Jorge Martin: Saya seperti Bermimpi
Jorge Martin tidak pernah berharap bisa masuk dalam persaingan juara MotoGP dengan berada di posisi kedua, hanya delapan poin dari pemuncak klasemen. Kini, dia bertekad menutup peluang Francesco Bagnaia menang di Motegi.
MOTEGI, SABTU — Jorge Martin merasa seperti bermimpi karena tidak pernah berharap masuk dalam persaingan juara MotoGP dengan selisih hanya delapan poin dari Francesco Bagnaia di puncak klasemen. Pebalap muda Spanyol itu kini bertekad melanjutkan momentum positif yang diraih sejak balapan di Barcelona untuk meraih gelar juara.
Akhir pekan ini, di Motegi, Jepang, Martin kembali solid, meraih pole position, memenangi balapan sprint, dan bertekad menutup peluang Bagnaia menang dalam balapan utama, Minggu (1/10/2023).
”Wah, saya seperti bermimpi karena saya tidak pernah berharap ada di titik ini, bersaing di posisi kedua dengan selisih delapan poin. Saya tidak percaya jika Anda mengatakan ini tiga, empat bulan lalu. Namun, sekarang kami di sini, jadi perlu mengambil keuntungan dari posisi ini karena kami cepat, kami konsisten, mari coba lakukan itu,” ungkap Martin terkait peluang meraih gelar juara MotoGP.
Jika pebalap tim Prima Pramac Racing itu bisa meraih gelar juara MotoGP 2023, dia akan menjadi pebalap pertama dari tim independen yang melakukan itu. Peluang itu sangat terbuka dengan 13 balapan tersisa, termasuk balapan utama seri Jepang, yang berlangsung Minggu mulai pukul 13.00 WIB.
Martin menunjukan konsistensinya di level tertinggi sejak finis ketiga dalam balapan utama di Barcelona, awal September lalu. Dia kemudian memenangi seri Misano dan finis kedua di India. Dalam balapan sprint, dia meraih tiga kemenangan beruntun di Misano, India, dan Motegi, Sabtu (30/9/2023).
Baca juga: Kemenangan Martin Alarm bagi Bagnaia
Dia kini bertekad menyapu bersih seri Jepang, dengan memenangi balapan utama. Namun, tantangan dalam balapan 24 putaran itu tidak mudah, karena perlu melakukan start brilian, kemudian membuat selisih waktu, serta mengatur ritme pace untuk mengelola ban.
Martin juga merasa dirinya perlu lebih baik lagi di sejumlah tikungan karena Bagnaia masih lebih cepat di sejumlah titik. Padahal, dalam sprint, dia menang dengan selisih 5,279 detik atas Bagnaia di posisi ketiga dan 1,390 detik atas pebalap KTM Brad Binder di posisi kedua.
”Sulit untuk meningkatkan itu (pace), tetapi selalu ada ruang untuk peningkatan. Kita lihat saja karena yang lain juga akan melakukan sesuatu untuk menjadi lebih dekat, itu pasti,” ujar Martin kepada TNT Sports.
”Jelas, besok Pecco tidak ingin tertinggal lima detik. Jadi, kita lihat saja, karena, yang pasti, di beberapa tikungan, Pecco masih lebih cepat. Jadi saya perlu lebih baik di tikungan-tikungan itu sehingga tidak ada peluang dia untuk menang,” ujar Martin.
Pebalap muda Spanyol itu dengan solid melakukan balapan sprint di Motegi. Namun, dia belum puas dengan pace balapan. Dia pun akan mempelajari data hasil balapan sprint untuk mendapatkan celah perbaikan.
”Saya tidak terlalu terkesan (dengan pace saya), karena saya benar-benar tancap gas, tetapi waktu putaran seperti itu. Padahal, saya dalam mode time attack,” ungkap Martin.
Baca juga: Binder Cetak Rekor di Motegi dengan Sasis Karbon KTM
Wah, saya seperti bermimpi karena saya tidak pernah berharap ada di titik ini, bersaing di posisi kedua dengan selisih delapan poin.
”Kemudian, saya mulai menerapkan cruising mode, kita sebut begitu, saya sedikit melambat begitu merasakan penurunan (daya cengkeram) ban. Namun, bukan hanya saya yang merasakan, menurut saya Brad juga kesulitan, karena jarak melebar. Kemudian, saya tetap tenang dan mempelajari sesuatu untuk besok,” ujar Martin.
”Saya juga merasa sangat kuat dengan ban ini, jadi itu penting. Menurut saya, kuncinya adalah start, dengan start terdepan dan mempertahankan posisi terdepan di lap pertama, itu sangat bagus,” ujar Martin yang menggunakan ban belakang kompon lunak.
Pilihan ban
Dalam balapan utama yang menempuh 24 putaran, pilihan ban belakang akan sangat krusial, terutama karena kondisi trek yang panas. Para pebalap akan terbagi dua, yaitu menggunakan ban kompon medium untuk stabilitas dan kompon lunak untuk mendapat pace yang solid. Ban depan akan tetap menggunakan ban kompon keras.
”Jika Anda melakukan empat putaran dan kemudian masuk garasi, Anda akan melihat penurunan (ban). Namun, saat Anda melakukan lebih banyak putaran atau melakukan beberapa putaran beruntun, Anda tidak merasakan penurunan itu. Laju keausan ban menjadi semakin baik dan mengapa tidak berharap pilihan ban akan sama untuk besok karena ban belakang kompon lunak sangat konsisten. Saya sudah mengatakan kemarin bahwa keausan ban belakang bukan masalah. Jadi bisa menggunakan itu untuk balapan besok,” kata Piero Taramasso, Manajer Motorsport Roda Dua Michelin, pemasok ban MotoGP.
”Hari ini, semua pebalap menggunakan ban depan kompon keras dan ban belakang kompon lunak. Untuk besok, ban depan akan tetap dengan kompon keras, untuk ban belakang beberapa pebalap akan memilih kompon medium untuk mendapatkan stabilitas yang lebih di belakang,” jelas Taramasso.