Gagal Raih Medali, tetapi Ada Asa untuk Kebangkitan Zohri
Lalu Muhammad Zohri belum bisa mengakhiri paceklik medali Indonesia di lari 100 meter Asian Games. Namun, capaian di Asian Games 2022 memberikan asa kebangkitannya untuk kembali mengejar mimpi menembus waktu 9 detik.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH DARI HANGZHOU, CHINA, EMILIUS CAESAR ALEXEY
·6 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pelari Indonesia, Lalu Muhammad Zohri (kanan), pelari Iran, Hassan Taftian (tengah), dan pelari China, Xie Zhenye (kiri) beraksi dalam final nomor 100 meter putra Asian Games Hangzhou 2022 di Stadion Utama Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, Sabtu (30/9/2023). Zohri berada di urutan ke-6 dengan catatan waktu 10,16 detik. Medali emas diraih pelari tuan rumah Xie Zhenye dengan catatan waktu 9,97 detik.
HANGZHOU, KOMPAS - Lalu Muhammad Zohri belum bisa mengakhiri paceklik medali Indonesia di lari 100 meter Asian Games usai dirinya finis keenam dalam final Asian Games Hangzhou 2022, China. Namun, setelah serangkaian cedera empat tahun terakhir, hasil itu menunjukkan Zohri mulai bangkit untuk kembali ke puncak performanya dan mengejar mimpi menjadi pelari pertama Indonesia maupun Asia Tenggara yang bisa menembus waktu di bawah 10 detik.
”Mohon maaf, saya belum bisa memberikan medali. Tadi, saya sudah berusaha sampai batas kemampuan maksimal saya. Karena saya baru pulih dari cedera sebulan terakhir, saya belum sempat berlatih daya tahan kecepatan yang persiapannya butuh waktu panjang sampai satu tahun. Sebulan terakhir setelah pulih cedera, latihan saya baru sebatas mengasah teknik start block dan kecepatan," ujar Zohri sehabis lomba di Stadion Utama Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Sabtu (30/9/2023).
Zohri berada di lintasan keempat final perlombaan yang berlangsung, Sabtu pukul 21.55 waktu setempat tersebut. Pelari yang mencatat waktu terbaik ketiga semifinal dengan waktu 10,13 detik itu bersaing dengan sejumlah pelari yang di atas kertas lebih unggul.
Ada pelari tuan rumah Xie Zhenye yang menjadi pelari tercepat semifinal dengan 10,03 detik. Pelari berusia 30 tahun itu sekaligus memiliki rekor waktu personal jauh lebih baik dibanding tujuh peserta lainnya, yakni dengan 9,97 detik yang diukirnya di Montreuil, Perancis, 19 Juni 2018.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pelari Indonesia, Lalu Muhammad Zohri (kanan) memberi selamat kepada pelari China, Xie Zhenye usai final nomor 100 meter putra Asian Games Hangzhou 2022 di Stadion Utama Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, Sabtu (30/9/2023). Zohri berada di urutan ke-6 dengan catatan waktu 10,16 detik, sedangkan emas diraih pelari tuan rumah Xie Zhenye dengan catatan waktu 9,97 detik.
Selain itu, ada pelari belia Thailand Puripol Boonson yang sedang naik daun. Atlet berusia 17 tahun itu menjadi pelari tercepat kedua semifinal dengan 10,06 detik yang sekaligus menjadi rekor personal terbarunya.
Jelang lomba dimulai, ada insiden pelari Thailand lainnya, Soraoat Dapbang mencuri start sehingga dia didiskualifikasi dan start diulang. Menurut Zohri, momen itu sempat mengganggu konsentrasinya karena Dapbang persis berada di sampingnya di lintasan ketiga.
Sempat memimpin
Saat lomba dimulai, Zohri mampu keluar start block dengan baik dan sempat memimpin hingga 70-an meter jarak perlombaan. Namun, memasuki 30 meter jelang finis, pelari berusia 23 tahun itu kehilangan kesimbangan sehingga irama langkah kakinya berantakan. Akibatnya, para pelari di belakangnya menyalip finis lebih dahulu.
Zohri pun harus puas finis keenam dari total tujuh peserta yang menyelesaikan perlombaan dengan waktu 10,16 detik. Adapun Xie yang mampu menjaga dominasinya finis pertama dengan 9,97 detik. Boonson finis kedua dengan 10,02 detik dan wakil Malaysia Muhammad Azeem Bin Mohd Fahmi bisa merangsek finis ketiga dengan 10,11 detik.
Mohon maaf, saya belum bisa memberikan medali. Tadi, saya sudah berusaha sampai batas kemampuan maksimal saya.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pelari China, Xie Zhenye menyapa penonton setelah memenangi final nomor 100 meter putra Asian Games Hangzhou 2022 di Stadion Utama Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, Sabtu (30/9/2023). Xie Zhenye mencatatkan waktu 9,97 detik, sedangkan pelari Indonesia, Lalu Muhammad Zohri berada di urutan ke-6 dengan catatan waktu 10,16 detik.
”Karena tadi mencoba berlari sampai ke batas maksimal, saya akhirnya kehilangan keseimbangan mendekati finis. Makanya, irama langkah kaki saya menjadi kacau sehingga kecepatan saya menurun dan disusul oleh para pelari lain,” katanya.
Dengan begitu, Zohri belum bisa mengakhiri paceklik medali Indonesia di lari 100 meter Asian Games. Terakhir kali wakil ”Merah-Putih” meraih medali perlombaan itu saat Mohammad Sarengat merebut emas Asian Games Jakarta 1962. Di kelompok putri, Carolina Rieuwpassa sempat mempersembahkan perunggu pada Asian Games Bangkok, Thailand 1970.
Membangun motivasi
Kendati demikain, prestasi itu cukup membangun ulang motivasi Zohri yang sempat terpuruk oleh serangkaian cedera yang silih berganti menderanya empat tahun terakhir. Karena rentetan cedera itu, performa Zohri sempat terus melorot usai mencetak rekor nasional dengan 10,03 detik di Osaka, Jepang, 19 Mei 2019. Terbaru, cedera otot paha depan bagian kanan membuatnya urung mengikuti final SEA Games Kamboja 2023, Mei lalu.
Sejatinya, Zohri tetap menyimpan potensi yang besar kalau berada dalam kondisi terbaik. Terbukti, dalam final Kejuaraan Nasional 2022 di Semarang, Jawa Tengah, Zohri yang bugar bisa mencatat waktu 10,10 detik sebelum membukukan waktu 10,13 detik di heat pertama semifinal Asian Games 2022. ”Setelah cedera dan bangkit lagi, cedera lalu bangkit lagi, saya akhirnya bisa kembali berlari dengan cukup baik tanpa trauma dan keluhan saat mencoba batas maksimal,” ucapnya.
Pelari Indonesia, Lalu Muhammad Zohri (kedua dari kanan) melesat memimpin kualifikasi heat ke-5 dalam nomor 100 meter putra Asian Games Hangzhou 2022 di Hangzhou Olympic Sports Centre Stadium, China, Jumat (29/9/2023). Zohri mencatatkan waktu 10.22 detik.
Zohri pun berharap kebangkitannya tidak berhenti di sini. Pelari asal Nusa Tenggara Barat itu masih terus menjaga mimpi besarnya, yakni menjadi orang Indonesia maupun Asia Tenggara pertama yang menembus waktu di bawah 10 detik.
Mimpi itu tidak ketinggian untuk Zohri yang masih berusia relatif muda asalkan mendapatkan sistem dukungan yang mumpuni dari Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI).
”Semoga momentum ini bisa terjaga. Harapannya, saya bisa lebih sering dikirim ikut kejuaraan internasional ataupun pemusatan latihan di luar negeri lebih lama. Itu sangat penting untuk menumbuhkan motivasi karena bisa berlatih ataupun berlomba dengan pelari-pelari luar negeri yang kecepatannya lebih baik," tuturnya.
Selanjutnya, Zohri akan mempersiapkan diri untuk mengejar tiket ke Olimpiade Paris 2024. Syarat limit atau batas waktu minimalnya relatif cukup berat, yaitu 10,00 detik. Akan tetapi, dengan kepercayaan diri yang sedang membumbung tinggi, Zohri optimis bisa mewujudkan target tersebut.
Pelari Indonesia, Lalu Muhammad Zohri (ketiga dari kanan) bersiap dalam final nomor 100 meter putra Asian Games Hangzhou 2022 di Stadion Utama Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, Sabtu (30/9/2023).
Belum ada kejutan
Sementara itu, wakil Indonesia lainnya juga belum bisa membuat kejutan hingga hari kedua atletik Asian Games Hangzhou 2022. Pelari putri Dina Aulia gugur di penyisihan lari gawang 100 meter. Pada heat pertama penyisihan, Dina finis kelima dari tujuh peserta dengan waktu 13,92 detik. Dia tertinggal jauh dari pelari China Lin Yuwei yang finis pertama dengan 12,79 detik, atlet India Jyothi Yarraji finis kedua dengan 13,03 detik, dan wakil Jepang Masumi Aoki finis ketiga dengan 13,38 detik.
Selain itu, Robi Syianturi bersama Rikki Marthin Luther Simbolon tertinggal jauh dari para peraih medali lari 10.000 meter. Robi berada finis kedelapan dari total peserta yang menyelesaikan perlombaan dengan waktu 29 menit 55,31 detik dan Rikki finis kesembilan dengan 30 menit 56,66 detik.
Kabar positifnya, Robi dan Rikki masing-masing mencetak rekor waktu personal baru. Hanya saja, itu masih sangat jauh dari pelari Bahrain Birhanu Yemataw Balew yang meraih emas dengan 28 menit 13,62 detik, atlet India Kartik Kumar yang merebut perak dengan 28 menit 15,38 detik, dan wakil India lainnya, Gulveer Singh yang mendapatkan perunggu dengan 28 menit 17,21 detik.
”Kami akui bahwa level kami masih jauh sekali di tingkat Asia. Semoga kami bisa terus mendapatkan dukungan untuk memperbaiki diri, salah satunya dengan diberi kesempatan melakukan pemusatan latihan di negara-negara yang unggul pada nomor perlombaan lari jarak jauh. Kami butuh rekan berlatih yang lebih baik agar kecepatan kami bisa terpacu oleh mereka,” ujar Robi.
PERCASI/KRISTIANUS LIEM
Pecatur Indonesia IM Medina Warda Aulia (kiri) saat melawan pecatur Kazakstan WGM Meruyert Kamalidenova pada babak kedua nomor catur beregu putri Asian Games Hangzhou 2022, Sabtu (30/9/2023)
Rekor dunia
Pada cabang angkat besi, terjadi pemecahan rekor dunia pada nomor 49 kilogram (kg) putri dan 55 kg putri. Rekor dunia pada kedua nomor itu dipecahkan oleh dua lifter Korea Utara, yang juga menjadi peraih medali emas.
Pada nomor 49 kg putri, medali emas diraih Ri Songgum (Korea Utara), diikuti Jiang Huihua (China) dan Tanyathon Sukcharoen (Thailand) yang meraih perak dan perunggu. Secara total angkatan, Ri mengangkat beban 216 kg dan memecahkan rekor dunia atas nama Jiang Huihua, yaitu 215 kg, yang dicetak di Riyadh, Arab Saudi, pada 5 September 2023.
Pada nomor 55 kg putri, giliran Kang Hyonghyong (Korut) yang meraih emas, diikuti Ri Suyon (Korut) dan Hou Zhihui (China) yang meraih perak dan perunggu. Secara total angkatan, Kang mengangkat 233 kg dan memecahkan rekor dunia atas nama Liao Qiuyun (China), 227 kg, yang dicetak di Pattaya, Thailand, pada 20 September 2019.
Pada cabang catur, tim Indonesia meraih kemenangan pada babak kedua nomor beregu putri. Indonesia mengalahkan Kazakstan dengan skor 2,5-1,5. Indonesia tertinggal dulu setelah IM Irene Kharisma Sukandar kalah dari IM Bibisara Asaaubayeva.
WIM Ummi Fisabililah menyamakan kedudukan dengan menekuk WIM Alua Normanova. WIM Chelsie Monica Sihite membuat kejutan dengan menahan remis GM Zhansaya Abdulmalik sehingga skor masih imbang.
Penentu kemenangan Indonesia adalah IM Medina Warda Aulia yang mengalahkan WGM Meruyert Kamalidenova. Dengan hasil itu, Indonesia mengumpulkan empat poin dari dua kemenangan atas Korea Selatan pada babak pertama dan kemenangan pada babak kedua ini.