Percasi ingin melakukan regenerasi pecatur nasional dengan mendorong para pecatur muda berbakat lebih sering berkompetisi.
Oleh
EMILIUS CAESAR ALEXEY
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kegagalan tim catur Indonesia dalam merebut medali pada Asian Games Hangzhou 2022 memperkuat niat Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia untuk mempercepat regenerasi pecatur elite nasional. Para pecatur muda akan diberi kesempatan yang lebih luas untuk berkompetisi di dalam dan di luar negeri. Mereka juga diberi kesempatan menggantikan para pecatur senior yang kalah bersaing.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB Percasi Kristianus Liem seusai seremoni pembukaan Festival Catur Japfa Ke-13, Rabu (18/10/2023), di Jakarta. Festival catur klasik yang digelar oleh PT Japfa Comfeed Indonesia tbk itu diikuti oleh 472 peserta dari seluruh Indonesia dan dibagi dalam beberapa kategori.
Menurut Kristianus, tim yang berlaga pada Asian Games Hangzhou adalah generasi emas pecatur Indonesia saat ini, terutama pada tim putri. Namun, saat melihat hasil yang didapat, Kristianus yakin para pecatur muda yang berbakat dan lebih bersemangat harus diberi kesempatan untuk maju dan berkembang agar Indonesia mendapat hasil lebih bagus pada berbagai kejuaraan internasional catur dan ajang seperti SEA Games dan Asian Games.
”Regenerasi akan kami dorong dengan memberi kesempatan para pecatur muda terbaik untuk lebih sering berkompetisi. Para pecatur senior juga diberi kesempatan yang sama. Hasil kompetisi yang dijalani akan menjadi penentu bagi Percasi untuk memilih pecatur yang menjadi anggota tim nasional,” kata Kristianus.
Cara itu, menurut Kristianus, akan mendorong pecatur muda untuk bertarung habis-habisan. Di sisi lain, pecatur senior juga akan kembali bersemangat untuk mempertajam kemampuan mereka agar tidak tersingkir.
Retno Artsanti, Vice President Social Investment PT Japfa Comfeed Indonesia, mengatakan, pihaknya setuju dengan rencana Percasi untuk mempercepat regenerasi pecatur nasional. Para pecatur muda harus selalu diberi ruang untuk berkompetisi dan mempertajam kemampuan mereka.
Persaingan terus-menerus antara pecatur senior dan pecatur muda harus didorong agar terjadi seleksi alamiah dan yang terbaik akan muncul di permukaan. Hasil persaingan itu akan menguntungkan Indonesia pada masa depan.
”Membina pecatur sejak usia dini itu tidak mudah. Japfa, melalui program tanggung jawab sosialnya, memberi pelatihan catur rutin bagi 573 siswa di berbagai daerah, selama bertahun-tahun. Hasilnya, baru ada delapan pecatur yang bisa bersaing di tingkat kelompok umur nasional,” kata Artsanti.
Regenerasi akan kami dorong dengan memberi kesempatan para pecatur muda terbaik untuk lebih sering berkompetisi.
Menurut Artsanti, para pecatur muda harus sering mengikuti pertandingan dan mengevaluasinya di tempat latihan. Dengan cara itu, mereka akan semakin tajam dalam berlaga.
Terjadi persaingan ketat dalam Festival Catur Japfa kali ini karena semua pecatur terbaik daerah datang sebelum menjalani seleksi untuk PON 2024 pada November di Bandung. Pecatur nasional seperti Grand Master (GM) Susanto Megaranto, GM Novendra Priasmoro, dan Woman International Master Ummi Fisabilillah mengikuti ajang tersebut.
Festival catur juga dimeriahkan dengan duel catur cepat secara daring antara Woman Grand Master Janelle Mae Frayna (Filivina) dan Woman Candidate Master Theodora Walukow (Indonesia). Pecatur muda Theodora memenangi laga itu meskipun gelarnya kalah tiga tingkat dibandingkan Frayna.
Keduanya akan berlaga lagi pada penutupan festival, Minggu (22/10/2023). Laga kedua akan tetap digelar secara daring, tetapi dengan catur kilat.
Selain itu terdapat dwitarung internasional catur klasik antara Woman Grand Master (WGM) Dewi AA Citra (Indonesia) dan WGM Nguyen Thi Mai Hung (Vietnam). Laga babak pertama berakhir remis.
Dewi yang memainkan buah catur hitam mengambil inisiatif serangan untuk menekan Hung. Dengan menteri yang bebas bergerak serta dukungan gajah, kuda, dan benteng dari sayap raja, Dewi bisa memaksa Hung bertahan. Hung hanya bisa memaksakan pertukaran perwira untuk bertahan.
Saat keduanya bertukar menteri, Dewi sebenarnya unggul posisi atas Hung yang rajanya terkunci di sudut kanan. Namun, Dewi justru menerima tawaran remis dari Hung karena melihat kualitas perwiranya sama dan bakal sulit menang atas Hung yang memiliki pertahanan rapat.