Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti akhirnya tak bisa lagi menahan rasa lelah. Mereka kalah pada perempat final China Terbuka. Indonesia pun hanya punya satu wakil yang akan tampil di semifinal.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
CHANGZHOU, JUMAT - Ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, akhirnya tak bisa menahan rasa lelah setelah bersaing di Kejuaraan Dunia. Upaya mereka untuk bertahan pada turnamen China Terbuka BWF World Tour Super 1000 akhirnya berhenti pada perempat final.
Langkah mereka dihentikan pasangan Korea Selatan, Baek Ha-na/Lee So-hee, dengan skor 15-21, 21-18, 10-21 di Changzhou Olympic Sports Center pada Jumat (8/9/2023). Kedua pasangan bertemu dua pekan lalu pada babak ketiga Kejuaraan Dunia di Denmark tetapi dengan hasil berbeda. Saat itu, Apriyani/Fadia lolos hingga ke final meski akhirnya kalah dari pemain China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.
Setelah semua kemampuan dimaksimalkan di Kejuaraan Dunia, fokus dan fisik Apriyani/Fadia akhirnya menurun ketika menghadapi Baek/Lee. Apalagi, mereka bertanding selama dua jam 17 menit pada dua babak sebelumnya dan bertanding kembali selama satu jam 15 menit pada perempat final.
“Kami kelelahan. Fokus kami menurun. Ini menjadi catatan bahwa kami harus lebih siap lagi untuk bermain konsisten pada setiap laga dan pada setiap turnamen dengan jadwal yang padat,” tutur Apriyani.
Pemain berusia 25 tahun itu menyebut, untuk menjalani jadwal padat, dia harus menguatkan tekad dan fokus sebagai faktor yang dinilainya paling penting. “Bila pikiran dan hati kami kuat, badan akan mengikuti,” katanya.
Meski demikian, peraih medali emas ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 bersama Greysia Polii itu, tak begitu kecewa dengan penampilan mereka dalam dua kejuaraan terakhir. “Kami merasa lebih nyaman dalam bermain karena saling percaya. Semangat ini yang akan terus kami bawa pada pertandingan-pertandingan berikutnya,” ujar Apriyani yang direncanakan mengikuti Hongkong Terbuka pada pekan depan.
Di Kejuaraan Dunia, Apriyani/Fadia menjadi wakil Indonesia yang menjalani paling banyak pertandingan, yaitu lima, sejak babak kedua hingga final. Sebagai salah satu dari 16 unggulan, mereka mendapat bye pada babak pertama.
Berselang empat hari setelah kembali dari Denmark, mereka dan pemain Indonesia lainnya berangkat ke China. Apriyani/Fadia menjadi bagian dari pemain yang wajib mengikuti semua turnamen Super 1000 yang terdiri atas China Terbuka, Malaysia Terbuka, Indonesia Terbuka, dan All England.
Sesuai peraturan BWF tentang komitmen pemain top dunia, pemain tunggal dengan ranking 15 besar dunia dan 10 besar pemain ganda, dari daftar peringkat 15 November 2022, wajib mengikuti jumlah dan jenis turnamen yang ditentukan. Di antara turnamen wajib itu adalah empat kejuaraan berlevel Super 1000.
Selain Apriyani/Fadia, perjalanan ganda putra Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri, juga, berakhir pada perempat final. Mereka tak kuasa mengimbangi kecepatan dan kekuatan juara dunia, Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae (Korea Selatan), hingga kalah 15-21, 17-21.
Dengan demikian, hanya ada satu wakil Indonesia yang akan tampil pada semifinal, Sabtu, yaitu Jonatan Christie. Dia menang dalam persaingan dengan sesama tunggal putra Indonesia saat melawan Shesar Hiren Rhustavito dengan skor 21-12, 21-17.
Lawan berikutnya yang akan dihadapi tunggal putra Indonesia unggulan kelima itu adalah antara Viktor Axelsen (Denmark) dan Loh Kean Yew (Singapura). Keduanya bersaing pada perempat final yang berlangsung Jumat malam waktu Indonesia.
Kejutan terjadi pada nomor ganda campuran ketika tak ada satu pun pasangan China yang lolos ke semifinal. Padahal, tuan rumah memiliki empat wakil, tiga di antara mereka memiliki peringkat sepuluh besar dunia.
Ganda campuran tuan rumah yang terakhir tersisih adalah pasangan nomor satu dunia, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong. Mereka kalah dari juara dunia, Seo/Chae Yu-jung (Korea Selatan) 21-17, 13-21, 17-21.
Ini menjadi kekalahan kedua Zheng/Huang, juara China Terbuka dalam tiga edisi terakhir, dari Seo/Chae setelah final Kejuaraan Dunia. Padahal, Zheng/Huang selalu menang dalam sembilan pertemuan sebelumnya.