Kemenangan Jorge Martin dalam balapan MotoGP seri Jepang menempatkan pemuncak klasemen Francesco Bagnaia dalam jangkauan, dengan berjarak tiga poin. Kondisi ini membuat perubahan klasemen berpotensi terjadi di Mandalika.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
MOTEGI, MINGGU — Jorge Martin membawa persaingan memuncaki klasemen MotoGP ke Sirkuit Mandalika setelah pebalap tim Prima Pramac Racing itu memenangi balapan seri Jepang di Motegi, Minggu (1/10/2023). Martin kini tinggal terpaut tiga poin dari Francesco Bagnaia yang memuncaki klasemen dengan 319 poin. Kondisi ini menambah tekanan pada Bagnaia yang terus kehilangan poin sejak kecelakaan dalam seri Catalunya.
Persaingan juara akan sangat ketat dalam sisa enam seri, yang diawali dengan balapan seri Indonesia di Sirkuit Mandalika, 13-15 Oktober 2023. Dalam balapan ini, posisi pemuncak klasemen berpotensi berubah jika Martin terus menjaga momentumnya.
Martin tampil solid dalam balapan di Sirkuit Twin Ring Motegi yang berlangsung dalam kondisi basah, dan sempat dinyatakan bendera merah di akhir lap ke-13. Balapan sempat ditunda 20 menit dan para pebalap melakukan putaran pemanasan. Namun, kondisi cuaca buruk dan hujan yang masih lebat membuat balapan kembali dinyatakan bendera merah. Poin penuh pun diberikan kepada pebalap karena telah menyelesaikan lebih dari 50 persen jarak balapan.
Martin finis terdepan, disusul oleh pebalap tim pabrikan Ducati, Bagnaia, serta pebalap Repsol Honda, Marc Marquez. Ini merupakan podium pertama Marquez dalam balapan utama musim ini. Martin memenangi balapan ini dengan sangat solid, di mana dia sempat berada di posisi keenam setelah berganti motor di awal lap kedua karena hujan. Namun, pebalap muda Spanyol itu mendahului pebalap di depannya satu per satu, Marco Bezzecchi, Aleix Espargaro, Marc Marquez, dan Francesco Bagnaia.
”Ya, saya bertekad meraih hasil bagus hari ini. Ketika saya melihat hujan mulai turun saat menggunakan ban slick, saya menunggu di belakang Pecco (Bagnaia) untuk melihat apa yang akan dia lakukan. Begitu dia berhenti, saya pun berhenti bersama dia (melakukan pit stop). Saya melakukan pit stop yang sangat bagus, tetapi saya sempat mengalami kebingungan terkait posisi saya,” ujar Martin di parc ferme.
Martin yang menyadari posisinya di belakang kemudian mulai menyerang dan mendahului para pebalap dengan pace yang solid. Dia sangat percaya diri dalam kondisi trek yang berbahaya itu.
Kemenangan ini membuat Martin dalam posisi yang sangat mengancam Bagnaia di puncak klasemen.
”Kemudian, saya memiliki feeling bagus meskipun saya sempat kehilangan ban depan sehingga saya melebar. Kemudian saya bisa memperbaiki posisi, mengendalikan bukaan gas dengan baik, saya juga merasakan daya cengkeram ban belakang yang bagus. Saya bisa mendahulu mereka semua dan mencetak jarak untuk memenangi balapan ini, itu luar biasa. Saya sangat senang, beruntung semua pebalap baik-baik saja, tetapi ini sangat berbahaya untuk meraih poin,” kata Martin yang meraih kemenangan pertama dalam balapan basah.
Kemenangan ini membuat Martin dalam posisi yang sangat mengancam Bagnaia di puncak klasemen. Kedua pebalap itu kini hanya terpaut tiga poin. Dalam balapan ini, Bagnaia finis di posisi kedua, yang merupakan podium pertamanya dalam balapan basah.
”Saya senang karena ini pertama kali saya berada di podium dalam kondisi basah. Sayangnya, kondisi seperti ini terlalu berisiko untuk balapan karena hujan terlalu lebat. Kami memiliki peluang untuk menang, tetapi apa pun itu, saya senang dengan posisi kedua. Jorge meraih beberapa poin lebih banyak, tetapi saya sangat senang,” ucap Bagnaia.
Peluang menang juga dimiliki oleh Marquez karena dia memiliki pace yang solid dalam kondisi basah. Itu dibuktikan dengan perbaikan posisi dari peringkat kelima hingga finis di posisi ketiga karena bendera merah. Namun, juara enam kali MotoGP itu menilai, keputusan menghentikan balapan sangat tepat karena kondisi sangat berbahaya.
”Di awal kondisinya sangat kering, dan ketika terus menggunakan ban kering saat hujan turun, Anda akan kehilangan banyak waktu,” ucap Marquez.
Marquez termasuk dalam rombongan pebalap yang langsung mengganti ban kering dengan ban basah di awal lap kedua. Dia pun sangat kompetitif dalam kondisi berisiko itu.
”Namun, saya tetap tenang, kemudian saya melihat banyak air di trek dan saya mulai menyerang dan mulai maju selangkah demi selangkah. Tetapi, direktur balapan melakukan pekerjaan dengan sangat baik karena mereka menghentikan balapan pada waktu yang tepat. Kondisinya terlalu banyak air di trek dan tidak ada jalur balapan,” ujar Marquez.
Keputusan itu dia nilai tidak masalah meskipun dia memiliki peluang untuk memenangi balapan. ”Bahkan, bagi saya, tidak masalah meskipun saya memiliki peluang mememangi balapan. Mereka melakukan pekerjaan yang bagus, jadi selamat untuk para pebalap di depan saya,” kata Marquez.