Lakers terlihat lebih buruk dari musim lalu setelah dua kekalahan pada laga pembuka. Peluang LeBron James mendapatkan cincin juara kelima pun menipis.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LOS ANGELES, JUMAT — Megabintang Los Angeles Lakers, LeBron James, masih mendominasi di lapangan meskipun sudah berusia 37 tahun dan bermain pada musim ke-20. Namun, mimpi ”sang raja” untuk meraih cincin NBA kelima akan sangat sulit karena tidak didukung tim yang mumpuni.
James kembali tampil solid ketika menghadapi tim tetangga, LA Clippers, di Arena Crypto.com, Jumat (21/10/2022) WIB. Dia menyumbang dobel-dobel 20 poin dan 10 rebound, serta tambahan 6 asis. Dominasi peraih empat kali Most Valuable Player NBA itu masih terasa di tengah usia semakin tua.
Sayangnya, Lakers harus menyerah dari Clippers, 97-103. Mereka kalah beruntun dalam dua laga pembuka musim ini. Sebelumnya, tim asuhan pelatih Darvin Ham itu juga takluk dari Golden State Warriors 109-123. Di laga itu, James menyumbang 31 poin, 15 rebound, dan 8 asis.
Meskipun musim baru berjalan dua pertandingan, James tampaknya akan sulit juara bersama Lakers musim ini. Sebab, mereka mengulangi kesalahan musim lalu, yaitu tidak punya penembak andal dalam skuad ini. Juara NBA 2019-2020 itu juga sangat kurang dari sisi kedalaman tim.
Charles Barkley, legenda hidup NBA, menilai, Manajer Umum Lakers Rob Pelinka harus bertanggung jawab. Pelinka tidak berhasil menciptakan tim bermateri juara di sekeliling ”Sang Raja”. ”Yang mereka taruh di sekitar LeBron sangatlah memalukan. Mereka tidak melakukan pekerjaannya,” ucapnya.
Problem besar Lakers tecermin pada laga melawan Clippers. Mereka hanya berhasil mencatat akurasi 20 persen (9-45) dari lemparan tiga angka. Bahkan, tiga guard mereka, Russel Westbrook, Patrick Beverley, dan Kendrick Nunn, hanya memasukkan sekali dari 16 percobaan.
Alhasil, Lakers menjadi tim terburuk kedua dalam akurasi tiga angka saat ini (22,4 persen). Mereka hanya lebih baik dari tim yang dalam fase membangun ulang skuad, yaitu San Antonio Spurs. Faktanya, catatan itu jauh lebih buruk dari musim lalu yang juga sudah di bawah standar (34,7 persen).
Sebenarnya tembak terus saja. Tetap percaya diri. Jangan sampai lemparan yang gagal mengambil kepercayaan diri Anda. Sebab, tidak ada yang bisa kami lakukan selain tetap menembak (untuk menang).
Bintang Lakers, Anthony Davis, berkata, rekan-rekannya takut menembak karena gagal terus. ”Sebenarnya tembak terus saja. Tetap percaya diri. Jangan sampai lemparan yang gagal mengambil kepercayaan diri Anda. Sebab, tidak ada yang bisa kami lakukan selain tetap menembak (untuk menang),” ucapnya.
Lemparan tiga angka sangatlah penting dalam era bola basket modern. NBA telah berubah dalam sedekade terakhir karena revolusi Golden State Warriors dengan sang penembak andalnya, Stephen Curry. Buktinya musim lalu. Percobaan rerata tiga angka setiap tim berkisar dari 29,3 kali-40,8 kali setiap gim. Adapun pada 10 tahun lalu, percobaan itu berkisar dari 11,8 kali-26,9 kali setiap gim.
Lemparan jauh tidak hanya berguna untuk mencetak poin, tetapi juga membuka ruang lebih luas di area dalam. Jika punya penembak jauh, fokus lawan akan terbagi ke garis tiga angka. Di sisi lain, lawan akan menumpuk di area dalam seandainya tim lawan tidak bisa mencetak dari jauh.
Itulah masalah terbesar Lakers. Tiga pemain utama mereka, James, Davis, dan Westbrook, sama-sama dominan di dekat keranjang. Spesialisasi trio itu tidak terlalu bisa dimanfaatkan maksimal akibat kepadatan di area dalam lawan. Serangan mereka pun mudah dibaca.
Lakers akan lebih kesulitan musim ini. Sebab, mereka kehilangan guard seperti Malik Monk yang merupakan penembak tiga angka terbaik dalam tim musim lalu. Monk memasukkan rerata 2,3 kali lemparan tiga angka dengan akurasi 39,1 persen. Manajemen klub tidak berhasil menemukan penggantinya selama pramusim.
Menurut James, skuad Lakers musim ini memang tidak dibentuk untuk hebat dalam lemparan jauh. Karena itu, dia menekankan keunggulan mereka di lini pertahanan. Mereka tidak bisa menang jika buruk di dua sisi lapangan sekaligus.
”Apa yang bisa kami lakukan? Bertahan habis-habisan. Kami melakukannya malam ini (Clippers) yang mana memberikan tim punya peluang menang. Sayangnya, kami tidak berhasil meraih kemenangan itu. Namun, saya tidak bermasalah selama kami tetap agresif untuk bersaing setiap malam,” kata James yang mencatat akurasi tiga angka 27,8 persen dari dua laga musim ini.
Ham, sang pelatih baru, mengatakan, keharmonisan tim bukanlah makanan instan. Lakers membutuhkan waktu untuk menemukan harmoni tim, terutama ritme serangan. Mereka masih punya 80 laga musim reguler untuk menunjukkan potensi sebenarnya.
Musim lalu, dengan skuad seadanya dan badai cedera, James dan rekan-rekan gagal lolos ke playoff. Lakers menempati peringkat ke-11 Wilayah Barat dengan rekor 33 menang-49 kalah. Jika tidak kunjung berbenah total, kejatuhan itu mungkin akan terulang musim ini. Keinginan James untuk meraih cincin kelima pun hanya tinggal harapan. (AP)