Tak ada alasan bagi Liverpool untuk gagal di Liga Europa 2023-2024. Kualitas skuad yang tak tertandingi menjadi bekal ”Si Merah”.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LIVERPOOL, JUMAT – Liverpool sudah membuktikan mereka berada di ”galaksi” berbeda dalam persaingan Liga Europa musim ini. Tiga pertandingan telah dilalui ”Si Merah” dengan skuad pelapis yang tetap berbuah rekor 100 persen kemenangan.
Anak asuhan Juergen Klopp menutup putaran pertama babak penyisihan Liga Europa dengan melibas Toulouse, 5-1, di Stadion Anfield, Jumat (27/10/2023). Darwin Nunez dan kawan-kawan sangat menikmati proses menghujani gol ke gawang wakil Perancis itu.
Lima pemain berbeda mencetak gol. Parade gol dibuka Diogo Jota pada menit kesembilan, lalu Wataru Endo mencetak gol debut melalui sundulan ketika laga berjalan setengah jam. Darwin Nunez (34’) dan Ryan Gravenberch (65’) ikut serta mencatatkan nama di papan skor. Terakhir, Mohamed Salah menutup pesta gol di menit 90+3.
Sudah 10 gol dicetak dan sembilan poin dikemas Liverpool meskipun Klopp hanya memaksimalkan sejumlah pemain pelapis sebagai tulang punggung utama tim di Liga Europa. Pemain andalan, seperti Salah, Virgil van Dijk, dan Alisson, baru sekali tampil sebagai pemain inti. Dua gelandang terbaik Si Merah, Dominik Szoboszlai dan Alexis Mac Allister, juga belum pernah bermain sejak sepak mula.
Selain itu, Liverpool juga memimpin catatan statistik tim, seperti rerata penguasaan bola 67,4 persen per gim dan 18 tembakan per laga. Dalam urusan gol, Si Merah hanya kalah dari Bayer Leverkusen yang telah menghasilkan 11 gol dan memimpin Grup H.
Liverpool terlihat sangat sulit dibendung oleh tiga pesaing di Grup E, yaitu Toulouse, Union Saint-Gilloise, dan LASK Linz. Tak hanya tiga tim itu, 27 tim lain di kompetisi antarklub kasta kedua di Eropa itu juga bakal kesulitan menandingi tim pelapis Liverpool itu, apalagi ketika Klopp menurunkan susunan pemain utama.
Joe Cole, eks pemain timnas Inggris, menganggap skuad Liverpool berada di kompetisi yang salah. Ia menilai, Liverpool memiliki kualitas yang seharusnya bisa bersaing di Liga Champions.
”Mereka harus memenangi kompetisi (Liga Europa) ini,” kata Cole dilansir BBC.
Mereka harus memenangi kompetisi (Liga Europa) ini.
Hal serupa juga disampaikan eks penyerang timnas putri Inggris, Eni Aluko. ”Liverpool terlalu besar untuk kompetisi ini, tanpa bermaksud tidak menghormati tim lain. Ini adalah ekspektasi kita terhadap tim yang berkualitas, mereka sudah sepatutnya mendominasi,” kata Aluko kepada TNT Sports.
Liverpool telah mengemas tiga gelar Piala UEFA, nama lama Liga Europa. Gelar itu terakhir kali diraih pada 2001.
Tim termahal
Dari performa hingga laga ketiga, AS Roma dan Leverkusen yang bisa menyamai perolehan sembilan poin capaian Si Merah. Meski demikian, kedua tim itu bertumpu kepada pemain-pemain andalan mereka di babak penyisihan.
Jika melakukan hal serupa, Liverpool berpeluang mengemas hasil yang jauh lebih superior di Grup E. Pasalnya, Si Merah memiliki skuad termahal di Liga Europa musim ini.
Menurut data Transfermarkt, tujuh pemain Liverpool mengisi daftar 10 besar pemain dengan nilai pasar tertinggi di Liga Europa edisi 2023-2024. Luis Diaz, Szoboszlai, Salah, Mac Allister, Nunez, Trent Alexander-Arnold, dan Cody Gakpo masuk ke daftar itu.
Dengan kualitas skuad itu, Roma dan Leverkusen akan kesulitan mengimbangi Si Merah. Kehadiran tim-tim limpahan dari Liga Champions di fase gugur juga tidak akan memengaruhi predikat Liverpool sebagai tim unggulan teratas Liga Europa musim ini.
Klopp senang dengan performa timnya yang tampil sempurna di Liga Europa. Meski demikian, ia enggan menganggap timnya berada di atas angin. Menurut dia, skuadnya berusaha untuk melakukan pendekatan yang tepat di setiap laga.
”Bayangkan jika kami tidak memenangi seluruh tiga laga di Liga Europa dan semua orang akan berkata, ’Bagaimana Anda tidak bisa melakukannya?’ jadi hasil ini hanya hal kecil,” kata Klopp dilansir laman klub.
Ia melanjutkan, ”Sebelum kembali bertemu Toulouse, kami akan menghadapi tiga pertandingan. Banyak yang akan terjadi kini dan nanti, jadi saya ingin menghadapi pertandingan satu per satu dan tidak ingin melakukan langkah terlalu besar.”
Pemain muda
Selain memberikan menit bermain kepada sejumlah pemain pelapis, Klopp juga menggunakan ajang Liga Europa untuk memberikan debut tim utama kepada pemain-pemain akademi. Pada laga melawan Toulouse, Klopp memainkan Luke Chambers, Calum Scanlon, dan James McConnell.
Dalam dua gim sebelumnya, Klopp juga memberikan kesempatan tampil pemain muda. Mereka dalah Jarell Quansah di duel kontra Union Saint-Gilloise dan Ben Doak pada laga menghadapi LASK Linz.
”Saya menganggap kami memiliki momen untuk memberikan kepercayaan kepada pemain U-23 yang bermain sangat kuat ketika bersama,” ucap Klopp.
Chambers yang telah bergabung dengan akademi Liverpool sejak usia dini tak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Ia mengetahui bakal bermain sejak satu hari sebelum pertandingan.
”Ini momen yang luar biasa. Saya memimpikan momen ini sejak berusia enam tahun, apalagi menjalaninya dengan kemenangan di Eropa. Saya kehilangan kata-kata sebenarnya,” kata Chambers kepada Liverpool TV.