Filipina datang ke partai perebutan emas dengan tekad revolusi di bawah rezim pelatih baru, sementara Jordania dengan konsistensi performa sejak babak grup.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
HANGZHOU, KAMIS — Laga final bola basket putra Asian Games Hangzhou 2022 mempertemukan dua tim yang sudah bertarung sejak babak grup, yaitu Jordania dan Filipina. Jordania pertama kali lolos ke final, sementara Filipina kembali ke partai puncak basket setelah 33 tahun ”menghilang”. Duel itu menyemarakkan lanskap persaingan bola basket di Asia.
Filipina dan Jordania akan berebut medali emas di HOC Gymnasium, Hangzhou, Jumat (6/10/2023). Laga itu merupakan ulangan pertarungan penentu peringkat teratas di Grup G, pekan lalu. Jordania, yang dipimpin R Hollis Jefferson (mantan pemain NBA), menang telak, 87-62, ketika itu.
Lolos sebagai runner-up grup, Filipina lalu bertemu tim-tim yang lebih berat. Namun, mereka justru bisa mengandaskan Iran (84-83) di perempat final dan tuan rumah sekaligus juara bertahan, China (77-76), di semifinal. Adapun Iran dan China merupakan penguasa bola basket Asia dalam dua dekade terakhir, tetapi sedang dalam fase transisi generasi baru.
Filipina kembali ke puncak persaingan Asia. Terakhir kali sebelumnya mereka lolos ke final adalah pada Asian Games Beijing 1990. Periode buruk prestasi tim berjuluk ”Gilas” itu berlalu seiring mundurnya Pelatih Chot Reyes (2022-2023) setelah Piala Dunia FIBA 2023. Reyes gagal total di berbagai ajang, mulai dari SEA Games Kamboja 2021 sampai Piala Dunia.
Di Filipina, bola basket adalah olahraga primadona. Sorotan publik sangat besar. Nyaris seluruh warga di sana protes sejak pemilihan Reyes. Mereka bahkan sempat mencemoohnya dalam laga Piala Dunia pada Agustus lalu. Guard naturalisasi Filipina, Jordan Clarkson, sampai bingung dengan atmosfer itu. Suasana buruk itu pun tecermin ke prestasi mereka.
Di Hangzhou, moral skuad Filipina berada di titik tertinggi bersama pelatih barunya, Tim Cone. ”Sangat baik untuk hidup di momen seperti ini, terutama bisa bersaing memperebutkan medali emas. (Hasil) Ini berasal dari kemurnian hati kami, orang-orang Filipina,” kata Justin Brownlee, pemain naturalisasi Filipina, dikutip Manila Times.
Cone pernah melatih Filipina saat meraih perunggu di Asian Games Bangkok 1998. Sebelumnya, dia juga berada dalam barisan asisten pelatih dari Reyes. Menurut dia, mentalitas skuad berubah drastis. ”Saya sempat menyerah (versus China), tetapi mereka (pemain) bertarung sampai habis. Para pemain luar biasa,” ujarnya ke Spin. Dalam laga versus China, mereka masih tertinggal 9 poin hingga 3 menit waktu tersisa.
Skuad Filipina ingin membalas kecintaan publik yang tetap mendukung mereka di masa kelam prestasi, setahun terakhir. Maka, tekad itu bisa menghalangi Jordania untuk meraih emas pertama di basket dalam sejarah. Adapun Filipina empat kali meraih emas basket Asian Games, terakhir pada edisi 1962.
Pertanyaannya, apakah modal tekad cukup untuk melampaui keunggulan kualitas? Jordania merupakan tim paling serius di ajang ini. Mereka satu-satunya tim yang datang dengan skuad nyaris sama seperti di Piala Dunia, antara lain bersama Freddy Ibrahim, Ahmad Dwairi, dan Jefferson. Jordania tidak ingin membuang waktu generasi emas mereka.
Jordania, bersama Pelatih Wessam Al-Sous, menunjukkan potensi terbaiknya sejak Piala Asia 2022. Ketika itu, tanpa pemain naturalisasi, mereka mampu menembus semifinal setelah absen 11 tahun. Momentum itu dilanjutkan ke tahun ini. Mereka kini semakin tangguh berkat kehadiran Jefferson, pemain naturalisasi yang dijuluki ”Titisan Kobe Bryant”.
Rekor sempurna Jordania
Hasilnya, Jordania belum terkalahkan di basket Asian Games 2022. Mereka lolos ke final dengan rekor sempurna, 5-0. Seluruh kemenangan itu diraih dengan keunggulan dua digit poin, termasuk saat menaklukkan Arab Saudi, 76-57, pada perempat final dan Taiwan, 90-71, pada semifinal.
Saya ingin membantu tim ini menang, meraih medali emas.
Jefferson masih belum terbendung. Mantan pemain klub NBA Brooklyn Nets itu mencatat rerata 19 poin dan 5,2 rebound. Laga final nanti akan cukup sentimental untuk forward yang baru dinaturalisasi pada awal 2023 itu. Saat ini, Jefferson berstatus pemain dari klub Filipina, TNT Tropang Giga.
Meskipun demikian, Jefferson berkomitmen memberikan segalanya agar Jordania bisa berjaya. ”Mereka sudah memberikan kesempatan kepada saya (untuk dinaturalisasi). Saya ingin membantu tim ini menang, meraih medali emas. Saya juga sangat senang dengan atmosfer di sini (Hangzhou),” ujarnya.
Pada pertemuan terakhir kedua tim itu, para pemain naturalisasi bertarung sengit. Jefferson mencatat 24 poin dan 9 asis, sementara Brownlee menyumbang 23 poin. Filipina kalah telak karena efisiensi tembakan yang sangat rendah dan hanya bergantung kepada Brownlee. (AP/AFP)