Setelah tampil pada turnamen profesional WTA 1000 Guadalajara, Aldila Sutjiadi tidak memiliki waktu untuk rehat. Dia langsung terbang ke China untuk mengikuti Asian Games Hangzhou 2022.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
KOMPAS/DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
Petenis Indonesia, Aldila Sutjiadi dan Jessy Rompies, meluapkan kegembiraan bersama Wynne Prakusya usai mengalahkan ganda putri asal Thailand dua set langsung pada SEA Games Kamboja di Morodok Techo National Stadium, Selasa (9/5/2023).
HANGZHOU, SENIN -Sehari setelah tiba di Hangzhou, China, dari Meksiko, Aldila Sutjiadi bermain dalam dua nomor cabang tenis Asian Games 2022. Petenis Indonesia itu bisa mengatasi jet lag dan rasa lelah hingga memenangi pertandingan ganda putri dan campuran.
Dalam pertandingan sesi Senin (25/9/2023) siang di Hangzhou Olympic Sports Park Tennis Center, Aldila menjalani babak pertama ganda putri bersama Janice Tjen. Mereka mengalahkan pemain Uzbekistan, Akgul Amanmuradova/Sevil Yuldasheva, dengan skor 6-2, 6-4.
Sore harinya, perjalanan Aldila untuk mempertahankan medali emas ganda campuran, bersama Christopher “Christo” Rungkat, dimulai pada babak kedua. Dengan lawan yang belum begitu sulit untuk dihadapi, yaitu Abhilasha Bista/Abhishek Bastola (Nepal), pasangan Indonesia unggulan kelima itu menang double "bagel", 6-0, 6-0, dalam waktu 51 menit.
Aldila menjalani dua pertandingan tersebut hanya sehari setelah tiba dari Meksiko. Sebagai petenis yang aktif bermain dalam turnamen profesional, Aldila memiliki agenda yang padat. Pekan lalu, dia bermain bersama Miyu Kato (Jepang) pada nomor ganda putri, yang saat ini menjadi spesialisasinya, di ajang WTA 1000 Gualajara. Mereka juga tampil pada semua Grand Slam pada tahun ini dan bertahan hingga babak ketiga pada setiap turnamennya.
AP/MARK J. TERRILL
Arsip foto tanggal 17 maret 2023 menampilkan petenis Indonesia, Aldila Sutjiadi, berpasangan dengan petenis Jepang, Miyu Kato, melawan Beatriz Haddad Maia/Laura Siegemund (Brasil/Jerman) dalam turnamen Indian Wells di California, AS.
“Ya, sebenarnya masih agak capek, tetapi saya sudah bisa tidur. Mungkin, butuh beberapa hari untuk menghilangkan jet lag, tapi kondisi saya sudah lumayan baik,” tutur Aldila setelah memenangi pertandingan ganda campuran.
Aldila/Christo, yang membuat kejutan dengan meraih medali emas ganda campuran Asian Games Jakarta Palembang 2018, ditargetkan bisa meraih prestasi yang sama di Hangzhou. Meskipun tidak bisa dikatakan lebih mudah dibandingkan empat nomor lain, persaingan ganda campuran bisa memunculkan kejutan karena sektor ini hanya dipertandingkan dalam ajang multicabang dan Grand Slam. Sementara tunggal putra-putri dan ganda putra-putri selalu ada dalam turnamen profesional ATP/WTA.
“Seperti pada Asian Games 2018, saya rasa persaingan ganda campuran akan ramai. Banyak lawan bagus dalam persaingan di sini,” kata Aldila.
Banyak pengalaman
Berdasarkan daftar unggulan, pesaing terberat ganda campuran Indonesia adalah dua unggulan teratas asal India, yaitu Ankita Raina/Yuki Bhambri dan Rutuja Bhosale/Rohan Bopanna. Bopanna, yang berusia 43 tahun, memiliki banyak pengalaman menembus babak-babak akhir Grand Slam dalam nomor ganda.
Pemain yang berpasangan dengan Aldila pada Amerika Serikat Terbuka 2023 itu mencapai final di turnamen yang sama pada ganda putra bersama Matthew Ebden (Australia). Bopanna pernah menjuarai ganda campuran Grand Slam, yaitu di Perancis Terbuka 2017 bersama Gabriela Dabrowski (Kanada). Jika perjalanan kedua pasangan itu mulus, Aldila/Christo dan Bhosale/Bopanna berpeluang bertemu pada perempat final.
Selain Aldila/Christo, ganda campuran Indonesia juga diwakili Jessy Rompies/David Agung Susanto. Mereka menjalani persaingan dari babak pertama melawan Zhanel Rustemova/Dmitry Popko (Kazakhstan) dan menang dengan skor 6-4, 6-2.
Kemenangan David dan Christo pada ganda campuran membayar kekalahan mereka pada babak kedua ganda putra. David, yang berpasangan dengan adiknya, Anthony Susanto, disingkirkan unggulan kedua asal India, Saketh Myeneni/Ramkumar Ramanathan 3-6, 2-6. Adapun Christo/Nathan Anthony Barki kalah tipis dari Pruchya Isaro/Maximus Parapol Jones (Thailand) 3-6, 6-4, 7-10. Dengan demikian, tim tenis Indonesia tak lagi memiliki wakil pada nomor ganda putra.