Bara Krisis Manchester United Semakin Sulit Dipadamkan
Tren kekalahan mulai identik dengan Manchester United. Enam kekalahan di 10 laga awal dan telah kemasukan 18 gol adalah perjalanan awal musim terburuk ”Setan Merah” dalam 57 tahun.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MANCHESTER, RABU — Manchester United kian terbenam di awal musim ini. Tiga kekalahan di Stadion Old Trafford menjadi tanda ”Setan Merah” sedang tidak baik-baik saja. Meski begitu, Manajer Erik ten Hag tetap yakin skuadnya bisa segera bangkit dari periode kelam.
Kekalahan 2-3 dari Galatasaray di laga kedua Grup A Liga Champions, Rabu (4/10/2023) dini hari WIB, membuka sejumlah kelemahan MU. Galatasaray telah mengikuti jejak dua klub Liga Inggris, Brighton & Hove Albion dan Crystal Palace, yang membawa pulang tiga poin dari Old Trafford yang tidak lagi kejam untuk tim tamu.
Kegagalan MU mempertahankan dua kali keunggulan berkat sumbangan gol penyerang muda, Rasmus Hojlund, mengungkap buruknya konsentrasi tim dan koordinasi lini belakang. Hal itu ditambah lagi performa buruk kiper Andre Onana, yang semakin terlihat telah kehilangan kepercayaan diri.
Tiga gol Galatasaray yang dicetak Wilfried Zaha (menit ke-23), Kerem Akturkoglu (menit ke-71), dan Mauro Icardi (menit ke-81) tercipta karena kesalahan pemain MU untuk menutup ruang bagi pemain Galatasaray dalam proses transisi serangan balik. Diogo Dalot hanya menyaksikan bola yang hendak disepak Zaha, kemudian Akturkoglu dan Icardi bisa berdiri bebas menerima umpan di antara dua bek tengah MU, Victor Lindelof dan Raphael Varane.
Ketika lini belakang tampil buruk, Onana pun gagal hadir sebagai penyelamat muka MU. Ia berada di posisi yang tidak tepat untuk menahan sepakan Zaha dan Icardi. Bahkan, untuk gol Zaha, Onana terlihat ragu-ragu untuk maju memotong operan jarak jauh pemain Galatasaray yang mengarah langsung ke kotak penalti MU.
Onana bahkan menyebabkan MU masuk ke dalam situasi sukar ketika salah melakukan operan kepada Casemiro di menit ke-77. Bola bisa dipotong penyerang sayap pengganti Galatasaray, Dries Mertens. Casemiro pun berkorban dengan menekel Mertens di dalam kotak penalti sehingga ia menerima kartu kuning kedua dan MU dihukum tendangan penalti.
Eksekusi penalti Icardi gagal karena bola terlalu melebar pada menit ke-78. Onana melompat senang setelah menyaksikan bola tidak masuk ke gawangnya. Itu adalah satu-satunya momen Onana tersenyum selama 90 menit laga.
Ten Hag tidak ingin menyalahkan Onana. Menurut juru taktik asal Belanda itu, pengalaman Onana yang tampil di final Liga Champions musim lalu bersama Inter Milan menunjukkan dia memiliki kemampuan untuk menjadi salah satu kiper terbaik di dunia.
”Kami sudah melihat kemampuan besarnya di pertandingan dan juga kepribadiannya. Kami hanya perlu memberi dukungan karena saya yakin dia akan kembali menunjukkan performa terbaik,” kata Ten Hag, dilansir BBC.
Lebih lanjut, Ten Hag lebih menyoroti penampilan bertahan kolektif anak asuhannya. Ia menyatakan, mencetak gol di ajang Liga Champions tidak mudah sehingga ketika sudah unggul seharusnya semua pemain mampu menjaga fokus dan kompak agar tidak kemasukan gol balasan lawan.
Selain itu, kami harus meningkatkan kemampuan untuk menjaga penguasaan bola dan mengontrol pertandingan.
”Selain itu, kami harus meningkatkan kemampuan untuk menjaga penguasaan bola dan mengontrol pertandingan,” ucapnya.
Pelatih Galatasaray Okan Buruk menganggap pemainnya menunjukkan penampilan yang luar biasa. Tiga gol yang diciptakan Galatasaray, kata Buruk, adalah buah dari pola permainan terbuka nan kolektif yang dihasilkan skuadnya.
”Kami mendapat kemenangan penting di sini, sebuah kemenangan 3-2, yang akan diingat untuk beberapa tahun mendatang,” ujar Buruk, dilansir laman UEFA.
Namun, Buruk kecewa timnya gagal mencetak gol keempat di akhir pertandingan. Ia menilai, MU yang bermain dengan 10 orang dan mengorbankan pemain bertahan untuk memasukkan pemain menyerang membuat timnya punya banyak ruang untuk menambah gol.
Setelah menjalani dua laga, Galatasaray membayangi Bayern Muenchen dengan koleksi empat poin. Adapun MU terdampar di posisi juru kunci karena masih nirpoin.
Terburuk dalam 57 tahun
MU pun telah kalah di enam laga dari 10 pertandingan awal musim 2023-2024. Dalam periode itu, mereka telah kemasukan 18 gol.
Catatan kemasukan itu menjadi awal perjalanan musim terburuk MU sejak kompetisi edisi 1966-1967. Alhasil, Ten Hag telah membawa MU masuk ke dalam periode terkelam mereka sejak era Liga Primer yang dimulai pada 1992-1993.
”Semua tergantung kepada kami untuk membalikkan situasi ini. Apa yang terjadi selanjutnya berada di tangan kami, bukan orang lain,” ucap Ten Hag. Hal serupa juga disampaikan Ten Hag setelah MU tumbang oleh Bayern Muenchen, 21 September lalu.
Situasi sulit yang dihadapi Ten Hag tidak bisa dilepaskan dari krisis pemain MU di barisan pertahanan. Menempatkan Sofyan Amrabat di posisi bek sayap kiri pada duel kedua Liga Champions menjadi bukti. Setelah kehilangan Luke Shaw dan Tyrell Malacia akibat cedera, Sergio Reguilon juga tidak fit untuk diturunkan.
Di jantung pertahanan, Lisandro Martinez yang baru selesai menjalani operasi harus absen selama tiga bulan. Kondisi itu membuat MU kehilangan satu-satunya bek tengah yang nyaman memainkan bola untuk membangun serangan dari belakang.
Hal positif tunggal yang disaksikan sekitar 70.000 pendukung Setan Merah adalah penampilan brilian Hojlund. Ia telah membuktikan diri sebagai solusi bagi kebutuhan MU terhadap pemain depan yang memiliki fisik kuat untuk berduel dengan pemain belakang lawan, kecepatan tingkat tinggi, serta insting gol bagus.
Hojlund mencetak gol pertama di menit ke-17 melalui sundulan setelah menerima umpan Marcus Rashford. Ia masih mampu menempatkan bola dengan baik meski menyambut umpan sambil berlari dengan kecepatan tinggi.
Pada gol kedua yang tercipta ketika laga berjalan 67 menit, Hojlund mampu lepas dari kawalan bek Galatasaray, Abdulkerem Bardakci, melalui kecepatannya, lalu menyontek bola dengan tenang untuk menaklukkan kiper lawan, Fernando Muslera.