Zarco Mengubah Alur Cerita di Phillip Island
Johann Zarco meraih kemenangan pertama di kelas MotoGP dengan performa brilian, mendahului rekan setimnya, Jorge Martin, dalam putaran terakhir di Sirkuit Phillip Island. Balapan ini juga membuat Francesco Bagnaia lega.
VENTNOR, SABTU — Penantian Johann Zarco sejak 2017 untuk merasakan manisnya kemenangan MotoGP akhirnya berakhir di Sirkuit Phillip Island, Australia, Sabtu (21/10/2023). Kemenangan perdana ini dia raih dengan brilian melalui manuver jitu di tikungan empat dalam lap terakhir untuk mendahului rekan setimnya di Prima Pramac Racing, Jorge Martin. Manuver itu dimanfaatkan oleh Francesco Bagnaia dan Fabio Di Giannantonio untuk finis di posisi kedua dan ketiga. Sedangkan Martin, yang terdepan selama 26,5 putaran, finis di posisi kelima.
”Biasanya dalam beberapa lap terakhir saya bisa mengatasi kondisi ban belakang dengan sangat baik. Saya merasa ban belakang mulai bergerak, tetapi saya melihat saya bisa melakukan sesuatu yang lebih lagi. Dan, kemudian saya mulai menyerang ketika masuk dalam grup itu (terdepan), dan saya sangat terkejut ketika melihat (pace) Martin jauh merosot. Saya pun mengatakan, ’ini memungkinkan untuk melakukan sesuatu’, dan saya pun mulai mendahului sesegera mungkin,” ungkap Zarco di parc ferme.
”Kemudian, di akhir balapan, saya berusaha membangunkan motor secepat mungkin, dan menutup jalur di posisi pertama,” ungkap Zarco setelah merebut posisi terdepan dari Martin di tikungan empat.
”Setelah begitu banyak balapan berusaha melakukan ini, sungguh emosinya sangat tinggi, jadi saya perlu mencerna ini, menyikapi ini dengan baik,” ujar pebalap asal Perancis itu.
Zarco merayakan kemenangan perdananya ini dengan melakukan salto ke belakang di depan salah satu tribune penonton. Dia menyandarkan motornya di pembatas sirkuit, kemudian naik ke atas pembatas itu, menghadap ke tribune, dan diiringi sorak-sorai penonton, dia melakukan backflip dan mendarat sempurna.
Zarco mengawali balapan di posisi kelima, tetapi begitu start dia mundur ke posisi kesembilan. Dia kemudian perlahan memperbaiki posisinya, tetapi hingga balapan menyisakan sembilan putaran dia masih tertahan di posisi kelima. Dia mengikuti empat pebalap di rombongan terdepan, Martin memimpin diikuti oleh Brad Binder, Fabio Di Giannantonio, dan Francesco Bagnaia.
Memasuki lima lap terakhir, Zarco yang sangat lihai mengelola ban belakang kompon medium, mulai menyerang. Dia naik ke posisi keempat menggusur Bagnaia, kemudian ke posisi ketiga menggusur Diggia, sapaan Di Giannantonio, pada lap ke-26. Di akhir lap itu, dia mendahului Binder dan mulai mengejar Martin yang 1,216 detik di depan.
Martin pun finis di posisi kelima, setelah memimpin balapan selama 26,5 putaran.
Selisih waktu itu terus terpangkas dengan sangat cepat menjadi 0,955 detik di akhir lap ke-26, dan kemudian 0,440 detik di awal lap ke-27 atau terakhir. Zarco semakin mendekat diikuti oleh Bagnaia yang juga menghemat ban di sebagian besar putaran, untuk menyerang di lap-lap akhir.
Baca juga: Cuaca Ekstrem Rempah Persaingan Pecco-Martin
Zarco sudah tepat di belakang Martin, saat memasuki tikungan empat. Dia pun masuk ke sisi dalam, memanfaatkan ruang yang sedikit terbuka, karena Martin melebar. Saat Zarco merebut posisi terdepan, Bagnaia juga menusuk ke dalam mendahului Martin dan menempati posisi kedua. Martin kehilangan momentum menikung, dan didahului oleh Diggia, serta Binder. Martin pun finis di posisi kelima, setelah memimpin balapan selama 26,5 putaran.
Perjudian Martin
Martin kehilangan posisinya karena perjudian dengan menggunakan ban belakang kompon lunak, bukan kompon medium seperti sebagian besar pebalap. Dia memang bisa melesat sejak start memaksimalkan pole position. Dia sempat mencetak selisih waktu tiga detik dari Binder di posisi kedua, tetapi selisih waktu itu terus terpangkas memasuki 10 lap terakhir. Martin tidak bisa berbuat banyak di lap-lap akhir karena ban belakang kompon lunak sudah habis. Pace pun anjlok, dibandingkan dengan awal balapan yang sangat mengesankan di kisaran 1 menit 29,1 detik.
Spekulasi Martin dengan kombinasi ban depan-belakang kompon keras-lunak itu tidak berbuah manis. Akibatnya, dia kehilangan banyak poin, sedangkan Bagnaia yang menggunakan ban kompon keras-mendium bisa meraih 20 poin. Bagnaia pun semakin kokoh di puncak klasemen dengan 366 poin, unggul 27 poin atas Martin di posisi kedua. Sebelum balapan ini, kedua pebalap itu terpaut 18 poin.
Baca juga: Balapan Utama MotoGP Australia Digeser Sabtu
Bagnaia menjalani balapan di dengan sangat sabar, mengelola ban belakang kompon medium supaya tidak cepat aus dengan menjaga ritme pace di 1 menit 29,6 detik. Ini pace yang sangat konsisten dari awal hingga akhir dan berbuah posisi podium kedua. Dia baru menyerang saat balapan menyisakan lima putaran, dan terus naik dari posisi kelima hingga meraih 20 poin.
”Saya melihat para pebalap di depan saya tancap gas, mungkin terlalu berlebihan, karena pada saat itu ban belakang saya sudah sering selip. Saya berusaha tetap tenang di sepanjang balapan karena saya tahu ini sangat panjang,” ungkap Bagnaia.
”Dan, akhirnya saya bisa mengejar Jorge, kemudian Johann di bagian akhir balapan sangat, sangat kuat. Saya hanya berusaha mengikuti dia, dan ketika dia mendahului Jorge, saya hanya memanfaatkan manuver dia untuk berada di depan, dan itu sempurna,” jelas pebalap asal Italia itu.
”Sangat senang. Akhir pekan lain yang sangat sulit sejak awal, tetapi kami bisa mengatasi itu untuk menjadi jauh lebih baik. Kami banyak bekerja dengan ban medium dan akhirnya berada di podium merupakan hasil yang fantastik, dan kami meraih poin lagi,” ucap pebalap tim Ducati Lenovo itu.
Balapan ini juga sangat positif bagi Diggia, yang di akhir musim ini akan meninggalkan Gresini yang merekrut Marc Marquez untuk musim depan. Masa depan Diggia di MotoGP belum diketahui sehingga dia sangat memerlukan performa ini untuk membuka jalan mendapatkan tim baru.
”Saya harus memulihkan diri dari ini karena saya berusaha 200 persen. Saya tahu ini akan menjadi balapan yang bagus karena pace sangat bagus di sepanjang akhir pekan ini. Tetapi, jujur, saya tidak mengharapkan performa seperti ini,” ujar Diggia.
”Start sungguh luar biasa, mungkin terbaik di sepanjang hidup saya. Dan, kemudian saat saya dalam persaingan itu, saya berusaha mengendalikan ban belakang, tetapi itu tidak mudah. Tetapi, wow, lap terakhir yang luar biasa, bertarung dengan para pebalap terbaik dalam ajang ini merupakan sesuatu yang luar biasa. Jadi, ya, saya sangat bangga,” kata pebalap Italia itu.