Konsistensi Desak Made Rita Kusuma Dewi Berbuah Emas
Pemanjat putri Indonesia, Desak Made Rita Kusuma Dewi, meraih emas Asian Games 2022. Itu menjadi prestasi prestisius keduanya dalam dua bulan terakhir setelah kampiun Kejuaraan Dunia 2023.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH DARI HANGZHOU, CHINA
·4 menit baca
SHAOXING, KOMPAS — Seusai meraih kampiun Kejuaraan Dunia Panjat Tebing 2023, pemanjat putri Indonesia Desak Made Rita Kusuma Dewi melanjutkan performa apiknya dengan merebut emas perlombaan perseorangan kecepatan atau speed putri Asian Games Hangzhou, China 2022.
”Sebelum kompetisi, saya selalu meyakinkan diri bahwa saya sudah bekerja keras dan sudah berlatih sedemikian rupa. Ini adalah puncak prestasi yang saya inginkan selain Olimpiade Paris (2024). Jadi, saya selalu berdoa untuk bisa dan sayalah juaranya,” ujar Desak seusai final di Shaoxing Keqiao Yangshan Sport Climbing Centre, Provinsi Zhejiang, Selasa (3/10/2023).
Desak yang berstatus pemanjat tercepat babak kualifikasi mengarungi putaran final dengan meyakinkan. Pembawaannya sangat tenang di setiap perlombaan dan tidak sedikit pun membuat jantung para pendukungnya, mulai dari atlet, pelatih, ofisial, hingga awak media, berdegup kencang.
Sejak dari 16 besar hingga babak-babak berikutnya, Desak selalu memimpin sejak awal lomba, melaju dengan mulus tanpa drama terpeleset, dan menang dengan perbedaan waktu yang pasti. Tak terkecuali itu di final atau lomba penentuan emas.
Walau berjumpa dengan wakil tuan rumah Lijuan Deng yang didukung suporter yang memenuhi tribune, Desak tidak panik sedikit pun. Atlet asal Bali itu mampu menjaga konsistensinya sehingga berhasil menaklukkan Deng.
Dia mencatat waktu 6,364 detik, sedangkan Deng membukukan waktu 6,435 detik. ”Saya selalu berusaha tidak mau memikirkan lawan, saya memilih fokus kepada diri sendiri saja dan bagaimana panjatannya agar bisa cepat, tenang, dan luwes,” kata Desa mengungkapkan resep ketangguhan mentalnya.
Capaian multimakna
Capaian itu tidak hanya membawa Desak mempertahankan tradisi emas perseorangan speed putri Asian Games yang diraih oleh idolanya, Aries Susanti Rahayu, pada edisi Jakarta-Palembang 2018. Capaian itu pun membuat Desak memecahkan rekor Asia miliki Deng dengan waktu 6,47 detik yang diukirnya pada seri Piala Dunia 2023 di Villars, Swiss, 2 Juli 2023.
Selain itu, emas Asian Games 2022 juga menyempurnakan performa apik Desak dalam setahun terakhir. Selain meraih sejumlah medali seri Piala Dunia 2023, Desak berhasil menjadi kampiun Kejuaraan Dunia 2023 di Bern, Swiss, Agustus lalu. Prestasi itu turut memastikannya merebut satu tiket ke Olimpiade 2024.
Bagi Desak, satu per satu mimpinya tercapai. Itu dimulai dari ingin menjadi juara dunia, mengikuti jejak Aries menjadi peraih emas Asian Games, dan meloloskan diri ke Olimpiade. Ke depan, dia ingin mewujudkan mimpi berikutnya, yakni berada di podium tertinggi Olimpiade, mengibarkan ”Merah Putih” di tiang tertinggi, dan mengumandangkan lagu ”Indonesia Raya”.
”Pastinya, saya akan terus fokus untuk peningkatan kapasitas diri saya. Semoga ke depan, dengan setiap latihan yang saya lakukan, saya bisa mendapatkan prestasi lebih baik dari ini,” kata Desak yang menargetkan meraih emas Olimpiade 2024.
Di samping emas dari Desak, tim panjat tebing Indonesia mempersembahkan dua perunggu, yaitu dari Rajiah Sallsabillah di putri dan Veddriq Leonardo di putra. Kesempatan panjat tebing menambah sumbangan medali masih terbuka dalam nomor estafet speed putra-putri, Rabu (4/10/2023).
Dari kelompok putra, sebagai dua pemanjat dengan catatan waktu tercepat di dunia, Veddriq yang memegang rekor dunia dengan waktu 4,90 detik dan Kiromal Katibin yang membuntuti dengan 4,97 detik diunggulkan untuk menciptakan final sesama Indonesia. Nyatanya justru jauh panggang daripada api.
Bahkan, penampilan Veddriq dan Katibin cenderung tidak meyakinkan. Aksi keduanya lebih banyak membuat jantung para pendukung mereka berdebar-debar. Selain karena tingkat persaingan yang sengit, Veddriq dan Katibin tidak melaju semulus biasanya.
Veddriq, misalnya, sempat terpeleset yang membuatnya nyaris kalah dari wakil India, Aman Verma, di 16 besar. Untungnya, Veddriq bisa bangkit untuk melanjutkan lomba, mengejar, dan menang.
Namun, Veddriq tidak mendapatkan keberuntungan kedua saat menghadapi wakil Iran, Reza Ali Pour Shenazandi Fard, di semifinal. Dia terpeleset di awal lomba dan sulit menyusul karena lawannya bermain baik untuk menyelesaikan dan memenangi lomba.
Sebenarnya ini karena kesalahan saya sendiri. Yang jelas, saya tidak bisa bermain aman karena semua lawan adalah pemanjat top.
Gesture Veddriq tampak sangat menyesali kegagalan tersebut. Dia hanya bisa termenung saat tali menurunkannya ke darat dan melangkah dengan tatapan kosong ketika meninggalkan panggung perlombaan.
Aura kecewa terasa saat Veddriq tampil dalam perebutan perunggu. Kali ini, dia justru bisa mengeluarkan semua kemampuan terbaiknya. Dia menang dengan catatan waktu 4,955 detik yang menjadi catatan waktu tercepat sepanjang perlombaan tersebut sekaligus mempertajam rekor baru untuk Asian Games atas namanya sendiri.
”Sebenarnya ini karena kesalahan saya sendiri. Yang jelas, saya tidak bisa bermain aman karena semua lawan adalah pemanjat top. Kita tidak tahu kapan orang lain akan lebih cepat daripada kita. Jadi, pilihannya adalah mencoba memanjat sebaik dan secepat mungkin. Tapi, karena terlalu eksplosif, risikonya saya terpeleset. Itu juga bukan karena tekanan mental dari lawan dan suporternya. Selepas dari sini, saya dan pelatih akan melakukan evaluasi untuk kembali menjadi lebih baik,” terang Veddriq.
Secara target untuk Asian Games 2022, tim panjat tebing Indonesia dipastikan sedikit meleset. Tadinya, pelatih pelatnas Hendra Basir percaya Indonesia mampu menyapu bersih empat emas yang tersedia dari nomor speed, perseorangan putra-putri dan estafet putra-putri. Untuk nomor perseorangan kombinasi lead dan boulder, Indonesia dinilai masih berada jauh dari tim-tim elite Asia.