Petembak Muhammad Sejahtera Dwi Putra melanjutkan tren positifnya. Seusai meraih emas ”running target” 10 meter, dia kembali meraih emas yang kali ini berasal dari ”running target mixed” 10 meter.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH DARI HANGZHOU, CHINA
·4 menit baca
HANGZHOU, KOMPAS — Setelah meraih emas dari nomor perlombaan perseorangan running target 10 meter dalam Asian Games Hangzhou, China, 2022, Senin (25/9/2023), petembak Muhammad Sejahtera Dwi Putra melanjutkan tren positifnya dengan meraih emas dari nomor perseorangan running target mixed 10 meter, Selasa (26/9/2023). Hasil itu membuat cabang menembak kian percaya diri untuk menyumbangkan emas lebih banyak bagi Indonesia.
”Saya sangat bersyukur bisa meraih emas kedua di Asian Games kali ini setelah hanya meraih perak (perseorangan running target mixed 10 meter) di Asian Games 2018 (Jakarta-Palembang). Ini semua berkat dukungan dan doa dari orang-orang terdekat. Ada motivasi tambahan dari wajah anak yang selalu terbayang. Dan ada kekuatan mental dari dalam hati dan pikiran usai melakukan Yasinan semalam,” ujar Sejahtera sehabis perlombaan.
Dalam perlombaan di Fuyang Yinhu Sports Centre, Hangzhou, Provinsi Zhejiang, itu, Sejahtera langsung melesat memimpin di 20 tembakan pertama dengan total skor 189-6x (6 tembakan tepat sasaran di tengah target). Dia unggul atas 17 pesaing, termasuk dua rekan senegaranya, yaitu Irfandi Julio dan Muhammad Badri Akbar.
Memasuki 20 tembakan terakhir yang dilakukan seusai istirahat beberapa menit, Sejahtera sempat melorot ke urutan kedua karena tersusul skor petembak Korea Selatan, Jeong Youjin, yang lebih dahulu menyelesaikan lomba dengan total skor 377-6x. Namun, Sejahtera bangkit di dua tembakan akhir yang nyaris sempurna berada di tengah sasaran. Dua tembakan itu membawanya kembali berada di urutan pertama dengan total skor 378-11x.
Namun, Sejahtera dan rekan-rekan setim Indonesia, antara lain teman sesama atlet dan pelatih, belum sepenuhnya bisa berpesta. Posisi Sejahtera belum aman karena masih ada petembak Korea Utara, Kwon Kwangil, yang belum melakukan 20 tembakan terakhir dan berpotensi menyalipnya.
Akhirnya, Sejahtera dan rekan-rekan setim Indonesia berpelukan merayakan kepastian emas yang diraih Sejahtera.
Beruntung, Kwon hanya mampu menyalip Jeong. Total skor Kwon dan Jeong sama-sama 377 poin, tetapi Kwon unggul tembakan yang tepat sasaran di tengah target dengan perbandingan 9x berbanding 6x.
Akhirnya, Sejahtera dan rekan-rekan setim Indonesia berpelukan merayakan kepastian emas yang diraih Sejahtera. Mata mereka berkaca-kaca karena tak kuasa menahan haru bisa menyumbangkan dua emas untuk kontingen ”Merah Putih”.
”Ini semua hasil kerja keras kita selama lima tahun terakhir. Kita semua jatuh bangun bersama menghadapi semua hambatan dan rintangan. Yang paling sulit tentunya menjaga pikiran tetap jernih agar konsentrasi atau fokus tidak terganggu dalam lomba. Sekali saja pikiran terganggu, hasil nembak-nya pasti jelek,” ungkap Sejahtera.
Selain meraih emas, Sejahtera bersama Irfandi dan Akbar turut menyumbangkan medali perunggu dari nomor tim running target mixed 10 meter. Total skor Sejahtera mampu mengangkat skor akumulasi dari Irfandi dan Akbar yang kurang optimal. Irfandi berada di urutan ke-13 dengan total skor 362-5x dan Akbar di peringkat ke-16 dengan 358-6x.
Secara keseluruhan, menembak telah menyumbangkan dua emas dan dua perunggu untuk Indonesia. Sehari sebelumnya, selain emas dari Sejahtera di nomor perseorang running target 10 meter, trio Sejahtera dan kawan-kawan turut meraih perunggu dari nomor tim running target 10 meter.
”Saya tidak pernah memberikan target kepada para atlet karena saya tidak mau membebani mereka. Tapi, saya tetap memberikan motivasi agar mereka berusaha untuk mengharumkan nama bangsa, mengibarkan bendera Merah Putih di tiang tertinggi. Para atlet punya tekad yang sama, mereka ingin memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara. Melihat progres mereka dalam latihan, sejak awal, saya yakin para atlet mampu meraih medali ataupun emas di sini,” kata pelatih running target Indonesia, Masruri.
Dua emas itu menjadi prestasi terbaik menembak Indonesia dalam ajang multicabang, terutama selama keikutsertaan di Asian Games sejak edisi pertama di New Delhi, India, 1951. Prestasi fenomenal itu kian menegaskan kebangkitan menembak dalam lima tahun terakhir.
Ketua Umum PB Perbakin Joni Supriyanto mengungkapkan, kunci sukses menembak sejauh ini adalah komitmen para pengurus untuk menyelenggarakan kejuaraan rutin hampir setiap bulan sejak era kepemimpinannya yang dimulai pada akhir tahun 2018. Bagi Joni, menembak adalah olahraga pikiran. Maka itu, kalau sering mengikuti pertandingan, pikiran dan mental para atlet akan semakin terasah sehingga menembaknya bisa otomatis dan akurat.
Adapun Joni belum puas dengan dua emas. Mantan Kepala BAIS TNI itu ingin menyumbangkan emas lebih banyak lagi dari nomor-nomor lain yang masih dipertandingkan. ”Target saya membawa petembak Indonesia jadi juara di Olimpiade, bukan hanya di sini,” ucap Joni.