Potensi Terbaik dari Rekonsiliasi Curry dengan ”CP3”
Setelah menyudahi era rivalitas, pemain berjuluk ”point god” dan penembak terhebat sepanjang sejarah kini bersatu. Duo Curry dan ”CP3” menyongsong musim baru.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Pemain Golden State Warriors, Stephen Curry (kanan), berdiskusi dengan rekan setimnya, Chris Paul, saat melawan Los Angeles Lakers pada laga NBA di Chase Center, San Francisco, Amerika Serikat, Minggu (8/10/2023).
SAN FRANCISCO, MINGGU — Cukup aneh melihat dua ikon basket, Chris Paul dan Stephen Curry, mengenakan seragam yang sama. Mereka selalu menjadi magnet yang berseberangan dalam persaingan di NBA selama sekitar satu dekade terakhir. Namun, kini, rekonsiliasi keduanya bersemi di Golden State Warriors.
Paul, setelah pindah dari Phoenix Suns, akhirnya menjalani debut dalam laga pramusim Warriors versus Los Angeles Lakers di Chase Center, pada Minggu (8/10/2023) WIB. Guard 38 tahun itu tampil bersama Curry sebagai starter dan mengantar Warriors menang telak 125-108.
”CP3”, sapaan Paul, merasakan hal tidak biasa di laga kandang Warriors itu. Dia disambut oleh publik San Francisco. Sesuatu yang tidak pernah dirasakannya sepanjang karier. ”Sangat indah rasanya mendengar pendukung Golden State menyemangati saya,” ujarnya.
Seperti diketahui, dalam 10 tahun terakhir, Paul selalu berada di klub Wilayah Barat lain yang berseberangan dengan Warriors dalam persaingan gelar. Dia pernah memimpin LA Clippers, Houston Rockets, sampai terakhir Suns. Semua tim itu merupakan pesaing gelar bagi Warriors di era Curry.
Paul dikenal pemain yang kompetitif dan sedikit ”kotor”. Dia sering memancing pemain lawan dengan kata-kata provokatif atau gerakan kurang sportif. Karena itu, pendukung dan pemain tim lawan menempatkannya sebagai sosok antagonis. Berbanding terbalik dengan Curry yang diberikan label protagonis.
Musim lalu, Curry yang jarang adu mulut dengan pemain lain bahkan sempat terpancing ketika berhadapan dengan Paul. Dia berkata, ”Ini bukan 2014 lagi.” Curry seperti ingin menegaskan bahwa saat ini adalah era miliknya. Bukan saat ”CP3” bersama Clippers menaklukkan Warriors dalam 7 gim di babak awal playoff 2014.
Duo mematikan
Terlepas dari sejarah rivalitas dan anomali, duet guard baru Warriors itu akan sangat menarik untuk musim ini. Paul sering dijuluki ”point god” karena kepiawaian dan kecerdasan dalam mengatur serangan. Sementara Curry adalah penembak terhebat dalam sejarah NBA. Perpaduan itu sangat mematikan.
Cuplikan singkat aksi keduanya terlihat di laga versus Lakers. Mereka sama-sama bermain selama 13 menit, Paul menyumbang 6 poin dan 5 asis, sedangkan Curry mencatat 8 poin. ”CP3” tampak sangat nyaman membagi bola, terlihat dari jumlah asisnya. Adapun salah satu asis itu berujung tembakan tiga angka Curry.
Dia (Paul) terus membuat keputusan yang tepat, lagi dan lagi.
”Dia (Paul) terus membuat keputusan yang tepat, lagi dan lagi. Dia tahu kapan kami harus menahan bola, bermain cepat, atau untuk mengeksekusi serangan. Semua karena dia memahami ritme permainan ini. Jadi, Chris luar biasa. Menyenangkan punya dia di sisi kami,” ujar Pelatih Kepala Warriors Steve Kerr, dikutip CBS.
Paul didatangkan ke Warriors untuk mengisi peran guard pelapis Jordan Poole. Paul yang sudah bermain di NBA sejak 2005, memiliki banyak keunggulan dibandingkan Poole, dari pengalaman hingga efisiensi. Di antara itu semua, hal yang paling dibutuhkan Warriors adalah dimensi serangan baru.
Bersama Paul, Warriors mempunyai tiga pengatur serangan ulung, selain Curry dan Draymond Green. ”CP3” bisa memimpin unit kedua Warriors dengan kedewasaannya, saat Green dan Curry duduk di bangku cadangan. Poole, 24 tahun, terlihat kurang dewasa saat mengambil peran itu musim lalu.
Paul, 12 kali penampil NBA All-Star, terkenal dengan kualitas tembakan jarak menengah. Dia bisa memberikan variasi serangan Warriors yang sangat bergantung terhadap tembakan tiga angka. Selain itu, kombinasi ”CP3” dengan pemain bertubuh besar juga sering kali menghasilkan poin mudah di area dalam.
Berdasarkan data Synergy Sports, musim lalu, Warriors termasuk dalam 10 tim terburuk dengan efisiensi serangan terendah saat waktu tersisa 4 detik. Kehadiran Paul dengan berbagai opsi dimensi serangan baru diharapkan bisa menyelesaikan problem tersebut.
Foward muda Warriors, Jonathan Kuminga (21), menjadi penampil terbaik versus Lakers dengan sumbangan 24 poin dan 8 rebound. Menurut dia, peran Paul sebagai mentor sangat membantu. ”Hidup saya lebih mudah sejak kedatangannya. Dia selalu menuju ke saya saat ada hal yang salah dan perlu diperbaiki,” ucapnya.
Meskipun demikian, Paul juga membawa potensi masalah. Dia memiliki riwayat cedera kurang baik. Dia hanya bermain 59 kali dari 82 laga di musim reguler 2022-2023 dan absen di empat laga playoff terakhir bersama Suns. Berbeda dengan Poole yang selalu siap tampil di setiap laga.
Curry dan ”CP3” masih terus membangun ikatan satu sama lain. Sejak latihan perdana, mereka selalu berlatih berdua dalam sesi ekstra. Biasanya latihan itu dijalani Curry sendirian. Jika ikatan itu terbentuk erat, mungkin saja Curry meraih gelar kelima dan Paul mendapat cincin juara pertama di akhir musim. (AP)