Start yang buruk bisa menjadi malapetaka tim AS ketika berhadapan dengan Italia. Rekor sempurna mereka sudah tercoreng akibat itu.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MANILA, SENIN — Amerika Serikat, tim unggulan teratas Piala Dunia FIBA 2023, ternyata tidak sempurna seperti yang dibayangkan. Kekalahan pertama di turnamen dari Lituania, tepat sebelum laga perempat final, mengekspos cela mereka. Tim Italia yang sedang berapi-api sudah siap memanfaatkan kegundahan AS.
Babak perempat final akan dimulai pada Selasa (5/9/2023). Dari tiga negara tuan rumah saat babak grup dan babak kedua, seluruh pertandingan mulai saat ini akan terpusat di Stadion Mall of Asia Arena, Manila, Filipina. Salah satunya, juara Grup I Italia akan menantang peringkat kedua Grup J AS.
Siapa sangka, AS yang dihuni kumpulan bintang NBA ternyata kalah di laga terakhir babak kedua dari Lituania, 104-110, Minggu kemarin. Tim asuhan pelatih Steve Kerr itu pun harus merelakan rekor sempurna tanpa kalah dan status juara grup. Tekanan dan keraguan mulai dirasakan Anthony Edwards dan rekan-rekan.
Kami beruntung karena kekalahan tidak merusak tujuan kami untuk meraih emas. Namun, itu laga hebat yang bagus untuk pengalaman tim.
Kerr mengatakan, tim-tim Eropa seperti Lituania diuntungkan karena terbiasa dengan aturan FIBA, sementara mereka yang terbiasa di NBA masih beradaptasi. ”Kami beruntung karena kekalahan tidak merusak tujuan kami untuk meraih emas. Namun, itu laga hebat yang bagus untuk pengalaman tim,” ujarnya di konferensi pers.
Dari kualitas individu, tidak ada yang bisa mengimbangi AS. Mereka memiliki banyak bintang muda ternama, seperti Edwards (22), Austin Reaves (25), dan Paolo Banchero (20). Beberapa tahun ke depan, mereka dipercaya akan menjadi wajah terdepan di NBA yang merupakan kiblat basket dunia tersebut.
Keunggulan para individu pula yang membuat AS sering terjebak dengan kepercayaan diri berlebihan. Mereka selalu memulai laga dengan lambat sejak awal turnamen. Di kuarter pertama, AS hanya unggul rerata 1,2 poin atas lawan-lawannya. Adapun mereka tertinggal 12-31 versus Lituania.
AS baru serius dan bangkit setelah paruh kedua. Di kuarter ketiga, mereka mampu unggul rerata 9,2 poin. Termasuk lawan Lituania, mereka unggul 28-17 di kuarter tersebut. Namun, semua sudah terlambat bagi skuad asuhan Kerr karena ketinggalan terlalu jauh di kuarter awal.
Italia, di atas kertas, kalah jauh dalam kualitas pemain dari AS. Seperti tim-tim Eropa kebanyakan, mereka mengandalkan kolektivitas dan efisiensi bermain. Menariknya, Italia datang ke perempat final dengan motivasi tertinggi. Pencapaian itu adalah yang terbaik bagi ”Negara Pizza” itu sejak Piala Dunia 1998.
Italia sempat terpuruk setelah kekalahan di babak grup dari Republik Dominika. Lalu, mereka bangkit lewat kemenangan beruntun di babak kedua atas Serbia dan Puerto Rico. Forward NBA dari klub Utah Jazz, Simone Fontecchio (27), memimpin tim ke perempat final, termasuk mencetak 30 poin saat mengandaskan Serbia.
”Bahkan, ibu saya pun tidak percaya kami bisa melakukan ini. Sejak hari pertama, saya mengatakan kepada para pemain untuk mulai bermimpi. Kemudian kami bisa mencapai yang terbaik dan mereka melakukannya,” kata Pelatih Kepala Italia Gianmarco Pozzecco, seperti dikutip situs resmi FIBA.
Pozzecco adalah jimat keberuntungan Italia. Selalu ada namanya ketika tim peringkat ke-10 dunia itu meraih prestasi terbaik. Saat masih bermain, dia turut mengantarkan Italia ke perempat final Piala Dunia Yunani 1998 dan juga membantu tim meraih perak di Olimpiade Athena 2004.
Adapun skuad Italia akan membawa pertarungan dengan AS ke ranah lebih personal. Itu mengingat Banchero yang berdarah AS dan Italia ternyata lebih memilih bergabung bersama tim ”Paman Sam”. Padahal, Banchero sudah digadang-gadang akan menjadi pemimpin Italia di masa depan.
Pertahanan rentan
AS sudah membuktikan di laga sebelumnya, kecemerlangan kualitas individu tidak cukup membawa kemenangan. Edwards sudah menyumbang 35 poin dengan akurasi sangat baik, 53,8 persen. Namun, semua itu tidak cukup karena Lituania bisa berpesta di pertahanan mereka dengan mencetak lebih dari 100 poin.
Italia bisa mengikuti strategi Lituania yang mengincar pemain bertahan terbaik AS, yaitu forward Jaren Jackson Jr. Bermain dengan bola kecil atau tanpa center murni, Jackson ditugaskan menjaga center lawan. Adapun pemain dari klub Memphis Grizzlies itu berstatus NBADefensive Player of The Year2023.
Lituania mengeksploitasi Jackson dengan center andalan Jonas Valanciunas atau para guard yang memancingnya keluar dari zona nyaman di area dalam. Hasilnya, Jackson hanya bertahan 15 menit 26 detik di lapangan sebelum diusir karena terkena 5 pelanggaran. Tanpa pemain bertahan terbaik itu, benteng AS sangat rapuh.
Pemain AS, Mikal Bridges, berkata, timnya sangat berbakat, tetapi belum terbukti sebagai kesatuan tim. Mayoritas pemain AS merupakan debutan di turnamen resmi FIBA. ”Masih sering terjadi salah komunikasi. Itu yang harus diperbaiki di laga selanjutnya. Kami tidak akan pulang begitu saja,” ujarnya pada EuroHoops.
Di perempat final lain, Lituania akan berhadapan dengan Serbia pada Selasa sore. Lituania merupakan satu dari dua tim yang belum terkalahkan sepanjang turnamen. Rekor mereka sempurna, 5-0. Asisten pelatih Lituania adalah Giedrius ”Ghibbi” Zibenas yang pernah melatih beberapa musim di Indonesia.