Kasus judi Tonali membuat Newcastle seperti terjebak dalam investasi bodong. Tonali berpotensi dihukum larangan bermain tujuh bulan sampai setahun.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
NEWCASTLE, KAMIS — Baru memakai jasa gelandang Sandro Tonali sejak Agustus lalu, Newcastle United berpotensi kehilangan sang pemain sampai akhir musim. Bagi Newcastle, dampak skandal judi Tonali mungkin tidak akan terasa dalam waktu dekat, tetapi hal itu bisa mengusik perjalanan tim dalam jangka panjang.
Pihak Newcastle telah mengonfirmasi, pada Rabu (18/10/2023), Tonali sedang diinvestigasi oleh kantor kejaksaan Italia dan Asosiasi Sepak Bola Italia (FIGC) terkait aktivitas judi ilegal. Klub juga menyampaikan dukungan penuh untuk gelandang 23 tahun itu dan keluarga.
Tonali, melalui agennya Giuseppe Riso, mengakui tuduhan tersebut. Bahkan, salah satunya dia bertaruh untuk mantan tim AC Milan saat masih berseragam ”Merah Hitam”. ”Sandro sedang bertarung dengan kecanduan judi. Sangat penting anak itu tidak merasa sendirian di momen ini. Newcastle selalu ada di sisinya,” ujar Riso.
Tonali, didatangkan Newcastle dengan mahar 55 juta pound sterling (Rp 1,05 triliun) dan kontrak lima tahun, terancam sanksi larangan bertanding dalam waktu cukup lama. Berjudi tidak dilarang di Italia. Masalahnya, Tonali berjudi dari situs ilegal. Selain itu, dia juga bertaruh untuk tim sendiri yang dilarang keras oleh FIGC.
Gelandang Juventus, Nicolo Fagioli (22), baru saja dijatuhi hukuman larangan bermain selama tujuh bulan akibat skandal judi, Selasa lalu. Sanksi awal, setahun larangan bermain, dikurangi karena dia bekerja sama dengan pihak berwenang. Dia menyebut Tonali sebagai sosok yang memperkenalkannya pada situs judi ilegal.
Penyerang Brentford, Ivan Toney, telah lebih dulu terseret skandal serupa. Toney dijatuhi hukuman delapan bulan larangan bermain oleh Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) karena kedapatan bertaruh 126 kali di kompetisi yang sama dengan klubnya bernaung. Termasuk 16 kali kali memegang Brentford.
Tonali sedikit beruntung. Presiden FIGC Gabriele Gravina mengatakan, hukuman berat bukan jawaban dari kecanduan judi para pemain.
Dua kasus itu bisa menggambarkan potensi hukuman Tonali. Bedanya, Fagioli tidak bertaruh untuk tim sendiri, sedangkan Toney dijatuhi hukuman dengan peraturan FA. Adapun dalam peraturan FIGC, potensi hukuman mencapai tiga tahun, yang akan berlaku di seluruh dunia, termasuk Liga Inggris.
Tonali sedikit beruntung. Presiden FIGC Gabriele Gravina mengatakan, hukuman berat bukan jawaban dari kecanduan judi para pemain. ”Di Italia, judi adalah wabah sosial. Ada 5,1 juta yang bermain dan 1,5 juta yang menderita karena itu. Tidak mengejutkan ada kasus itu di sepak bola. Tetapi, kami akan tetap tegas,” ujarnya.
FIGC akan lebih fokus terhadap pemulihan kondisi sang pemain. Seperti dalam kasus Fagioli, dia akan menjalani terapi selama enam bulan untuk menghilangkan kecanduan tersebut. Pemain tim nasional Italia itu juga ditugaskan melakukan pelayanan masyarakat selama lima bulan.
Artinya, lama sanksi Tonali kemungkinan besar berkisar tujuh bulan hingga satu tahun. Nyaris tidak mungkin Tonali dihukum sesuai aturan, tiga tahun, mengingat gelandang andalan timnas itu adalah sosok penting untuk masa depan sepak bola Italia.
Kerugian Newcastle
Newcastle, menurut ESPN, masih bisa menggunakan Tonali pada akhir pekan untuk menghadapi Crystal Palace, Sabtu malam WIB. Sang pemain belum dijatuhi hukuman dan ditepikan dari sesi latihan klub. Namun, hal itu tergantung dari keputusan manajer Eddie Howe. Kasus Tonali bisa mengganggu konsentrasi tim.
Jika diberi sanksi sesuai perkiraan, Tonali tidak akan bisa tampil untuk Newcastle sampai akhir musim ini. Adapun dia baru bermain 10 kali, di antaranya delapan kali sebagai starter. Di sisi lain, klub tetap harus menggaji sang pemain 120.000 pound sterling per pekan. Gajinya adalah yang tertinggi di klub.
Dalam jangka pendek, kehilangan Tonali belum akan terasa. Penampilannya masih inkonsisten. Setelah bermain solid dan mencetak satu gol dalam debut, dia belum memperlihatkan peran vital dari laga ke laga. Menurut The Telegraph, Howe sampai membawa penerjemah pribadi untuk Tonali agar dia bisa mencerna taktik lebih baik.
Gelandang cadangan Newcastle, Elliot Anderson dan Sean Longstaff, masih bisa mengisi kekosongan tersebut. Terbukti, Newcastle selalu menang dalam tiga pertandingan saat Tonali tidak tampil sebagai starter. Salah satunya, mereka mengandaskan Sheffield United delapan gol tanpa balas.
Meskipun begitu, Howe mendatangkan Tonali dengan harga yang sangat mahal bukan tanpa alasan. Dia butuh peran sang gelandang untuk mengangkat tim ke level selanjutnya. Kualitas itu dibutuhkan saat memasuki separuh akhir musim, baik di Liga Inggris maupun Liga Champions.
Menurut The Athletic, jika mendapat sanksi dalam waktu lama, Tonali bukan hanya tidak berguna. Dia juga akan membebani klub. Newcastle tidak punya pilihan selain mempertahankan sang pemain. Pada saat bersamaan, mereka tidak bisa membeli pemain dengan level serupa karena sudah mendekati batas financial fair play. (AP/REUTERS)