Lakers mulai berhati-hati menggunakan jasa LeBron James. Mereka belajar dari kesalahan manajemen pada beberapa musim terakhir.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
DENVER, RABU — Memasuki musim ke-21, megabintang Los Angeles Lakers, LeBron James, mulai memperlihatkan dirinya hanya manusia biasa yang bisa menua. James yang akan berusia 39 tahun pada Desember nanti mulai dibatasi manajemen menit bermain. Meskipun begitu, dominasinya di lapangan tidak ikut tergerus.
Ada hal tidak biasa dalam laga pembuka musim baru NBA antara Lakers versus Denver Nuggets di Stadion Ball Arena, Rabu (25/10/2023) pagi WIB. James hanya bermain 29 menit saat Lakers kalah 107-119. Padahal, pemain yang dijuluki ”Sang Raja” itu tampil dominan dengan 21 poin, 8 rebound, dan 5 asis.
Jumlah menit tersebut merupakan yang paling sedikit di antara starter kedua tim. James tidak bermasalah dengan cedera atau pelanggaran sepanjang laga. Namun, waktu bermainnya tidak sebanyak pemain Lakers lain, seperti center Anthony Davis (34 menit) atau guard D’Angelo Russell (36 menit).
Pelatih Kepala Lakers Darvin Ham mengatakan, semua sudah sesuai rencana. Dia tidak terpancing memainkan James lebih lama meskipun Lakers ingin membalas dendam kekalahan mutlak dari Nuggets di final wilayah musim lalu. Pengurangan beban kerja sang megabintang dilakukan demi rencana jangka panjang.
”Sangat mudah bagi dia (James) terjebak dalam emosi permainan (untuk tampil lebih lama). Anda juga menginginkan dia lebih lama di lapangan. Namun, agar bisa tampil seefektif mungkin (sepanjang musim), kami harus memperhatikan menit bermainnya,” ujar Ham, seperti dikutip ESPN.
Sebagai konteks, James tidak pernah mencatatkan rerata bermain di bawah 30 menit dalam setiap musim selama dua dekade di NBA. Bahkan, musim lalu, dia masih mencatat rerata 35,5 menit. Rerata itu sama dengan bintang muda Oklahoma City Thunder, Shai Gilgeous-Alexander (25).
Sebagai pemain aktif tertua di NBA saat ini, James harus menerima kenyataan itu walaupun sulit.
Namun, sang peraih empat kali Most Valuable Player (MVP) tampak tidak lagi mampu menanggung beban kerja seberat itu. Dia sering kali harus berhadapan dengan cedera, sesuatu yang jauh darinya selama 15 musim pertama. Puncaknya, ketersediaan James menurun drastis dalam tiga musim terakhir.
James hanya tampil sebanyak 66,1 persen dari seluruh laga Lakers di musim reguler 2021-2022 dan 2022-2023. Jauh dibandingkan dengan ketersediaannya sejak musim debut hingga 2017-2018 yang mencapai 92,9 persen. Adapun dia melewatkan 27 laga akibat cedera kaki kanan pada musim lalu.
Sebagai pemain aktif tertua di NBA saat ini, James harus menerima kenyataan itu walaupun sulit. ”Dengar, maksud saya, saya selalu ingin berada di lapangan, terutama ketika Anda punya kans untuk menang atau saat berpengaruh terhadap permainan. Akan tetapi, itulah sistem yang berjalan saat ini dan saya akan mengikutinya,” jelas James.
Efek James
Walaupun sudah mendekati usia kepala empat, pengaruh James di lapangan masih sangat terasa. Dia adalah pemain terbaik Lakers sepanjang laga. Mungkin, hasil akan berbeda jika dia tidak terlalu lama di bangku cadangan. Adapun lawan Lakers merupakan juara bertahan yang sedang di puncak performa.
Belum lagi, Nuggets bermain di kandang sendiri yang dihadiri sekitar 19.842 penonton. Kondisi moral Nikola Jokic dan rekan-rekan juga sedang di titik tertinggi dengan perayaan gelar juara sebelum tepis mula. Banner juara Nuggets untuk pertama kali dalam sejarah dipajang di langit-langit Ball Arena.
Statistik plus minus memperlihatkan dominasi James. Dia mencatat plus minus terbaik di antara para starter Lakers (+7). Artinya, Lakers unggul 7 poin atas Nuggets saat sang megabintang di lapangan. Bandingkan dengan Davis yang mencatat angka defisit (-17). James juga sangat efektif dengan akurasi tembakan 62,5 persen.
”Terlepas dari fakta kami tidak menang, saya pikir performa individu saya cukup memuaskan, produktif. Saya tidak menghasilkan satu turnover pun (dengan menyumbang 5 asis). Saya menyukai ketika tidak membuat turnover, lebih dari apa pun,” kata James yang masih memburu cincin juara kelima.
”Sang Raja” masih eksplosif, terlihat berkali-kali mampu menerobos ke area dalam pertahanan Nuggets saat transisi. Dia seperti lokomotif yang tidak terhentikan saat sudah masuk ”gigi empat”. James hanya belum menemukan ritme tembakan tiga angka, hanya memasukkan 1 dari 4 percobaan.
Di sisi lain, Nuggets kembali menegaskan diri sebagai salah satu kandidat juara terkuat musim ini. Mereka kembali dengan starter sama seperti musim lalu. Terpenting, mereka memiliki Jokic yang semakin dominan. Jokic mencetak tripel-dobel 29 poin, 13 rebound, dan 11 asis. (AP)