Persebaya Surabaya kembali menghadirkan luka dan duka dengan kemenangan 3-1 (2-0) atas Arema FC di Liga 1 jelang setahun insiden berdarah Tragedi Kanjuruhan dengan korban 135 jiwa penggemar sepak bola.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Dengan kemenangan 3-1 (2-0), Persebaya Surabaya kembali menghadirkan tragedi untuk tim tamu Arema FC di pekan ke-13 Liga 1 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (23/9/2023).
Gol untuk tuan rumah dicetak oleh sayap serang Bruno Moreira pada menit ke-27, bek Dusan Stevanovic menit ke-45, dan gelandang serang Ze Valente menit ke-49. Tim tamu cuma membalas dengan gol teramung sayap serang Dedik Setiawan pada menit ke-65.
Tuan rumah membuka keran gol lewat Bruno yang memanfaatkan kecerobohan bek Saeful Anwar. Saeful bermaksud membuang bola di lini luar pertahanan, tetapi bola malah mendarat ke kaki Bruno. Pemain asal Brasil ini kemudian menusuk ke sektor kanan dalam pertahanan untuk melesatkan tembakan ke sudut kiri gawang yang gagal dijangkau kiper Garcia Schwarzer. Garcia adalah anak dari Mark Schwarzer, bekas kiper klub Liga Inggris, yakni Fulham, Chelsea, dan Leicester City.
Arema FC nyaris menyamakan skor ketika tendangan Dedik pada menit ke-35 gagal dijangkau kiper Andhika Ramadhani, tetapi dapat disapu oleh bek Catur Pamungkas. Selanjutnya, Garcia bekerja keras dengan menggagalkan dua tembakan ke gawang. Namun, di tambahan waktu babak pertama, gawang Garcia kembali jebol karena tandukan Stevanovic yang memanfaatkan umpan Bruno.
Babak kedua baru berjalan empat menit, kapten dan bek Reva Adi mengirim umpan lambung ke jantung pertahanan Arema FC. Umpan itu dibuang dengan sundulan oleh bek CR de Almeida. Sayangnya, bola jatuh di luar kotak penalti di mana Ze Valente berdiri dan segera melepaskan tendangan first time yang menjadi gol. Sebiji gol balasan gagal menyelamatkan tim tamu.
Inilah kemenangan perdana Persebaya bersama pelatih Josep Gombau Balague yang baru menangani tim di dua laga. Kemenangan ini membuat ”Green Force” merangkak ke urutan lima klasemen sementara dengan 21 poin dari enam kemenangan, tiga seri, dan empat kekalahan. Persebaya mencetak 16 gol dan kemasukan dengan jumlah yang sama.
Bagi Arema FC, kekalahan itu menjadi yang pertama setelah empat laga sebelumnya positif dengan dua kemenangan dan dua seri. Tim asuhan JF Martins Valente, ayahanda Ze Valente, itu tertahan di urutan keenam belas alias zona degradasi dengan 10 poin dari dua kemenangan, empat seri, dan tujuh kekalahan. Arema FC telah kebobolan 25 gol dan baru mencetak 13 gol. Sembilan gol Arema FC disumbang oleh penyerang Gustavo Almeida Dos Santos, tetapi di laga penuh gengsi melawan Persebaya ini ia tidak bisa tampil akibat akumulasi kartu kuning.
Kemenangan itu kian membuat Persebaya dominan atas Arema FC. Sejak 2018, kedua tim telah bertemu sepuluh laga. Persebaya menang enam laga, sedangkan Arema FC menang tiga laga. Kedua tim sekali imbang.
Dalam laga yang dihadiri oleh 25.000 orang Bonek, pendukung Persebaya, sesuai kuota dan izin dari Kepolisian Daerah Jatim, tuan rumah lebih dominan. Mengutip data dari laman resmi Ligaindonesiabaru.com, perbandingan Persebaya dan Arema FC dalam penguasaan bola 51:49, tembakan 18:7, tembakan ke gawang 9:4, umpan sukses 330:305, tendangan sudut 12:2, dan tekel sukses 21:20. Arema FC sedikit lebih baik dalam akurasi tembakan, yakni 80:65, sedangkan umpan gagal 64:78, pelanggaran 17:19, dan kartu kuning 2:4.
Laga diwarnai bayang-bayang setahun Tragedi Kanjuruhan. Insiden berdarah pada 1 Oktober 2022 itu terjadi seusai laga Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang. Di sana terjadi penembakan gas air mata kepada penonton yang mengakibatkan kematian 135 jiwa yang mayoritas adalah Aremania, fans Arema FC. Kasus ini menjadi peristiwa terkelam dalam sejarah sepak bola nasional dan terburuk di dunia terkait keselamatan dan keamanan penonton oleh petugas di stadion.
Dalam laga itu, sulit dipastikan adakah kehadiran Aremania di antara Bonek yang memadati tribune utara, VIP, sampai selatan. Kuota yang diberikan memang jauh di bawah kapasitas 45.000 kursi arena.
Gelora Bung Tomo akan menjadi lokasi penyisihan Grup A dan 16 besar Piala Dunia U-17 pada 10-21 November 2023. Setelah laga kontra Arema FC, untuk kepentingan Piala Dunia U-17, Persebaya ”terusir” alias harus menjalani laga kandang di stadion lain. Sejumlah arena yang dipertimbangkan ialah Gelora 10 November (Tambaksari), Gelora Joko Samudro di Gresik, dan Gelora Delta di Sidoarjo.