Marc Guiu, pemain muda didikan akademi La Masia, mencatat sejarah sekaligus menjadi pahlawan kemenangan Barcelona.
Oleh
PRASETYO EKO PRIHANANTO
·3 menit baca
MADRID, SENIN — Seorang remaja lagi-lagi mencatatkan sejarah dengan menjadi pahlawan kemenangan Barcelona di Liga Spanyol. Kemunculan Lamine Yamal yang fenomenal, disusul oleh pemain lain bernama Marc Guiu.
Guiu yang berusia 17 tahun, atau satu tahun lebih tua dari Yamal, mencetak gol hanya 33 detik setelah masuk sebagai pemain pengganti saat melawan Athletic Bilbao, Senin (23/10/2023) dini hari WIB. Satu gol yang dicetak Guiu itu juga menjadi penentu kemenangan pada laga debutnya di tim senior Barcelona.
Striker kelahiran 4 Januari 2006 itu pun menjadi pemain Liga Spanyol termuda kedua abad ini yang mencetak gol di laga debutnya. ”Mereka berkata kepada saya untuk memberikan segalanya. Saya sering memimpikan hal ini. Saya tidak percaya, hampir tidak bisa bernapas,” kata Guiu.
Rekor pemain termuda yang mencetak gol pada laga debut masih dipegang pemain Malaga Fabrice Olinga yang berusia 16 tahun 98 hari ketika mencetak gol melawan Celta Vigo tahun 2012. Sementara Yamal menjadi pencetak gol termuda Liga Spanyol saat membobol gawang Granada dalam usia 16 tahun 87 hari.
Guiu, yang berusia 17 tahun 291 hari, masuk menggantikan pemain muda lain, Fermin Lopez, pada menit ke-79. Hanya 33 detik dan dua kali menyentuh bola, ia langsung membobol gawang Bilbao yang dijaga Unai Simon pada menit ke-80, memanfaatkan umpan Joao Felix.
Kemenangan terakhir itu membuat Barca mengemas 24 poin dari 10 laga, satu poin di bawah pemuncak klasemen Real Madrid dan Girona. Berkat Guiu, Barcelona, satu-satunya tim yang belum terkalahkan di La Liga, mendapatkan kemenangan meski tidak diperkuat oleh sejumlah pemain senior, Robert Lewandowski, Pedri, Frenkie de Jong, Raphinha, Jules Koundé, dan Sergi Roberto.
Kehilangan begitu banyak pemain senior memaksa Pelatih Barca Xavi berpaling ke para pemain yunior klub yang berasal dari akademi La Masia. Setelah Yamal yang beberapa kali menjadi andalan, kemunculan Guiu ternyata menjadi berkah bagi Xavi.
”Ini mengejutkan saya bahwa mereka tidak takut. Saya melihat wajah penuh semangat, mereka melihat saya dengan wajah mengatakan ’Mainkan saya, Anda akan melihat ini akan berakhir dengan baik’,” kata Xavi.
”Saya melihat itu dengan Gavi, (Alejandro) Balde, Lamine (Yamal), Fermin (Lopez), dan Marc (Guiu). Mereka tidak terlihat takut,” kata Xavi.
Para pemain senior yang cedera memaksa Xavi memainkan para pemain muda tersebut. Musim ini, karena masalah keuangan, Barca yang biasanya jor-joran membeli pemain tak bisa berbuat banyak di bursa transfer.
Mereka hanya mampu mendatangkan Oriol Romeu, ditambah dua pemain dengan status pinjaman. Selain itu, mereka mendapatkan Ilkay Gundogan dengan status bebas transfer. Akhir pekan ini, enam pemain senior absen karena cedera yang membuka pintu bagi pemain muda dari akademi untuk tampil di tim utama.
Dengan kondisi mepet itu, Barcelona akan memasuki pekan yang sangat berat, termasuk laga Liga Champions melawan Shakhtar Donetsk, Rabu (25/10/2023). Selepas laga itu, mereka harus menjalani laga el clasico melawan Real Madrid, Sabtu (28/10/2023). ”Pemain kami banyak yang cedera. Kami tertinggal satu poin dari Madrid sehingga sangat krusial untuk memenangi clasico,” kata Xavi.
Sementara itu, Girona melanjutkan penampilan impresif mereka musim ini dengan kemenangan besar 5-2 atas Almeria. Hasil itu membuat mereka memiliki poin yang sama dengan Real Madrid di puncak klasemen Liga Spanyol. (AP/AFP)