Raihan satu medali perak dan perunggu dari tim perahu naga Indonesia di hari pertama lomba dinilai masih belum optimal. Mereka pantang berpuas diri demi mengejar prestasi lebih baik lagi di dua lomba berikutnya.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim perahu naga Indonesia mengawali perlombaan di Asian Games 2022 dengan hasil cukup bagus. Berlomba pada hari pertama di nomor 200 meter, tim putra sukses merebut perunggu. Sementara tim putri mempertahankan raihan medali perak di Asian Games 2018. Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia menilai tim perahu naga Indonesia seharusnya bisa mencapai hasil lebih dari itu. Oleh karena itu, para atlet pantang berpuas diri dan diharapkan bisa tampil optimal di dua lomba berikutnya.
Cabang olahraga perahu naga memulai lomba hari pertama di nomor 200 meter. Di Asian Games 2022, cabang perahu naga memperebutkan enam medali untuk kategori putra dan putri, yaitu masing-masing 200 meter, 500 meter, dan 1.000 meter. Tim perahu naga Indonesia termasuk yang diperhitungkan di kancah Asia. Untuk itulah Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) mengerahkan segala upaya meraih medali di cabang ini, termasuk mempersiapkan strategi berlomba yang terbaik.
Wakil Ketua Umum III PODSI sekaligus manajer timnas dayung Indonesia, Budiman Setiawan, menyampaikan, pihaknya harus membagi konsentrasi antara cabang perahu naga dan kano karena waktu lombanya berdekatan. Maka dari itulah PODSI akhirnya memutuskan memperkuat tim perahu naga dengan atlet-atlet dayung yang masih muda dan memiliki kekuatan terbaik.
”Dari awal kami memang konsentrasikan (atlet) di perahu naga karena lebih berpeluang meraih medali,” kata Budiman, dihubungi dari Jakarta, Rabu (4/10/2023).
Strategi itu terbilang cukup tepat karena tim perahu naga putra dan putri Indonesia langsung meraih medali pada nomor 200 meter dalam lomba hari pertama yang berlangsung di Pusat Perahu Naga Wenzhou, China. Tim putra Indonesia meraih perunggu dengan catatan waktu 49,404 detik. Emas diraih tuan rumah China yang finis dalam waktu 48,464 detik. Thailand menempati peringkat kedua dengan catatan waktu 49,171 detik.
Sementara tim putri Indonesia meraih perak dengan catatan waktu 54,464 detik. Mereka terlibat persaingan sengit jelang garis finis dengan China yang meraih emas dengan 53,804 detik. Catatan waktu antara tim perahu naga China dan Indonesia ini terpaut sangat tipis, 0,660 detik. Budiman mengatakan, tim putri Indonesia kalah cepat dalam kayuhan terakhir.
Sebetulnya kita bisa dapat lebih. Mungkin bisa dapat emas. Kita kalah di kayuhan-kayuhan terakhir. Harapan kita di awal lebih dari itu (posisi kedua).
”Sebetulnya kita bisa dapat lebih. Mungkin bisa dapat emas. Kita kalah di kayuhan-kayuhan terakhir. Harapan kita di awal lebih dari itu (posisi kedua),” ucap Budiman.
Pernyataan Budiman tersebut berkaca dari hasil yang diraih tim perahu naga putra dan putri Indonesia dalam Kejuaraan Dunia di Pattaya, Thailand, pada 7-13 Agustus atau sebulan jelang Asian Games. Di ajang tersebut, Indonesia meraih lima medali emas dan satu perunggu.
Kelima medali emas itu datang dari nomor 12 pedayung putra dan putri untuk jarak 200 meter, 22 pedayung campuran 500 meter dan 1.000 meter, serta 12 pedayung putri 2.000 meter. Sementara satu perunggu diraih pada nomor 12 pedayung putra 2.000 meter.
Melihat prestasi di Kejuaraan Dunia tersebut, Indonesia mestinya sangat berpeluang meraih emas di Asian Games. Namun, China mampu tampil lebih baik dengan menjaga keunggulan dari Indonesia hingga detik-detik akhir garis finis.
Meski gagal meraih emas, tim perahu naga Indonesia bisa dibilang tidak tampil buruk. Raihan perak dari tim putri menyamai apa yang mereka capai di Asian Games 2018. Tim putra kali ini bahkan mampu mempersembahkan medali perunggu setelah gagal naik podium pada Asian Games edisi sebelumnya.
Apalagi perlombaan baru memasuki hari pertama. Peluang tim perahu naga Indonesia, baik di kategori putra maupun putri, masih terbuka lebar di dua nomor berikutnya, yaitu 500 dan 1.000 meter. Keberhasilan meraih medali pada hari pertama akan menjadi pemompa semangat bagi para atlet untuk mempersembahkan hasil yang lebih optimal di nomor berikutnya.
”Untuk berikutnya harapan kita semoga bisa mendapat hasil yang lebih baik,” kata Budiman.