datang. Tidak lama berselang, Durant pindah tim pada 2019.
Baca juga: Wembanyama dan Hal-hal Kontra Ortodoks dalam Dirinya
Green, terlepas dari potensi “matahari kembar”, sudah berkomitmen membantu Paul untuk meraih gelar juara pertama. Menurut dia, Paul dengan pengalaman dan mental pemenang akan semakin melengkapi Warriors yang berkultur juara. Jika ada perdebatan, semua itu bertujuan untuk kebaikan tim.
“Kami sering melawan Chris. Kami tahu seperti apa sulit dan tidak menyenangkan pengalaman itu. Jadi, membayangkan dia berada di sisi kami pasti akan sangat menyenangkan. Saya menantinya. Saat Anda menambahkan pemain dengan resume seperti Chris, hasilnya pasti positif untuk semua tim,” jelas Green.
Pelayan terbaik
Paul yang pindah dari Suns, sudah tampil dua kali untuk Warriors. Dia mengatakan, belum terbiasa dengan sambutan para pendukung. Selama berkarier 16 musim, dia selalu bersama tim yang menjadi pesaing Curry dan rekan-rekan di Wilayah Barat. CP3, panggilannya, pun sempat menjadi musuh bersama pendukung Warriors.
Meskipun begitu, Paul tampak nyaman bermain bersama Curry di lapangan. Dia langsung memerankan diri sebagai penyuplai bola ke penembak terhebat sepanjang sejarah NBA tersebut. Paul sudah mencatat rerata 10,5 asis atau terbanyak kedua di liga, saat Curry mencetak rerata 34 poin.
Baca juga: Potensi Terbaik dari Rekonsiliasi Curry dengan ”CP3”
Saat Green kembali, Warriors akan memiliki dua pengatur serangan sekaligus di lapangan. Adapun Green merupakan “pelayan’ terbaik Curry dalam satu dekade terakhir. Dengan kecerdasan bermain kelas atas, dia selalu bertugas membagi bola, terutama ke Curry.
Saking sudah saling mengenal dan bermain bersama sejak 2012, Curry dan Green sampai dikatakan punya telepati. Adapun kepiawaian Green mengatur serangan tercatat dalam statistik. Dia selalu mencatat rerata lebih dari 6 asis sejak musim 2015-2016.
Pelatih Kepala Warriors Steve Kerr pun harus menentukan siapa pemain yang akan jadi pemegang bola utama tim. Mengingat, kedua pemain itu sama-sama kurang berdampak ketika tidak memegang bola dalam situasi serangan. Pembagian tugas antara Paul dan Green akan sangat krusial karena hanya ada satu bola di lapangan. (AP)