Harapan Indonesia untuk mendapatkan medali pertama di cabang atletik pupus setelah tim lari estafet hanya mampu menempati peringkat kelima
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim lari estafet 4 X 100 meter putra belum berhasil membuka perolehan medali Indonesia di cabang atletik pada lomba yang berlangsung di Stadion Pusat Olahraga Olimpiade Hangzhou, Selasa (3/10/2023) malam WIB. Meski demikian, tim lari estafet Indonesia mampu mempertajam catatan waktu dibandingkan dengan saat berlomba di babak penyisihan.
Tim lari estafet putra Indonesia yang diperkuat Wahyu Setiawan, Lalu Muhammad Zohri, Bayu Kertanegara, dan Adith Rico Pradana harus puas finis di peringkat kelima dengan catatan waktu 39,25 detik. Saat berlomba di babak penyisihan mereka mencatatkan waktu 39,56 detik.
Indonesia awalnya finis di peringkat keenam. Namun, setelah beberapa saat, panitia mendiskualifikasi tim estafet Malaysia yang menempati peringkat kelima. Alhasil, dengan didiskualifikasinya Malaysia, posisi Indonesia menjadi naik satu peringkat.
Di lomba ini medali emas dimenangkan tim tuan rumah China yang finish dengan waktu 38,29 detik. Adapun perak diraih Jepang yang mencatatkan waktu 38,44 detik. Korea Selatan finis di peringkat ketiga dengan catatan waktu 38,74 detik.
Hasil ini membuat tim atletik Indonesia belum mampu menyumbangkan medali di Asian Games 2022. Pada Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang, Indonesia merebut dua medali perak. Medali perak kala itu disumbangkan pelari gawang putri Emilia Nova dan tim lari estafet 4 X 100 meter putra.
Tim lari estafet putra saat itu berhasil menyabet perak dengan catatan waktu 38,77 detik. Di SEA Games Kamboja 2023, tim lari estafet putra Indonesia bahkan mampu mempersembahkan medali emas.
Indonesia meraih emas SEA Games 2023 dengan catatan waktu 39,11 detik, mengalahkan Thailand di peringkat kedua dan Malaysia dengan Singapura yang sama-sama menempati peringkat ketiga. Dengan berbagai pencapaian itu, harapan untuk meraih medali kepada tim lari estafet putra Indonesia sangat besar.
Asa meraih medali sebelumnya tercurah kepada Zohri yang mampu menembus final nomor 100 meter. Akan tetapi, Zohri juga belum bisa mengakhiri paceklik medali Indonesia. Zohri yang mencatatkan waktu terbaik ketiga saat semifinal harus puas finis keenam dari total tujuh peserta pada babak final.
Tidak berubah
Berlomba di jalur lima, Wahyu didaulat menjadi pelari pertama Indonesia. Sprinter spesialis jarak 100 meter, Zohri, menjadi pelari kedua Indonesia. Setelah itu, Bayu Kertanegara mendapat giliran sebagai pelari ketiga. Tugas sebagai pelari terakhir diserahkan kepada Adith. Susunan pelari Indonesia ini tidak berubah dengan saat berlomba di babak penyisihan sehari sebelumnya.
Meski sanggup mempertajam catatan waktu dari 39,56 detik menjadi 39,25 detik, catatan waktu bereaksi (reaction time) saat di final menurun dibandingkan babak penyisihan. Bila di babak penyisihan mereka mampu mencatatkan waktu reaksi 0,163 detik, kali ini angkanya melambat menjadi 0,180 detik.
Waktu reaksi Indonesia ini jadi yang paling lambat dibandingkan tujuh peserta lainnya. China yang meraih emas mencatatkan waktu reaksi tercepat, yaitu 0,138 detik.
Dengan tambahan satu medali emas di nomor lari estafet putra 100 X 400 meter, China semakin digdaya di cabang atletik. Sejauh ini, kontingen atletik China kian dekat menjadi juara umum cabang atletik dengan perolehan 17 medali emas, sembilan perak, dan tujuh perunggu.
Di posisi kedua ada Bahrain yang mengumpulkan tujuh emas, satu perak, dan empat perunggu. Adapun India menempati peringkat ketiga dengan empat emas, 10 perak, dan delapan perunggu.