Indonesia hanya memiliki tiga wakil pada perempat final bulu tangkis Asian Games Hangzhou 2022. Tumpuan harapan untuk meraih medali itu adalah Anthony Ginting, Gregoria Mariska Tunjung, dan Fajar/Rian.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
HANGZHOU, RABU — Perjuangan tim bulu tangkis Indonesia untuk mewujudkan target mendapat tiga medali Asian Games Hangzhou 2022 kian berat. Kekalahan para pemain unggulan dan mundurnya Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti membuat tim ”Merah Putih” hanya menyisakan tiga wakil yang akan tampil pada perempat final.
Ketiga wakil itu adalah Anthony Sinisuka Ginting, Gregoria Mariska Tunjung, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Setelah memenangi babak ketiga atas Jia Heng Jason Teh (Singapura) dengan skor 21-14, 21-18, di Binjiang Gymnasium, Rabu (4/10/2023), Anthony akan berhadapan dengan salah satu wakil tuan rumah, Li Shi Feng, pada perempat final.
Tunggal putra Indonesia yang ditempatkan sebagai unggulan teratas itu selalu menang pada empat pertemuan lain dengan Li, termasuk pada semifinal Indonesia Terbuka, yang merupakan pertemuan terakhir. Akan tetapi, Li tampil baik pada persaingan beregu putra dan mengantarkan China meraih medali emas, pekan lalu. Juara All England itu tak pernah kalah dalam tiga pertandingan dan membuka kemenangan China di final atas India, 3-2, setelah tertinggal 0-2.
Gregoria juga harus waspada terhadap Aya Ohori (Jepang). Gregoria memenangi dua pertemuan sebelumnya, tetapi itu terjadi pada 2014 dan 2019. Ohori pun bermain baik pada beregu, salah satunya ketika memaksa pemain China peringkat ketiga dunia, Chen Yu Fei, bermain tiga gim meski akhirnya kalah.
Namun, Gregoria bisa membawa motivasinya tampil di Hangzhou untuk melawan Ohori. ”Tinggal satu langkah lagi untuk menyumbang medali. Saya akan menyiapkan mental karena semakin dekat dengan target pasti keinginan untuk menangnya semakin tinggi, tetapi saya tidak mau menggebu-gebu. Saya mau fokus poin demi poin,” kata Gregoria setelah mengalahkan Goh Jin Wei (Malaysia), 21-6, 21-12, pada babak ketiga.
Pada ganda putra, Fajar/Rian juga sangat waspada pada Lee Yang/Wang Chi Lin (Taiwan) yang akan dihadapi pada perempat final. Apalagi, peraih emas Olimpiade Tokyo 2020 itu menunjukkan grafis penampilan meningkat sejak pertengahan tahun.
Lee/Wang empat kali melewati perempat final dalam enam turnamen terakhir, salah satunya ketika menjuarai Jepang Terbuka. Pada turnamen itu pula Lee/Wang mengalahkan Fajar/Rian pada semifinal.
”Mereka adalah pemain luar biasa. Tenaga dan kecepatan mereka harus kami waspadai, apalagi hari ini mereka tidak bermain karena menang WO,” kata Fajar.
Saya tidak mau menggebu-gebu. Saya mau fokus poin demi poin.
Fajar/Rian dan Anthony, sebagai pemain ganda dan tunggal putra terbaik Indonesia, menjadi harapan terakhir mendapatkan medali emas jika merujuk pada target PP PBSI. Seperti disebutkan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Rionny Mainaky, target tiga emas diharapkan didapat dari beregu putra, tunggal putra, dan ganda putra.
Anthony menjadi wakil tunggal putra Indonesia tersisa setelah Jonatan Christie tersingkir pada babak kedua. Sementara, ganda putra, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, masih harus belajar tampil konsisten dalam laga ketat melawan pemain top dunia.
Dalam kondisi lelah saat melawan unggulan kedua asal India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, mereka kehilangan fokus pada gim ketiga hingga tertinggal jauh pada awal-awal perebutan poin. Dengan rentang yang terlalu jauh untuk menipiskan selisih skor, Leo/Daniel kalah 22-24, 21-16, 12-21 pada babak kedua.
Putri Kusuma Wardani dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari juga kalah dari pemain unggulan. Putri disingkirkan Pusarla V Sindhu (India/7) pada babak ketiga dengan skor 16-21, 16-21. Adapun Rinov/Pitha kalah dari unggulan kedua ganda campuran asal Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino, 17-21, 15-21.
Dari tiga nomor yang diharapkan membawa medali emas, Indonesia telah gagal pada nomor beregu putra karena kalah 1-3 dari Korea Selatan di perempat final. Dengan demikian, harapan pun dialihkan pada persaingan perorangan dengan harapan membawa emas dari tunggal dan ganda putra.
Target dari beregu putra yang lepas sebenarnya bisa saja digantikan dari nomor lain. Sektor ganda putri memungkinkan mewujudkan itu meski jalannya teramat berliku dengan kehadiran pasangan top dunia asal China, Jepang, dan Korea Selatan.
Namun, dalam persaingan multicabang, apa pun memungkinkan terjadi, seperti kekalahan yang dialami tim China dari Korea Selatan pada final beregu putri dengan skor 0-3. Salah satu kekalahan dialami Chen Qing Chen/Jia Yi Fan yang mendominasi persaingan ganda putri pada tahun ini. Artinya, pemain terbaik pun bisa dikalahkan lawan di kandang mereka sendiri.
Di sisi lain, Apriyani/Fadia berada pada kepercayaan diri yang baik menjelang tampil di Hangzhou. Masalah komunikasi sudah diatasi hingga mereka kompak kembali. Kenyamanan psikologis itu berdampak dalam permainan di lapangan dan terlihat saat mereka bisa mencapai final Kejuaraan Dunia dan menjuarai Hong Kong Terbuka, dua ajang terakhir sebelum Asian Games.
Namun, faktor tak diduga tetap selalu menjadi risiko bagi atlet muncul. Apriyani/Fadia harus menghentikan langkah dengan cara tak menyelesaikan babak kedua melawan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang). Apriyani/Fadia mengundurkan diri pada skor 5-13 karena cedera betis kanan yang dialami Apriyani.
Pelatih ganda putri, Eng Hian mengatakan, cedera yang sama dialami Apriyani saat All England 2022. Di Hangzhou, rasa sakit di betis itu terasa ketika melawan Lui Lok Lok/Ng Wing Yung (Hong Kong) pada babak pertama, Selasa.
”Ada gerakan yang tidak pas, jadi sakitnya terasa lagi. Tetapi, karena kejadian itu muncul saat match point, Apri memaksa untuk menyelesaikan pertandingan,” kata Eng Hian.
Setelah menjalani terapi pada Selasa malam, Apriyani memutuskan untuk tetap mencoba bertanding melawan Fukushima/Hirota. ”Untuk gerakan kecil-kecil sudah tidak sakit, tapi untuk bertanding kan harus ada jangkauan yang jauh, eksplosivitas, dan reaksi. Ternyata, dia masih merasakan nyeri. Daripada bertambah parah, lebih baik diputuskan mundur,” lanjut Eng Hian yang juga mengatakan bahwa Apriyani akan langsung kembali ke Jakarta untuk pemulihan.