Dampak skors larangan bermain 10 bulan, Tonali terancam merugikan Newcastle, timnas Italia, dan juga dirinya sendiri.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
NEWCASTLE, JUMAT — Penampilan sebagai kameo di babak kedua versus Borussia Dortmund dipastikan jadi yang terakhir musim ini untuk gelandang Newcastle United, Sandro Tonali. Sang pemain dijatuhi sanksi larangan bermain 10 bulan setelah terbukti bersalah dalam kasus judi.
Belum genap 24 jam setelah membela Newcastle di Liga Champions, Kamis (26/10/2023) WIB, Tonali dinyatakan bersalah karena melanggar aturan judi dari Asosiasi Sepak Bola Italia (FIGC). Dia akan diskors dari semua aktivitas sepak bola selama 10 bulan, termasuk membela klub dan tim nasional.
Di tengah masa skors, gelandang 23 tahun itu wajib menjalani rehabilitasi selama 8 bulan, termasuk terapi. Dia juga dijatuhi denda 20.000 euro dan harus melakukan kegiatan sosial sebanyak 16 kali dengan tampil di pusat pesepak bola muda ataupun asosiasi rehabilitasi pencandu. Hukuman telah disepakati pihak jaksa dan Tonali.
Presiden FIGC Gabriele Gravina mengatakan, hukuman terhadap Tonali jauh lebih rendah dari ancaman semula, yaitu tiga tahun. ”Di peraturan, skors seharusnya selama beberapa tahun. Namun, ada kesepakatan dan keadaan yang meringankan. Dia sangat koperatif dan itu melebihi ekspektasi (kami),” ujarnya.
Di dalam peraturan itu, pemain dilarang memasang taruhan dalam ajang yang diselenggarakan FIGC, FIFA, dan UEFA. Adapun Tonali diketahui memasang taruhan untuk klubnya sendiri saat masih berseragam AC Milan pada musim lalu. Selain itu, Tonali juga berjudi di situs ilegal yang dilarang Pemerintah Italia.
Skandal judi yang menjadi perhatian publik selama dua pekan terakhir itu melibatkan tiga pemain Italia sekaligus, yaitu Tonali, Nicolo Fagioli (Juventus), dan Nicolo Zaniolo (Aston Villa). Sebelum Tonali, Fagioli sudah dijatuhi hukuman skors tujuh bulan terlebih dulu. Tinggal Zaniolo yang masih menanti sanksi.
Berdampak banyak
Newcastle yang mendatangkan Tonali dengan mahar 70 juta euro dan kontrak lima tahun sangat dirugikan. Sang pemain tidak akan tersedia selama sisa musim ini di tengah kebutuhan menghadapi empat kompetisi. Adapun dia baru bermain selama 691 menit untuk Newcastle dan tetap akan bertahan hingga akhir musim.
Manajer Newcastle Eddie Howe pun harus memutar otak untuk mendatangkan tenaga bantuan pada jendela transfer Januari nanti. Bukan hanya mencari gelandang dengan kualitas yang sepadan dengan Tonali, tetapi juga untuk menghindari ancaman pelanggaran financial fair play.
Hal terpenting adalah Sandro dan pemulihannya. Orang gampang lupa betapa mudanya dia.
Meskipun demikian, menurut Howe, bukan saatnya memikirkan kepentingan klub saat ini. ”Hal terpenting adalah Sandro dan pemulihannya. Orang gampang lupa betapa mudanya dia. Dia baru datang dari Italia ke Inggris (tiga bulan lalu). Hal itu sangat sulit dihadapi. Kami akan fokus ke jangka panjang,” ujarnya.
Timnas Italia juga akan sangat kehilangan. Sebelumnya, Tonali dipulangkan ke klub saat jeda internasional belum selesai karena kebutuhan investigasi. Mereka pun harus menghadapi laga kualifikasi babak grup, versus Inggris, tanpa Tonali. Hasilnya Italia takluk 1-3.
Berada di peringkat ketiga Grup C dalam kualifikasi, Italia saat ini terancam tidak lolos ke putaran final Piala Eropa Jerman 2024. Tonali dipastikan tidak bisa ikut serta dalam dua laga pamungkas yang menentukan kelolosan. Jika pun lolos, Tonali tetap akan absen di Piala Eropa yang diselenggarakan pada 14 Juni-14 Juli 2024.
Italia pun berada di tepi jurang kejatuhan. Sudah tercoreng karena banyak pemain yang terlibat skandal judi, mereka juga berpotensi tidak tampil lagi di turnamen besar. Adapun juara bertahan Piala Eropa itu absen di Piala Dunia Qatar 2022 karena tersingkir sejak kualifikasi.
Di antara itu semua, pihak yang paling dirugikan adalah Tonali sendiri. Pemain yang dijuluki gabungan dua gelandang legendaris Gennaro Gattuso dan Andrea Pirlo itu membuang waktu nyaris setahun dengan percuma. Padahal, tahun pertama bermain di Inggris bisa menjadi lompatan besar dalam kariernya.
Tonali dikhawatirkan terdampak dari sisi mental. Seperti kata agennya, Beppe Riso, sang pemain terguncang setelah kasus itu terungkap ke publik. Dia belum tentu bisa kembali ke kondisi mental terbaik pada 10 bulan kemudian. Apalagi, sudah rahasia umum, media-media di Inggris selalu kejam terhadap pemain dari negara lain.
Beruntung, Tonali berada di klub dan ekosistem yang tepat. Dia dilindungi oleh manajemen, pelatih, para pemain, dan pendukung Newcastle saat momen tersulit saat ini. Dukungan tersebut akan berpengaruh besar terhadap kondisi mental dan moral sang gelandang saat kembali ke lapangan.
”Kami akan mendukungnya dan berada di belakangnya. Kami melihat dia sebagai bagian dari tim ini, untuk (sekarang dan) banyak tahun yang akan datang. Saya yakin dia merasakan itu juga. Sebagai kesatuan klub, sudah tugas kami melindunginya dan memberikan cinta dan dukungan yang dibutuhkan,” pungkas Howe. (AP/REUTERS)