Filipina mengakhiri masa paceklik emas setelah berhasil melewati segala ketidakpastian. Termasuk membalas tim yang sempat mempermalukan mereka.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
HANGZHOU, JUMAT — Kekalahan telak dari tim nasional basket Jordania di babak grup tidak cukup menjatuhkan tekad Filipina. Skuad Filipina justru bangkit setelah hasil buruk itu dan meraih emas Asian Games Hangzhou 2022 dengan membalas dendam sempurna atas Jordania di partai final.
Filipina juara setelah menaklukkan Jordania 70-60 di HOC Gymnasium, Hangzhou, Jumat (6/10/2023). Forward naturalisasi Justin Brownlee memimpin kemenangan dengan sumbangan dobel-dobel 20 poin dan 10 rebound, memenangi pertarungan atas bintang Jordania, Rondae Hollis Jefferson (24 poin dan 12 rebound).
Di bawah pelatih baru Tim Cone, Filipina berhasil mengakhiri paceklik emas seusai penantian enam dekade. Tim berjuluk ”Gilas” itu terakhir kali berjaya di Asian Games Jakarta 1962. Jordania yang pertama kali lolos ke partai puncak ajang empat tahunan itu harus puas dengan raihan perak.
Nuansa pembalasan sangat terasa di skuad Filipina. Hasil itu berbanding terbalik dengan pertemuan terakhir kedua tim di babak grup, pekan lalu. Filipina kalah 25 poin dari Jordania ketika itu. Brownlee dan rekan-rekan pun harus melalui jalur yang lebih berat ke final, berhadapan dengan tim-tim kuat.
Namun, berkat ujian berat itu, Filipina bisa mengeluarkan potensi terbaik skuadnya. Mereka datang ke final dengan motivasi tertinggi setelah menang dramatis atas Iran (84-83) dan juara bertahan sekaligus tuan rumah China (77-76). Cone juga sepakat, para pemainnya jauh lebih siap ketimbang pertemuan pertama.
”Kami sangat siap dengan final ini. Kami sudah menjadi tim yang lebih baik, bukan lagi seperti saat terakhir bertemu. Semua terlihat dari energi tim. Semua yang dibutuhkan untuk menang ada di lapangan. Mereka (para pemain) tahu seberapa besar momen ini,” ujar Cone yang baru sebulan menggantikan pelatih sebelumnya, Chot Reyes.
Filipina bermain dengan intensitas tinggi dan rasa lapar sejak tepis mula. Keseriusan itu terlihat jelas dari pertahanan. Akurasi tembakan total Filipina tidak berubah dari pertemuan pertama, 33 persen. Namun, mereka membuat akurasi tembakan total Jordania turun dari 52 persen di pertemuan pertama, jadi hanya 26 persen.
Jordania hanya mampu mencetak 12 poin di kuarter pertama dan 10 poin di kuarter ketiga. Momentum kemenangan Filipina terjadi di kuarter ketiga. Mereka menutup kuarter dengan keunggulan 51-41. Sulit bagi Jordania yang sedang kesulitan mencetak poin untuk bangkit, terutama mengatasi ketinggalan dua digit di kuarter terakhir.
Bagi Cone dan Brownlee, pembalasan dendam itu terasa lebih sempurna. Seperti diketahui, mereka yang merupakan anggota klub Filipina, Barangay Ginebra San Miguel, datang ke Asian Games setelah kalah di final Piala Gubernur PBA 2023, April lalu. Mereka takluk dari TNT Tropang Giga yang dipimpin Jefferson.
Jefferson, dijaga Brownlee, tidak berkutik malam tadi. Dia memang menciptakan 24 poin, tetapi akurasinya sangat rendah (27 persen). Pemain naturalisasi kelahiran Amerika Serikat itu bahkan hanya memasukkan 1 dari 9 percobaan di paruh pertama. Dia dibatasi agar tidak menembak dari jarak tengah yang merupakan spesialisasinya.
Jefferson sudah menduga akan kesulitan seperti di pertemuan pertama. Para pelatih dan pemain di Filipina sudah mengenal permainannya. ”Mereka sangat familier dengan permainan saya. Itu mengapa saya selalu dijaga ketat setiap menembak (sejak di laga pertama),” kata mantan pemain NBA yang dijuluki titisan Kobe Bryant tersebut.
Raihan emas Asian Games sekaligus menandai puncak keberhasilan Brownlee. Sebelumnya, pemain 35 tahun itu juga berhasil menyumbang emas di SEA Games Kamboja 2023. Brownlee bermain solid sepanjang kompetisi. Momen terbaiknya adalah saat mencetak poin kemenangan di detik-detik terakhir versus China.
Brownlee adalah pemain naturalisasi yang baru mendapatkan paspor Filipina di awal tahun ini. ”Jika Anda belum pernah melihatnya bermain, seperti inilah dia di Filipina. Dia menjadi pemain di tim saya selama tujuh tahun. Dia pemain yang diciptakan untuk momen besar, menciptakan tembakan besar setiap saat,” ucap Tim Cone pada Spin.ph.
Filipina pun resmi mengakhiri masa sulit prestasi selama setahun terakhir di bawah Reyes. Dalam kepemimpinan Reyes, Gilas kehilangan emas pertama kali di SEA Games Vietnam 2021 sepanjang keikutsertaan sejak 1989. Mereka, berstatus tuan rumah, juga gagal lolos babak grup di Piala Dunia FIBA 2023.
Cone juga sukses mengakhiri rasa penasaran di Asian Games. Sebelumnya, dia hanya mampu membawa Filipina untuk meraih perunggu di Bangkok 1998. Menurut sang pelatih, satu-satunya laga yang membuatnya menangis adalah kekalahan di semifinal pada 25 tahun lalu. Kisah pahit tersebut berubah menjadi manis di Hangzhou. (AP/AFP)