Kayuhan Dramatis Antar Perahu Naga Raih Emas Satu-satunya
Medali emas yang diraih merupakan yang pertama dan terakhir Indonesia dari perahu naga di Asian Games Hangzhou 2022.
Oleh
REBIYYAH SALASAH
·3 menit baca
WENZHOU, JUMAT — Kesempatan terakhir cabang perahu naga menambah medali emas untuk Indonesia di Asian Games Hangzhou dimanfaatkan dengan baik, Jumat (6/10/2023). Tim perahu naga pada nomor 1.000 meter putra yang diandalkan untuk meraup medali tertinggi sukses menjadi yang tercepat berkat kayuhan dramatis dekat garis finis.
Dengan nomor 1.000 meter menjadi nomor perlombaan terakhir, medali emas yang diraih merupakan yang pertama dan terakhir Indonesia dari perahu naga. Pada perlombaan dua hari terakhir, Indonesia baru meraih tiga medali perak dan satu perunggu.
Medali emas satu-satunya tim perahu naga Indonesia ini diraih dalam perlombaan di Pusat Perahu Naga Wenzhou, Provinsi Zheijang, China. Indonesia finis pertama dengan catatan waktu 4 menit 31,135 detik. Zubakri dan 11 rekan setim unggul 0,047 detik dari China yang hingga jarak 750 meter masih memimpin.
Turun di lintasan ke-3, Indonesia seperti tidak langsung tancap gas pada 250 meter pertama. Para pedayung Tanah Air hanya bisa menempati urutan ke-5 dari 6 tim yang berlomba pada babak grand final.
Ketika hendak memasuki jarak 500 meter, baru Indonesia melejit ke posisi dua di belakang China. Meski demikian, Indonesia masih tertinggal hingga 1,75 detik dari tim tuan rumah.
Semakin mendekati finis, semakin Indonesia menunjukkan semangat berlapis. Memasuki 750 meter, Indonesia menempel China dan memangkas selisih waktu menjadi hanya 0,28 detik. Namun, itu saja belum cukup untuk bisa berdiri di podium tertinggi.
Pada 120 meter terakhir, Indonesia mengeluarkan seluruh tenaga untuk kayuhan terbaik mereka. Dengan dramatis, Indonesia mampu menyalip China saat memasuki garis finis.
Selisih yang tipis, 0,047 detik, ini seolah membalaskan ”dendam” pada nomor 500 meter putra, Kamis (5/10/2023). Indonesia harus puas berada di posisi kedua karena tertinggal 0,013 detik dari pedayung China.
Setelah perlombaan 500 meter, pelatih tim perahu naga Indonesia, Suryadi, mengatakan, pihaknya akan mengatur ulang strategi. Salah satunya dengan menunjukkan kekuatan dan ketahanan sejak awal.
Dia pun optimistis emas dapat diraih dari nomor 1.000 meter. Selama yang diraih baru perak dan perunggu, kata Suryadi, tim perahu naga belum puas.
”Starter awal di 50 meter, anak-anak juga harus lebih memberikan kekuatan penuh sehingga kita tidak tertinggal jauh. Kami tidak boleh terlambat panas supaya bisa dapat emas. Peluang ada untuk 1000 meter putra harusnya bisa dapat hasil lebih baik. Pecahkan dulu emasnya, baru kami puas bisa penuhi target,” ucapnya.
Pada nomor 1000 meter putri, Indonesia juga tampil pada grand final. Namun, Ayuning Tika Vihari dan kawan-kawan harus puas dengan perolehan medali perak. Mereka finis dengan catatan waktu 4 menit 55,385 detik, tertinggal hingga 3,937 detik dari China yang meraih emas.
Seperti pada nomor putra, China langsung memimpin perlombaan sejak awal. Bedanya, kali ini laju perahu China tak terkejar. Indonesia, yang sejak awal berada pada urutan kedua, tak mampu mengejar China lebih jauh lagi.